Beberapa orang nggak bisa hidup tanpa teman, sebab bersama teman mereka bisa berbagi suka dan duka. Bagi orang seperti ini, nggak punya teman akan memberikan beban tersendiri baik untuk kesehatan fisik maupun mental. Namun, beberapa lainnya merasa nyaman menghabiskan waktu sendiri tanpa adanya teman atau orang-orang yang mereka sayangi. Padahal, disadari atau nggak, hal ini membawa dampak buruk bagi kesehatannya.
Guy Winch, seorang psikolog dan penulis buku Emotional First Aid: Healing Rejection, Guilt, Failure, and Other Everyday Hurts memaparkan fakta-fakta mengenai betapa bahayanya menjadi seorang kesepian yang berdampak ‘kematian’. Simak yuk, siapa tahu kamu salah satunya!
1. Ternyata punya banyak teman bukan jaminan, beberapa orang merasa kesepian justru di tengah keramaian
Orang yang memiliki banyak teman dianggap lebih jarang mengalami kesepian dibandingkan dengan orang yang memiliki lebih sedikit teman. Namun faktanya nggak begitu. Banyak orang yang justru merasa kesepian di situasi yang ramai ketika mereka berada di lingkaran sosial mereka. Banyak juga yang merasa nggak kesepian meski mereka menghabiskan waktu sendirian. Jadi, kaitan antara jumlah teman dan tingkat kesepian tampaknya hanya mitos belaka.
Munculnya rasa kesepian sepenuhnya bergantung pada kualitas hubungan sosial seseorang. Percuma punya teman segudang, kalau kamu tidak merasakan ikatan dan kedekatan dengan mereka.
2. Layaknya penyakit berbahaya, kesepian ternyata bisa menular!
Seseorang yang merasa kesepian bisa dengan mudah mengenali orang lain yang senasib di sekitarnya. Sebuah penelitian mendapati bahwa lebih dari periode enam bulan, orang-orang yang kesepian akan terdorong ke garis batas jejaring sosialnya, bersama orang-orang kesepian lainnya. Waduh, sampai segitunya!
3. Kesepian mengubah persepsi seseorang terhadap suatu hubungan, mereka memandang hubungan sosial yang dimilikinya SAMA SEKALI nggak berharga
Studi tentang kesepian menunjukkan bahwa, orang-orang yang merasa kesepian dapat membuat mereka kurang menghargai hubungan dengan lingkungan sekitarnya. Ingatan buruk tentang rasa sepi itu justru menarik mereka makin menjauh dari orang-orang yang mereka kasihi. Hal itu juga disebabkan karena teman-teman mereka yang seringkali nggak peka dan nggak berusaha mengusir rasa kesepian itu.
4. Parahnya, kesepian sama saja dengan terkena obesitas dan merokok 15 batang setiap harinya
Risiko yang dihadapi orang yang kesepian bertahun-tahun ternyata sama besarnya dengan perokok. Keduanya sama-sama mempengaruhi kesehatan dalam jangka panjang.
Seseorang yang mengalami kesepian, tubuhnya akan mengaktifkan sinyal ‘fight or flight’ yang biasanya muncul ketika seseorang diserang stres. Sinyal ini kemudian akan meningkatkan jumlah protein bernama fibrinogen. Fibrinogen yang dikeluarkan berlebihan akan menaikkan tekanan darah dan memicu penumpukan deposit lemak di pembuluh darah layaknya penyakit kardiovaskular. Sama seperti efek merokok selama bertahun-tahun.
5. Insomnia merupakan salah satu gejala seseorang mengalami kesepian, bagaimana denganmu?
Salah satu gejala kesepian yang bisa diwaspadai adalah ketika kamu merasa susah tidur. American Academy of Sleeping Medicine mengungkap bahwa orang yang kesepian seringkali merasa sulit tidur dan mengalami insomnia. Hasil ini didapatkan peneliti setelah mengamati 95 partisipan di Dakota Selatan.
Peneliti menemukan bahwa, orang yang merasa paling kesepian memiliki tingkat gangguan tidur dan insomnia yang lebih tinggi.
6. Karena kesehatan tubuh yang kerap terganggu, sistem kekebalan tubuh pun akan semakin kacau
Gejala paling umum dari rasa kesepian adalah rasa hampa yang berubah wujud menjadi rasa nyeri di dada dan datang sewaktu-waktu. Orang yang tengah mengingat masa-masa kesepian dalam hidupnya akan merasa kedinginana dalam arti yang sebenarnya. Temperatur tubuh mereka akan menurun ketika mereka mencoba mengingat masa itu.
Belum lagi, tekanan darah yang meningkat akibat rasa tertekan dan stres yang muncul berakibat fatal terhadap kesehatan tubuh. Karenanya, sistem kekebalan tubuh akan menurun dan menyebabkan seseorang yang kesepian ini mudah terserang penyakit.
7. Kecintaan pada harta dapat menyebabkan kesepian. Kurangnya interaksi sosial dengan sesama menjadi pemicunya
Rasa kesepian berkaitan dengan kecintaan seseorang terhadap harta benda mereka. Beberapa contohnya adalah ketika seseorang terlalu cinta pada komputer, mobil, rumah, dan harta benda lainnya. Kecintaan pada harta benda akan membuat orang kurang interaksi sosial, hal ini memicu rasa kesepian serta menurunkan tingkat kebahagiaan.
8. Pernikahan juga nggak menjamin seseorang bebas dari rasa sepi dalam hidupnya. Begini penjelasannya…
Penelitian menyebutkan bahwa lebih dari 60 persen orang yang kesepian ternyata sudah berkeluarga. Ketika pasangan dalam suatu hubungan pernikahan nggak lagi berbagi perasaan, pikiran, dan pengalaman yang mendalam satu sama lain, maka akan mudah merasa jauh dan kesepian.
Dalam kondisi hubungan seperti ini, seseorang merasa pasangannya nggak mampu menawarkan keintiman yang dia inginkan.
9. Pada akhirnya, efek terburuk dari kesepian adalah meningkatkan risiko kematian!
Fakta yang menyedihkan adalah bahwa kurangnya perasaan terhubung dengan orang lain akan memperpendek usia.
Hasil penelitian yang dilakukan di Brigham Young University menyebutkan bahwa, perasaan subjektif dari kesepian meningkatkan risiko kematian sebesar 26%. Isolasi sosial atau kurangnya koneksi sosial dan pola hidup dalam kesendirian sendiri dapat menyebabkan kerusakan kesehatan pada seseorang. Setiap perasaan sepi yang dirasakan, menyumbang setidaknya 29%Â sampai 32% tingkat resiko kematian.
Mari kita ambil hikmah positifnya bersama. Bahwa menjadi penyendiri itu tak selamanya menyenangkan, tapi juga tak sebegitu menyeramkan. Intinya, kamu adalah makhluk sosial yang sangat berhak untuk berinteraksi, pun mendapatkan peran penting di lingkungan sekitarmu. Cheers!