Kurang darah atau anemia merupakan gangguan kesehatan saat sel darah merah atau hemoglobin sedang tak berfungsi dengan baik atau mengalami penurunan kadar di bawah normal. Akibat kondisi ini, organ tubuh tak mendapatkan pasokan oksigen cukup sehingga membuat penderita pucat dan mudah lelah. Nah, gejala anemia adalah tanda-tanda di mana tubuh mengalami penurunan fungsi akibat berkurangnya hemoglobin. Penyebab anemia cukup beragam mulai dari masalah kekebalan tubuh, kondisi hamil, riwayat penyakit kronis, hingga masalah kesehatan dengan sumsum tulang.
Baiknya gejala anemia pada remaja dan anak nggak disepelekan, karena bisa berimbas ke masalah kesehatan lainnya. Tak cuma rasa lelah yang berkepanjangan, bahaya anemia lain seperti menurunannya sistem kekebalan tubuh, gangguan jantung, gangguan kehamilan, depresi, hingga kematian pun bisa saja terjadi. Untuk melakukan tindak pencegahan, pahami betul seperti apa gejala anemia akut dan ringan yang biasa terjadi pada tubuh. Berikut ulasannya.
ADVERTISEMENTS
Berdasarakan klasifikasi dan penyebabnya, jenis anemia ternyata cukup beragam
Klasifikasi anemia sendiri dikelompokkan berdasarkan kadar hemoglobin (Hb) dalam tubuh. Kisaran Hb normal ialah antara 13,5 – 17,5 g/dL untuk pria dan 12 – 15,5 g/dL untuk wanita. Jika Hb kurang dari itu, maka seseorang sudah bisa dianggap mengalami anemia. Dari sinilah, klasifikasi tingkat keparahan anemia dikelompokkan; dari ringan, sedang, hingga berat yang masing-masing tergantung pada seberapa rendah Hb dalam darah.
Nah, berikut jenis anemia berdasarkan penyebabnya:
1. Anemia defisiensi besi
Anemia ini terjadi akibat tubuh yang kekurangan zat besi dan membuat Hb berkurang. Penyebabnya bisa karena kehamilan, gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh, efek samping obat, hingga penyakit tertentu seperti kanker, radang usus, dan mioma.
2. Anemia aplastik
Anemia ini terjadi akibat kerusakan di bagian sumsung tulang belakang penderitanya di mana ia jadi tak bisa memproduksi sel darah. Walau jarang terjadi, tapi anemia ini bisa menyerang siapa saja. Proses penyembuhannya dilakukan melalui obat, transfusi darah, atau bahkan transplantasi sumsung tulang belakang.
3. Anemia hemolitik
Anemia ini terjadi akibat kerusakan sel darah merah yang lebih cepat dibanding regenerasinya. Umumnya, kondisi ini diturunkan secara genetik dari orang tua atau didapat setelah lahir karena infeksi bakteri, penyakit autoimun, atau efek samping obat.
4. Anemia sel sabit
Penyebab anemia ini ialah mutasi atau perubahan genetik pada sel darah. Sesuai namanya, mutasi ini membuat kepingan sel darah merah jadi berbentuk seperti bulan dengan tekstur kaku dan lengket. Padahal seharusnya, bentuk sel darah merah ialah bulat pipih dengan bertektur cair supaya mudah mengalir dalam pembuluh darah.
Sebenarnya masih banyak jenis anemia lainnya seperti anemia thalassemia atau anemia defisiensi vitamin. Namun keduanya memiliki gejala yang hampir mirip dengan penyakit anemia lainnya.
ADVERTISEMENTS
Berikut gejala anemia yang umum terjadi di banyak orang, nggak terkecuali gejala anemia pada wanita
- Saat anemia, tubuh tak memiliki hemoglobin yang cukup sehingga semua sel dan jaringannya akan kekurangan oksigen yang secara nggak langsung bisa membuatmu mudah lelah.
- Karena kekurangan sel darah merah dan asupan oksigen, maka beberapa bagian tubuh seperti tangan, kelopak mata bawah, bibir, dan lidah akan jadi lebih pucat.
- Pusing dan sakit kepala bisa terjadi karena hemoglobin yang membawa oksigen ke seluruh tubuh tak berjalan dengan baik sehingga otak nggak punya pasokan oksigen yang cukup.
- Anemia juga bisa membuatmu mudah sesak napas. Lagi-lagi karena nggak ada Hb yang cukup di bagian paru-paru sehingga kadar oksigen pun berkurang.
- Ternyata jantung yang berdetak lebih cepat dan kencang juga bisa terjadi karena anemia. Sebab, minimnya hemoglobin membuat jantung harus bekerja lebih keras untuk mengalirkan darah beroksigen.
ADVERTISEMENTS
Biar lebih jelas, ketahui juga gejala anemia berat berdasarkan jenis-jenisnya. Berikut penjelasannya
1. Gejala anemia defisiensi besi
- Mudah lelah
- Kuku rapuh dan gampang patah
- Lidah sakit bahkan hingga bengkak
- Nyeri di mulut akibat bibir pecah-pecah
- Ngidam sesuatu yang aneh, seperti kertas dan es batu. Disebut dengan gangguan makan pica.
- Kuku jadi berbentuk seperti sendok atau disebut Koilonychias
2. Gejala anemia hemolitik
- Mengalami jaundice atau kondisi di mana kulit, kuku, dan bagian putih mata menguning.
- Terdapat luka borok bernanah yang sulit sembuh, biasanya ada di sekitar kaki.
- Limpa bengkak
- Bagian perut atas terasa sakit
3. Gejala anemia aplastik
- Timbul rasa mual yang cukup sering
- Muncul ruam pada kulit
- Urine mengeluarkan darah
- Pembengkakan di area perut dan kaki
4. Gejala anemia sel sabit
- Gampang capek
- Mudah sakit dan rentan terhadap infeksi
- Nyeri sendi atau sakit perut yang cukup parah
- Hambatan pertumbuhan dan perkembangan anak
5. Gejala anemia kronis akibat kerusakan sel darah merah
- Kulit mengalami perubahan warna menjadi kuning atau disebut jaundice
- Warna urine berubah merah atau cokelat
- Mendadak muncul luka di kaki
- Merasakan gejala batu empedu
- Adanya gangguan pertumbuhan pada bayi dan anak
ADVERTISEMENTS
Gejala anemia pada anak awalnya sering sulit dikenali bahkan ada yang baru terdeteksi setelah terjadi komplikasi. Sebelum itu terjadi, cegah dengan memperhatikan tanda-tanda berikut ini
- Anak sering terlihat lemas dan lelah
- Agak kurang suka bermain atau berinterkasi dengan teman atau orang di sekelilingnya.
- Bagian kulit tampak lebih pucat atau kekuningan
- Mata menguning
- Sering mengeluh sakit kepala, pusing, atau bahkan nyeri di tulang maupun bagian tubuh tertentu.
- Jantung si kecil berdebar lebih cepat
- Kerap mengalami sesak napas
- Rentan terhadap infeksi
- Kalau ada luka biasanya agak sulit sembuhnya
Gejala lain yang biasa muncul dan cukup sering dikeluhkan ialah kesulitan belajar karena tak bisa konsentrasi. Baiknya lebih waspada karena anak juga bisa mengalami satu kondisi anemia defisiensi zat besi karena pica. Jika kamu merasa si kecil punya kebiasaan aneh yakni memasukkan sesuatu ke dalam mulut misalnya es batu atau tepung maizena, baiknya awasi atau segera konsultasikan ke dokter.
ADVERTISEMENTS
Meski seringnya gejala penyakit ini sulit disadari, kamu bisa melakukan tindak pencegahan anemia sejak dini. Begini caranya
- Tingkatkan konsumsi makanan untuk anemia yang kaya akan zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Kandungan gizi ini bisa ditemukan pada telur, daging tanpa lemak, sayuran hijau seperti bayam dan sawi, serta kerang laut.
- Menambah asupan vitamin dalam tubuh juga perlu dilakukan. Apalagi jika kamu belum memenuhi kebutuhan vitamin C dalam sehari, yakni 75 mg untuk orang dewasa.
- Baiknya tunda dulu pemberian susu sapi pada anak di bawah usia 1 tahun. Melansir laman CNN, tujuan penundaan pemberian susu sapi dilakukan untuk menghindari risiko iritasi pada usus yang bisa menyebabkan pendarahan dan hilangnya zat besi.
- Gunakan alat makan berbahan besi. Kandungan asam pada makanan bisa mengikis zat besi di alat masak atau makan. Misalnya, saus tomat yang dimasak di wajan besi akan membuat kandungan zat besi di dalamnya meningkat.
Jika terlanjur mengalami anemia, kamu juga bisa mengonsumsi obat anemia yang ada di apotek seperti Sangobion atau suplemen vitamin B12 dan asam folat. Anemia ringan memang nggak bahaya, tapi jika tak ditangani, juga bisa menyebabkan masalah kesehatan lainnya dan memicu anemia yang lebih parah. Semoga kamu selalu sehat, ya!