Aku minta maaf, ya, tapi… kan kamu yang mulai duluan
Jengkel nggak kalau ada orang yang meminta maaf dengan embel-embel kata “tapi”? Bukannya mengakui kesalahan, dia justru memberi kesan bahwa kita adalah pihak yang sebenarnya patut disalahkan karena memicu gara-gara sejak awal. Permintaan maaf yang seharusnya bertujuan untuk memperbaiki keadaan malah membuat hubungan makin merenggang.
Ada lagi permintaan maaf yang nggak kalah bikin kesal dan emosi, yakni dengan mengucapkan, “Iya deh, aku yang salah. Aku minta maaf.” Cara meminta maaf ini bukan cuma mengesankan kerterpaksaan, tapi juga basa-basi semata. Nggak ada ketulusan dalam setiap kata yang diutarakan, apalagi mengakui kesalahan. Kita yang mendengarnya pun nggak nyaman.
Jadi, kamu mau minta maaf atau menambah panjang pertengkaran?
Kata “maaf ” memang mampu meluluhkan hati dan membuka pintu keharmonisan, bahkan kata ini tergolong kata ‘sakti’ yang harus dikuasai siapa aja sepanjang hidupnya. Namun, bila kita nggak tahu cara mengucapkannya dengan benar, “maaf” tak ubahnya kata tanpa makna. Padahal, kata ini perlu diucapkan dengan penuh ketulusan dan kesadaran diri bahwa kita cuma manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan.
Kamu nggak mau, kan, relasimu dengan orang lain berantakan gara-gara salah mengucapkan kata “maaf”? Hipwee Premium udah merangkum cara meminta maaf yang tepat nih. Ssst… sedikit bocoran aja. Kamu bakal mendapatkan resep meminta maaf yang terbukti bisa menunjukkan ketulusan hati dan memperbaiki suasana. Yuk, belajar mengekspresikan maaf tanpa banyak kata “tapi” atau basa-basi!
ADVERTISEMENTS
1. Pahami letak kesalahanmu. Ada kalanya kata ini nggak perlu diucapkan, lo
Perselisihan dalam hubungan, apa pun bentuknya, lumrah terjadi. Dari konflik yang muncul, ada banyak hal yang bisa dipelajari, misalnya belajar untuk memahami diri sendiri dan orang lain. Jadi, nggak jauh beda dengan orang lain, kita pun bisa melakukan kesalahan dan itu bukan sesuatu yang memalukan. Sebaliknya, orang yang tahu dan berani mengakui kesalahan adalah sosok yang patut diacungi jempol.
Nah, ketika hubungan memburuk, kita mungkin bertindak berlebihan sehingga menyakiti orang lain. Kalau kamu di posisi ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah merenungkan pertengkaran yang baru saja terjadi. Jangan buru-buru merespons, termasuk mengucapkan maaf. Kamu punya PR untuk memahami situasinya sehingga kamu tahu letak kesalahanmu ataupun letak kesalahan orang lain.
Ada baiknya hindari meminta maaf, sedangkan kamu nggak melakukan kesalahan.
Jika dilakukan berulang-ulang, sikap ini malah berdampak nggak baik untuk diri sendiri maupun hubungan. Pasalnya, ada pihak yang sepenuhnya bertanggungjawab atas hal-hal yang sebenarnya tanggung jawab pihak lain.
Hindari pula meminta maaf, tapi kamu nggak tahu pasti kesalahanmu. Cara ini justru membuat orang lain terluka karena permintaan maafmu terasa ‘kosong’. Jika memang kesulitan mengetahui kesalahan, coba buka ruang diskusi dengan orang yang bersangkutan. Tanyakan apa aja perkataan, perbuatan, atau sikapmu yang ternyata menyinggungnya.
ADVERTISEMENTS
2. Udah tahu kesalahanmu? Jangan bersikap defensif. Masalahnya bisa runyam~
Menyadari dan mengakui kesalahan bukan sesuatu yang mudah dilakukan. Dibutuhkan kesiapan dan kelapangan hati agar bisa menyadarinya. Jika belum mampu untuk mengakuinya dengan jujur, nggak apa-apa, SoHip. Berikan waktu pada dirimu sendiri untuk memproses perasaan tersebut. Yang terpenting, kamu nggak boleh berlaku defensif, apalagi agresif. Sadari kesalahanmu dan hindari melimpahkan kesalahan pada orang lain.
ADVERTISEMENTS
3. Tentukan waktu yang tepat untuk meminta maaf
Jika waktunya nggak mendukung, permintaan maaf juga bisa menimbulkan masalah. Misalnya, kamu dalam kondisi masih emosi atau doi juga belum cukup tenang, permintaan maaf bisa jadi dipahami dengan cara yang berbeda. Alangkah baiknya, tentukan waktu untuk meminta maaf dengan mempertimbangkan kondisi kedua belah pihak sehingga kalian sama-sama siap membahasnya dengan kepala dingin.
ADVERTISEMENTS
4. Katakan dengan jujur, tulus, tanpa ada kata “tapi”
Ucapkan kata “maaf” dengan jujur dan tulus. Pilih kata-kata yang menggambarkan ketulusan tersebut. Dinukil dari beberapa sumber, usahakan untuk menghindari menggunakan kata “tapi” atau susunan kalimat yang menandakan keterpaksaan dan basa-basi. Beberapa kalimat yang sebaiknya kamu hindari saat meminta maaf:
Ya udah, aku minta maaf
Aku minta maaf, tapi…
Iya deh, aku salah.
Daripada debat terus, aku minta maaf deh
Meminta maaf bukan perkara gengsi, tapi tentang menggunakan rasa empati. Posisikan diri sebagai orang lain yang telah tersakiti oleh dirimu. Bukankan rasanya nggak enak ketika mendengarkan permintaan maaf yang terpaksa? Jadi, tunjukkan tanpa berusaha membenarkan diri, SoHip~
Aku salah | Illustration by Hipwee
ADVERTISEMENTS
5. Ekspresikan penyesalan dan kesedihan karena telah menyakiti orang lain
Agar orang lain memahami ketulusanmu, tunjukkan penyesalan dan kesedihan dengan porsi yang pas. Kamu nggak perlu mengungkapkannya secara berlebihan karena bisa membuat orang lain risih. Cobalah dengan mengekspresikan penyesalan karena sudah menyakiti orang lain. Ini beberapa contoh kalimat yang bisa kamu gunakan:
Aku berharap aku bisa lebih bijaksana lagi dalam bertindak
Kuharap, aku bisa memikirkan perasaanmu juga waktu itu
Aku sangat menyesal telah mengucapkan kata-kata menyakitkan ke kamu
Ungkapkan penyesalan dengan menyebutkan kesalahanmu sehingga doi tahu bahwa kamu benar-benar menyadari kesalahan dan menyesali perbuatan. Namun, jangan sampai pengakuan dan permintaan maafmu sampai merendakan diri sendiri, ya. Tunjukkan dengan kadar kepercayaan dan kerendahan hati yang tepat.
6. Siap diri untuk bertanggung jawab dan mendapatkan risiko atas kesalahan
Tindakanmu yang salah pasti memberikan dampak nggak enak buat orang lain. Hatinya bisa tersakiti cukup dalam. Ketika meminta maaf, sadari bahwa ada risiko yang harus kamu tanggung nantinya. Bisa jadi doi nggak pengin berhubungan denganmu lagi atau ingin membatasi interaksi untuk sementara waktu. Tugasmu adalah menerima apa pun risiko tersebut meski cukup menyedihkan.
Menghormati keputusannya merupakan bentuk kamu mengambil tanggung jawab atas kesalahanmu. Selain itu, coba tawarkan atau tanyakan tanggung jawab apa yang bisa kamu lakukan untuknya. Penuhi tanggung jawab, tapi sesuaikan dengan kemampuanmu juga, ya. Tawarkan bentuk tanggung jawab lain bila kamu nggak menyanggupi bentuk tanggung jawab yang diinginkannya.
7. Tebus kesalahan dengan berusaha memperbaiki diri. Tunjukan komitmen untuk berbenah jadi lebih baik
Dikutip dari Very Well Mind, cara lain untuk menunjukkan pemintaan maaf yang serius adalah dengan berkomitmen memperbaiki diri. Setelah sadar perilakumu salah, udah sewajarnya kamu mengubah kebiasaan buruk itu, kan? Bukan cuma niat dan kesungguhanmu yang tampak dengan jelas, tapi orang lain bisa melihat keseriusanmu untuk membangun kepercayaan lagi. Sederhananya, kamu punya tekad untuk menjalin hubungan yang lebih sehat ke depannya. Salut!
Mengucapkan kata “maaf” dengan tulus | Illustration by Hipwee
8. Yuk, mulai bicarakan lagi batasan masing-masing agar saling menghormati dan menghargai!
Timbulnya konflik bisa jadi karena ada batasan diri maupun orang lain yang dilanggar. Makanya, penting sekali untuk menegaskan kembali batasan masing-masing pihak ketika kamu meminta maaf. Batasan ini menjadi pagar yang membuat hubungan kalian tetap sehat. Jadi, pertengkaran di masa lalu bisa dimaknai sebagai momen untuk membangun kembali kepercayaan, batasan, dan perasaan positif di masa depan.
9. Fokus pada tanggung jawab yang perlu kamu jaga, nggak perlu mengharap permintaan maaf dari orang lain
Saat meminta maaf, kamu bertanggung jawab atas peran atau bagianmu dalam memperkeruh hubungan. Namun, tanggung jawab ini bukan berarti kamu mengakui seluruh konflik adalah kesalahanmu. Sadari bahwa orang lain juga punya andil dalam perselisihan yang terjadi, tapi jangan mengharapkannya untuk meminta maaf juga.
Ingat, kamu cuma meminta maaf atas kesalahanmu. Tanggung jawabmu berhenti di situ. Jika orang lain nggak memiliki kemampuan untuk meminta maaf, maka itu bukan tanggung jawabmu lagi. Kamu nggak punya kendali atas tindakan dan perilaku orang lain.
Nggak sedikit orang yang menganggap bahwa meminta maaf adalah akhir dari semua relasi. Padahal, meminta maaf justru membuka awal yang baru. Baik kamu maupun orang lain punya kesempatan untuk menata hubungan dan memperbaiki diri lagi. Pada akhirnya kalian saling tumbuh menjadi manusia yang penuh kasih. Jadi, jangan malu untuk memaafkan dan meminta maaf, SoHip~