Seks masih dianggap sebagai sesuatu yang tabu oleh masyarakat kita, tak terkecuali oleh para orangtua. Padahal, era digital sekarang ini begitu berbahaya, informasi apapun bisa diakses secara bebas oleh anak-anak, tak peduli berapa usia mereka. Jika kita sebagai orangtua nanti, masih terus merasa segan dan enggan untuk berbicara tentang seks pada anak-anak maka mereka akan memilih untuk mencari tahu sendiri. Tanpa pengawasan dan bimbingan orangtua, pengetahuan tentang seks yang anak cari akan dimaknai sesuai dengan informasi yang mereka dapatkan. Padahal belum tentu sumber informasi tersebut memberikan pemahaman yang benar. Untuk itu, di tengah gempuran informasi sudah seharusnya orangtua berani mengambil peran.
Yang sering disalahartikan adalah bahwa pengetahuan tentang seks hanya seputar hubungan seksual saja.
Padahal seks juga berkaitan dengan pengetahuan tentang bagaimana tubuh bekerja, jenis kelamin, memiliki bayi, ekspresi seksual, dan nilai-nilai. Pendidikan seks yang tepat pada anak akan menjadi dasar bagi mereka dalam mengambil keputusan. Tentu penjelasan yang orangtua berikan harus disesuaikan dengan usia si anak. Hipwee melansir Asiaparent dan Detik Health telah merangkumnya untukmu, tentang hal-hal apa saja yang harus kamu ajarkan ke anakmu tentang seks sesuai dengan usia mereka. Kamu yang belum punya anak juga wajib memikirkannya dari sekarang.
1. Jangan dikira tidak ada informasi terkait seksualitas yang bisa diberikan pada anak usia 0-3 tahun, justru ini tahap terpenting
Bukan hanya orangtua yang merasa segan membicarakan hal-hal seksual, anak-anak juga biasanya ragu-ragu untuk menanyakannya. Akan berbeda ceritanya jika sejak dini kita sudah membangun kepercayaan dengan memberikan informasi yang akurat. Anak-anak tidak akan lagi segan bertanya tentang seksualitas ke kita hingga mereka dewasa.
Pengetahuan yang harus kamu berikan:
- Nama-nama bagian tubuh yang sebenarnya, bukan julukan. Jelaskan tentang “penis”, bukan “burung”.
- Perilaku yang boleh dilakukan di rumah dan di tempat umum. Misalnya ajari mereka untuk menggunakan handuk ketika keluar dari kamar mandi.
- Bagian tubuh yang tidak boleh dipertontonkan sembarangan apalagi disentuh orang lain. Kalau ada yang menyentuhnya mereka harus berteriak keras.
- Mengganti pakaian anak di tempat tertutup, meminta izinlah pada mereka saat akan mengganti pakaiannya, “Ibu ganti dulu ya baju adek.”
2. Siap-siap, di usia 4-5 tahun kamu akan mulai mendapatkan pertanyaan yang ‘sulit’ terkait seksualitas, jawabnya harus super hati-hati~
Pengetahuan yang harus kamu berikan:
- Nama-nama bagian tubuh internal dan eksternal yang lebih lengkap, khususnya bagian reproduksi.
- Cara merawat dan membersihkan kelaminnya.
- Cara menjaga kebersihan tubuh dan menghargai tubuh mereka.
Di usia ini anak-anak juga akan mulai bertanya banyak hal, jawablah dengan sederhana, jujur, tanpa harus vulgar. Berikut ini adalah contoh pertanyaan sekaligus saran jawabannya:
- Kenapa aku punya penis tapi teman perempuanku tidak?
Tubuh laki-laki dan perempuan memang berbeda. - Bagaimana bayi bisa berada di perut ibu?
Ibu dan ayah membuat bayi bersama. - Bagaimana cara bayi dilahirkan?
Ibu mengeluarkan bayi dari rahim dengan bantuan dokter. - Kenapa dada ibu besar?
Badan perempuan berubah setelah dewasa.
3. Anak sudah memasuki usia 6-8 tahun? Kamu harus mulai mengajarkan hal-hal dasar mengenai hubungan seksual
Pengetahuan yang harus kamu berikan:
- Bagaimana bayi dibuat, jelaskan secara umum saja. Misalnya:
“Bagian sel ayah yang terkecil, sperma, bertemu dengan bagian sel ibu yang terkecil, sel telur, Mulai dari pertemuan itulah terbentuk kamu di dalam rahim ibu.” - Apa yang akan terjadi saat mereka mengalami pubertas, misalnya payudara akan tumbuh, anak laki-laki akan mimpi basah, dsb.
- Pengertian dasar dalam hubungan seks. Jelaskan bahwa Tuhan menciptakan tubuh laki-laki dan perempuan saling melengkapi seperti permainan puzzle, ketika penis dan vagina bertemu, sperma akan berenang menuju sel telur.
4. Orangtua harus makin waspada ketika anak berada di usia pubertas 9-12 tahun, masa di mana mereka punya banyak sumber informasi
Ingat, di usia ini mungkin anak-anak kita juga sudah mendengar berbagai macam pengetahuan tentang seks dari media atau teman-temannya. Tugas kita sebagai orangtua adalah mendengarkan mereka kemudian meluruskan informasi yang kita anggap kurang sesuai penerimaannya.
Pengetahuan yang harus kamu berikan:
- Pentingnya seks, jelaskan bahwa seks adalah salah satu cara orang dewasa mengungkapkan perasaan cintanya.
- Topik pemerkosaan, yaitu saat seseorang dipaksa melakukan hubungan seks, jelaskan bahwa itu salah dan berbahaya.
- Menstruasi, ereksi, dan ejakulasi adalah hal yang normal.
- Apa yang sebaiknya diakses dari media dan apa yang sebaiknya tidak, jelaskan dampaknya.
Berikut ini adalah beberapa contoh pertanyaan yang sering diajukan oleh anak-anak di rentang usia ini:
- Apa itu menstruasi?
Tanda bahwa perempuan sudah dapat memiliki bayi. - Apa itu ereksi?
Penis menegang karena penyebab tertentu, seperti… - Bagaimana cara orang melakukan hubungan seksual?
Pria memasukkan penisnya ke dalam vagina wanita.
5. Tahap terakhir tapi super penting kamu lakukan saat usia mereka antara 13-18 tahun
Pada tahapan ini, anak-anak mulai merumuskan nilai dan pengertian mereka sendiri. Pastikan mereka sering bertanya dan menjadikan kamu sebagai sumber informasi terpercaya bagi mereka terkait informasi mengenai seksualitas. Jangan melebih-lebihkan penjelasan dan menunjukkan kekhawatiran orangtua karena justru bisa membuat anak jadi tidak lagi terbuka.
Pengetahuan yang harus kamu berikan:
- Bagaimana mengolah ketertarikan mereka terhadap lawan jenis.
- Masalah cinta, keintiman, dan batas hubungan dengan lawan jenis.
- Bagaimana menjalin hubungan dengan teman sebaya, mengelola konflik fisik maupun verbal dan cara menghindar dari situasi yang ‘tidak nyaman’.
Tahapan-tahapan ini harus benar-benar kamu perhatikan agar anak tidak sampai salah mengartikan karena pendidikan seks adalah proses berkesinambungan. Kalau kamu merasa sulit masuk, manfaatkan berita yang sedang hangat seperti misalnya pernikahan artis favorit mereka. Jangan terlalu banyak memberikan larangan dan lebih baik ganti dengan banyaknya saran. Pastikan kamu juga tetap bersikap tegas dalam memberikan telada. Dan yang paling penting jangan sampai membuat topik seksualitas ini menjadi sesuatu yang lucu atau memalukan karena nanti akan membuat anak jadi enggan untuk bertanya lagi. Goodluck ya pahmud dan mahmud!
Seks adalah sesuatu yang indah dan penting dalam kehidupan manusia, tapi ketika salah memaknainya anak-anak kita bisa terjerumus dalam seks bebas ataupun tidak kriminal. Sebagai orangtua lah kita yang bertanggungjawab membantu anak-anak mengembangkan perilaku seks yang sehat dan mengajarkan pemikiran tentang seks yang bertanggungjawab.