Dari Adu Mulut Ke Adu Jotos? Jangan, Dong. Yuk Belajar Cara Debat Dari Kakek Moyang!

Proses pemungutan suara yang bertujuan menentukan presiden kita untuk lima tahun ke depan sudah rampung. Dari rangkaian proses pencalonan, kampanye, hingga pencoblosan, kita menyaksikan perdebatan yang sengit. Semua pihak punya pandangan masing-masing, tapi nggak mau saling dengar. Ujung-ujungnya kita adu mulut, adu status Facebook, twitwar, bahkan adu kekerasan!

Bentrokan Antar Pendukung Capres di Yogyakarta Juni Lalu

Bentrokan Antar Pendukung Capres di Yogyakarta Juni Lalu via pemilu.tempo.co

Tanggal 9 Juli sudah lewat. Sekarang waktunya kita belajar bagaimana mengobrol, berdiskusi, hingga berdebat dengan lebih sopan dan manusiawi. Masak nggak capek gontok-gontokan kayak kemarin? Nggak usah jauh-jauh, ternyata buyut-buyut kita sudah pernah menyusun peraturan tentang cara mengutarakan pendapat dengan lebih beradab dan terhormat. Mereka sendiri menyebutnya sebagai ‘kode gentleman‘.

Sutan Sjahrir, Haji Agus Salim, Soemitro Djojohadikusumo, Charles Tambu, Soedjatmoko

Sutan Sjahrir, Haji Agus Salim, Soemitro Djojohadikusumo, Charles Tambu, Soedjatmoko via www.tempo.co

Tentu saja kakek moyang kita serta pendiri bangsa ini harus setia pada ‘kode gentleman’. Kemerdekaan Indonesia nggak cuma diraih lewat senjata, Bro, tapi juga lewat meja runding. Nah, bisa bayangin ‘kan gimana jadinya Indonesia seandainya pendiri bangsa kita nggak piawai dalam mengambil hati negarawan-negarawan dari bangsa lain?

Sebagai anak-anak mereka, nggak seharusnya kita melupakan warisan para pendiri bangsa. Nah, cara ngobrol ala mereka ini udah Hipwee rangkum ke dalam petunjuk berikut:

ADVERTISEMENTS

1. Jangan Keras Kepala

Kamu tahu lawan bicaramu keliru. Walau begitu, kamu nggak perlu mati-matian membela opinimu sampai kalian bertengkar dan hubungan jadi renggang. Mending kamu bawa percakapan ke topik yang berbeda.

Boleh juga sih tetap mendiskusikan topik yang sama. Tapi jangan lupa, orang lain punya hak untuk tidak dijejali paksa oleh ide-idemu. Mending kamu pasang telinga dan mendengarkan opini mereka. Jika keyakinanmu berbeda, ungkapkan alasannya apa.

Mungkin akhirnya mereka menyukai sikapmu dan dapat menerima pandanganmu. Mungkin juga kalian berdua akan tetap tak saling setuju. Satu yang pasti, dalam hati mereka pasti akan mengakui kalau kamu gentleman.

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS

2. Memotong Lawan Bicara? Haram Hukumnya

Jangan langsung memberitahu saat lawan bicaramu lupa detail nama atau tanggal. Kecuali, kalau dia memang memintamu. Menyelesaikan kalimat yang dimulai orang lain juga etika yang buruk dalam percakapan. Biarkan dia merampungkan kata-katanya. Siapa tahu, maksud dia sebenarnya jauh berbeda dari perkiraanmu.

Jangan pula memotong meskipun dia sedang menceritakan joke yang udah pernah kamu dengar sebelumnya. Bisa-bisa kamu merusak semangat dan mood-nya hari itu. Dan secara gak sadar, kamu udah merendahkan kemampuan seseorang untuk menyampaikan pemikirannya.

ADVERTISEMENTS

3. Kuncinya Kesopanan

Hindari memberi kesan tak peduli, bahkan ketika lawanmu berbicara panjang lebar. Walau apa yang dia sampaikan membosankan, jangan menoleh jam tangan, melihat ponsel, membaca buku, atau aktivitas-aktivitas lain yang menunjukkan bahwa perhatianmu terbelah. Usahakan untuk fokus pada lawan bicaramu. Ini adalah kunci dari sebuah percakapan yang menarik.

ADVERTISEMENTS

4. Ngobrol Dengan Ramah

Diskusi ramah

Diskusi ramah via www.isthmuscatholic.org

Dalam percakapan berkelompok, jangan pernah turut bercuap-cuap jika orang lain di kelompok itu sedang bicara. Jangan pula membesarkan suaramu hanya untuk mengalihkan perhatian ke dirimu. Hindari kalimat yang membuatmu terlihat angkuh kayak diktator. Ngobrol itu harusnya penuh keramahan, mengalir bebas dan jujur.

5. Sesuaikan Dengan Sikon

Sesuaikan isi pembicaraanmu dengan situasi dan kondisi yang sedang kamu temui. Pertimbangkan pula waktu dan tempatmu berada. Jangan samakan obrolan di gym dengan obrolan di pertemuan keluarga. Dengan memperhatikan sikon, kamu bisa membuat diskusi jadi menyenangkan dan “pas” bagi semua pihak yang terlibat.

6. Tetap Rendah Hati

Hipwee tahu kamu punya banyak prestasi. Tapi, menyombongkan pekerjaan dan pendapatan pribadimu adalah hal yang kurang sopan dalam sebuah percakapan. Ini bisa membuat lawan bicaramu merasa direndahkan, lho.

Menyombongkan relasi yang kebetulan kamu kenal juga bukan perilaku ideal. Apalagi kalau pembicaraanmu nggak nyambung sama relasi yang kamu sebutin! Contoh: kamu dan lawan bicaramu sedang mengobrol soal sepakbola. Eh, tiba-tiba lawan bicaramu bilang, “Teman dekat saya, Bu Ani Yudhoyono, suka ngajak saya mancing…”  Kamu pasti bakal terpaku dan nggak tahu harus menimpali apa.

Lawan bicaramu akan keberatan jika topik yang kalian bicarakan hanya tentang kamu, kamu, dan kamu. Kamu nggak perlu menyinggung soal pekerjaan atau bisnismu, kecuali jika ditanya. Orang yang benar-benar hebat adalah orang yang tak merasa ia perlu membuktikan apapun.

7. Jangan Sok Pintar

Cowok terpelajar

Cowok terpelajar via www.ar.itb.ac.id

Seseorang yang terpelajar seharusnya mengerti juga pentingnya kesopanan. Walau dia memiliki wawasan yang mungkin lebih luas dari lawan bicaranya, dia nggak akan pamer. Dia juga nggak akan membuat lawan bicaranya merasa inferior ketika berdiskusi. Alih-alih menentukan topik, gentleman ini akan bicara secara jujur dan apa adanya, menyesuaikan dengan luwesnya pada topik yang sedang dibicarakan.

8. Jadilah Pendengar Yang Baik

Mendengarkan lawan bicara sangat penting nilainya dalam diskusi manusia beradab. Dengan mendengar, kamu bisa belajar dari lawan bicaramu tentang hal-hal yang belum kamu ketahui. Kemampuan mendengarkan lebih mendefinisikanmu dari kemampuan merangkai kata. Makanya, setelah yakin dengan kemampuan lidahmu berbicara, asah juga telingamu kamu untuk mendengar, mencerna dan memahami perkataan orang lain.

9. Hati-Hati Dalam Mengutip

Kamu boleh mengutip perkataan orang terkenal untuk menambah kekuatan argumenmu. Tapi pastikan kalau lawan bicaramu tahu siapa yang kamu kutip itu. Hindari terlalu sering menggunakan kutipan yang sudah klise, karena bisa menimbulkan kesan bahwa kamu gak punya pendapat sendiri. Hati-hati juga dalam menggunakan istilah yang bersifat keilmuan. Kalau disalahgunakan, ini malah bikin kamu terdengar lucu bin blo’on.

Jika kamu memang ilmuwan atau ahli di sebuah bidang, hindari istilah teknis yang terlalu njelimet bagi telinga awam. Akan tetapi, kalau kamu gak sengaja keceplosan jangan bikin kesalahan yang lebih fatal dengan bersusah payah memberikan penjelasan ilmiah karena lawan bicaramu gak akan tertarik.

10. Ketika Bicara Dengan Orang Asing

Ketika Bicara Dengan Orang Asing

Ketika Bicara Dengan Orang Asing via theconversation.com

Ketika ngobrol dengan orang asing yang kebetulan belum lancar berbahasa Indonesia, dengarkan dia dengan seksama. Maklumi saja dia yang masih terbata-bata. Jangan menertawai keterbatasan Bahasa Indonesia yang ia miliki.

Kalau dia memulai obrolan dengan bahasa Indonesia, balas dengan bahasa Indonesia juga walaupun harus diulang-ulang agar dia mengerti. Tapi kalau kamu yang memulai obrolan dan memang paham bahasa negara asalnya, bicaralah dalam bahasa asalnya dari awal. Itu bukan menunjukan kesombongan, tapi kebaikan karena dia pasti akan senang diajak bicara dengan ‘lidah’ aslinya.

11.  Berhenti Menjilat

Misalnya, ketika kamu berbincang dengan seorang penulis, jangan berusaha mengambil hatinya dengan memberi tulisan mereka pujian tertinggi. “Bukunya Mbak bener-bener mengubah hidup saya!” akan terdengar sedikit lebay. Cukup kutip beberapa kata dari buku mereka — itu sudah menunjukkan kalau kamu sudah pernah membaca dan mengagumi karya yang mereka tulis.

12. Perhatikan Hal-Hal Sensitif

Sebisa mungkin, hindari topik-topik sensitif seperti masalah pribadi atau konflik keluargamu sendiri di dalam percakapan. Sebaliknya, saat teman karibmu menceritakan masalah rumahnya kepada kamu, jangan disebar ke pihak-pihak lain yang suka penasaran. Pegang terus kepercayaan yang sudah teman karibmu berikan padamu. Mungkin kamu sudah dianggap sebagai keluarganya sendiri.

13. Hindari Bergunjing

Jangan Bergosip, apalagi sama mafia

Jangan Bergosip, apalagi sama mafia via roundinguptheusualsuspects.files.wordpress.com

Jangan bandingkan satu teman dengan teman lain. Jika ingin membicarakan soal kebaikan mereka, utarakan dengan adil dan bijak. Jangan unggulkan satu orang di atas yang lain, bagaimanapun dua-duanya temanmu, lho!

Hindari juga obrolan yang dapat merugikan pihak yang gak hadir di sana. Seorang gentleman gak akan bergunjing atau sudi mendengarkan gunjingan. Bergunjing, menggosip, atau fitnah merupakan kegiatan yang cukup menjijikan bagi cewek dan sangat tercela untuk cowok.

14. Bedakan Pujian Dengan Sanjungan

Sedikit pujian pada lawan bicara sangat diperbolehkan. Tapi sanjungan (apalagi kalau lebay) harus kamu hindari. Kalau kamu menyanjung diri sendiri, kamu akan terlihat egois. Kalau kamu menyanjung cewek, mereka akan merendahkanmu karena gak punya topik pembicaraan yang lain. Pujian, seperti “Sepatu kamu bagus” akan terdengar jauh lebih tulus daripada “Kakimu jadi jenjang deh gara-gara pakai sepatu cantik itu”. Cewek lebih senang jika kamu ajak ngobrol sesuatu yang lebih penting dan bermanfaat daripada jika kamu fokus pada dirinya.

15. Jaga Image

Jangan kebablasan dalam bercanda. Menyelipkan joke dalam percakapan aja udah cukup, nggak perlu mengeluarkan aksi konyol yang bisa menjauhkan kamu dari citra gentleman. Kamu gak mau ‘kan disebut sebagai Si Badut di tiap pertemuan atau pesta? Tetap tenang, sopan dan ramah dalam sebuah diskusi.

Sekali lagi, diskusi itu bukan soal siapa yang paling benar. Diskusi itu soal mendengarkan, menghargai lawan bicara beserta ide dan pandangannya, dan berusaha menjadi orang yang lebih baik dari sana.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Football, Music, Movie.