Selain film drama dan K-pop nya, Korea juga punya aneka makanan khas yang banyak digemari warga Indonesia. Salah satu yang paling terkenal adalah kimchi dan tteokbokki. Kalau dirasa-rasa, makanan Korea memang punya aroma dan cita rasa tersendiri yang unik dan agak asing di lidah kita — apalagi kalau belum pernah makan masakan Korea sebelumnya. Nah, keunikan pada makanan khas Korea ini muncul karena penggunaan bumbu-bumbu khusus yang jadi ciri khasnya.
Nah, kalau selama ini kamu hanya tahu jenis makanannya saja, Hipwee Tips ingin mengajakmu mengenal aneka bumbu inti yang hampir selalu ada dalam pengolahan masakan Korea.
ADVERTISEMENTS
1. Gochujang atau pasta cabai adalah bumbu yang paling sering digunakan, khususnya untuk menghasilkan hidangan yang berwarna merah
Bumbu Korea gochujang terbuat dari campuran bubuk cabai, tepung beras ketan, fermentasi kedelai dan garam. Rasanya pedas dengan sedikit jejak manis. Biasanya kerap dibubuhkan pada kimchi, tteokbokki, bibimbap, hingga aneka sup. Gochujang juga kadang digunakan untuk merendam daging sebelum dipanggang.
Sebagai salah satu saus Korea yang paling terkenal, gochujang telah diekspor ke berbagai negara. Bahkan untuk negara-negara yang memiliki populasi muslim, gochujang bersertifikat halal pun sudah bisa ditemukan.
ADVERTISEMENTS
2. Kalau yang mirip-mirip taoco namanya doenjang, rasanya sedikit asin
Pasta kedelai yang disebut doenjang ini terbuat dari fermentasi kedelai. Saus Korea yang satu ini warnanya kecokelatan dengan bau yang agak menyengat. Ya bau-bau khas makanan fermentasi gitu. Nah, pasta doenjang biasanya ditambahkan pada ssamjang (saus cocol daging panggang) atau sup kedelai.
ADVERTISEMENTS
3. Meski rasa dan bau kacangnya cukup menyengat, minyak wijen (chamgireum) punya peranan yang sangat penting dalam mengolah masakan tradisional Korea
Chamgireum biasanya digunakan untuk membuat beragam lauk, sup, bubur, saus cocolan, bahkan makanan penutup. Selain itu, chamgireum juga digunakan untuk mencelupkan daging sebelum dipanggang.
ADVERTISEMENTS
4. Pemanis masakan Korea itu nggak pakai gula, tapi pakai sirup untuk menampilkan kesan shiny pada masakan
Sirup yang banyak digunakan untuk pemanis ini terbuat dari jagung (mulyeot), selain itu ada juga yang terbuat dari beras atau tebu. Teksturnya kental dan rasanya manis. Biasanya digunakan dalam pembuatan banchan, galbi jjim, atau ayam goreng Korea.
ADVERTISEMENTS
5. Nggak seperti bubuk cabai biasa, bubuk cabai Korea alias gochugaru memiliki aroma smoky dengan rasa pedas
Rasa pedas yang sedikit manis dalam masakan Korea dihasilkan oleh gochugaru ini. Teksturnya cukup halus dan berwarna merah terang. Gochugaru biasanya digunakan sebagai bumbu untuk memasak rice cake dan mi super pedas.
ADVERTISEMENTS
6. Kecap asin atau soy sauce khasnya Korea namanya ganjang yang juga dibuat dari fermentasi kedelai
Di Korea terdapat dua jenis soy sauce sebagai pengganti garam, yakni ganjang dan guk ganjang. Ganjang biasa dipakai untuk tumisan, rebusan, marinasi daging panggang atau bumbu korean bbq, bahkan sebagai saus cocolan. Sedangkan guk ganjang yang rasanya lebih asin digunakan untuk sup, namul (sayuran berbumbu), dan muchim (salad mentimun pedas).
7. Pecinta jjajangmyeon tentu nggak asing lagi dengan pasta kedelai hitam atau chunjang yang adalah bahan utamanya
Chunjang terbuat dari kacang kedelai hitam, tepung dan karamel yang difermentasi selama beberapa waktu. Rasanya asin bercampur manis dan terkadang agak pahit. Sebelum digunakan, baiknya masak chunjang terlebih dahulu karena terasa pahit jika langsung disajikan.
8. Kecap ikan atau aekjeot biasa digunakan dalam pembuatan kimchi untuk mempercepat proses fermentasi
Aekjeot yang sering digunakan biasanya terbuat dari ikan teri atau myeolchi aekjeot, meski ada juga aekjeot yang terbuat dari belut pasir. Selain kimchi, aekjeot juga digunakan dalam campuran sup, aneka side dish, dan dumpling.
Itulah tadi beberapa bumbu inti yang kerap digunakan dalam pengolahan masakan tradisional khas Korea. Sebetulnya nggak jauh berbeda dengan di Indonesia, namun kebanyakan bumbunya melalui proses fermentasi, yang mana banyak melibatkan probiotik di dalamnya. Pantesan sehat dan kinclong-kinclong ya orang Korea 🙂