Menguap merupakan salah satu mekanisme tubuh untuk ‘mendinginkan otak’ yang berlangsung otomatis. Dilansir Alodokter, ketika menguap, secara alami rahang akan meregang dan aliran darah ke leher, wajah serta kepala meningkat. Kamu juga akan menarik napas dalam-dalam sehingga membuat cairan tulang belakang dan darah mengalir dari otak ke tubuh bagian bawah. Kesimpulannya, menguap membantu mengeluarkan hawa panas pada otak dan menggantinya dengan hawa dingin. Nah, biasanya kita akan menguap saat sedang dalam kondisi mengantuk, bosan, atau sedang berada di hawa dingin.
Nah, apa jadinya kalau kita menguap terus-terusan, padahal sedang nggak ngantuk? Hati-hati lho, menguap berlebihan bisa jadi sinyal halus tubuh yang mengirimkan tanda tentang kondisi yang lebih serius. Beberapa hal ini jadi penyebab mengantuk yang berlebihan.
ADVERTISEMENTS
1. Mengantuk bisa saja jadi salah satu sinyal dari alam bawah sadar bahwa tubuh kurang gerak
Ketika tubuh bergerak, denyut jantung akan meningkat sehingga darah beserta oksigen dan nutrisi yang dibawanya akan terdistribusi dengan baik. Mekanisme ini nggak akan terjadi jika tubuh nggak bergerak. Kekurangan oksigen ini nggak hanya berdampak pada otot, juga menyebabkan kerja otak nggak maksimal sehingga mudah pusing dan susah menjaga konsentrasi. Akibatnya, menguap pun nggak akan terelakkan lagi.
Misalnya, saat kamu bekerja lebih dari lima jam di depan layar komputer atau laptop dan nggak menyempatkan diri untuk bangkit, maka akan membuatmu menguap karena otak dan juga tubuh yang kekurangan oksigen.
ADVERTISEMENTS
2. Porsi makan yang terlalu banyak juga bikin asupan oksigen ke otak jadi berkurang, makanya bisa menguap terus-terusan
Dilansir dari Kompas, Prof. DR. Dr. Moh. Hasan Machfoed, Sp.S(K), MS, spesialis saraf dari RS Dr. Soetomo Surabaya mengungkapkan bahwa jika makanan yang masuk ke tubuh terlalu banyak, lambung akan sangat penuh, sehingga konsentrasi utama tubuh hanya mengurai makanan. Nah, jika oksigen terlalu banyak digunakan untuk mengurai makanan, besar kemungkinan organ lain, termasuk otaklah yang bakal kekurangan oksigen. Sinyal yang muncul adalah menguap terus-menerus. Makanya, makanlah secukupnya saja.
ADVERTISEMENTS
3. Mengalami gangguan tidur baik sleep apnea atau narkolepsi yang membuatmu banyak menguap saat terjaga
Dalam banyak kasus, salah satu alasan sering menguap adalah karena mengalami gangguan tidur yang membuatmu kurang tidur. Pada sleep apnea, gangguan tidur terjadi karena pernapasan yang sering berhenti selama tidur. Akibatnya, organ tubuh terutama otak nggak mendapatkan oksigen yang cukup, kualitas tidur juga menjadi buruk. Akibatnya, penderita merasa lelah keesokan harinya. Sedang pada narkolepsi, gejala awalnya ditandai dengan rasa kantuk yang nggak tertahankan di siang hari, lalu berlanjut dengan tidur secara tiba-tiba tanpa mengenal waktu dan tempat.
Nah, jika kamu memiliki gangguan tidur seperti ini, kemungkinan besar bakal sering menguap karena kelelahan dan rasa kantuk yang berlebihan.
ADVERTISEMENTS
4. Efek samping obat yang digunakan untuk mengobati depresi atau kecemasan
Beberapa jenis obat yang diresepkan berisiko membuatmu merasa kelelahan hingga mengantuk sehingga kamu pun akan sering menguap. Beberapa jenis obat yang berpotensi membuatmu menguap beberapa jam setelah meminumnya. Biasanya obat yang mengandung SSRIs (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors), antihistamin, antidepresan, dan beberapa obat nyeri lain yang menyebabkan kamu sering menguap setelah meminumnya.
ADVERTISEMENTS
5. Orang yang punya tekanan darah rendah juga berpotensi menguap berlebihan lho!
Pasokan darah dan oksigen ke otak menjadi penyebab utama yang bikin kamu menguap. Nah, seseorang yang punya tekanan darah kurang dari 90/60 mmHg akan cenderung sering menguap yang diikuti pula dengan mengantuk. Selain itu juga sering pusing, cepat lelah dan penglihatan kabur. Tekanan darah rendah membuat kurangnya darah yang dipompa dari jantung. Akibatnya, jantung atau otak akan kekurangan pasokan oksigen dalam darah yang otomatis membuatnya sering menguap, pusing dan lelah.
ADVERTISEMENTS
6. Perdarahan di sekitar jantung akibat reaksi vasovagal yang menyebabkan penurunan denyut jantung dan tekanan darah ke otak
Vasovagal merupakan gangguan yang menyebabkan menurunnya denyut jantung dan tekanan darah, hingga aliran darah ke otak menurun dan mengakibatkan pingsan. Gangguan vasovagal bisa dipicu oleh emosi tinggi, seperti panik, gugup, stres atau ketakutan. Di sini juga terjadi masalah dengan fungsi saraf vagus. Hal ini terjadi karena pendarahan internal di dalam dan sekitar jantung atau aorta (arteri utama yang memberi makan darah ke jantung). Bisa juga mengindikasikan serangan jantung atau aorta yang terputus karena pembuluh darah yang tersumbat. Menguap akan sering terjadi karena tubuh merasa sangat lelah akibat kekurangan oksigen.
7. Multiple sclerosis di mana terjadi masalah kronis pada sistem saraf sentral
Jika kamu menguap berlebihan dalam waktu singkat, bisa jadi sistem kekebalan tubuh menyerang selubung jaringan saraf dan kemudian menyebabkan peradangan serta menimbulkan luka pada jaringan. Sekitar 80 persen penderita multiple sclerosis mengalami kelelahan berat yang akan menyebabkan kamu menguap lebih sering. Selain itu, orang yang menderita multiple sclerosis juga mengalami gangguan dalam mengatur suhu tubuh dan sering kali menguap untuk mempermudah mengatur suhu kembali normal.
8. Keseringan menguap juga bisa jadi tanda epilepsi yang menyebabkan otak mengirimkan sinyal abnormal
Epilepsi merupakan gangguan pada otak yang menimbulkan gejala kejang-kejang yang nggak terduga kapan terjadinya dan sering berulang. Kejang-kejang ini diakibatkan oleh perubahan kegiatan listrik otak yang disebabkan oleh berbagai hal seperti gangguan dan masalah otak sejak kecil, meningitis, stroke, trauma, dan konsumsi obat-obatan terlarang yang menimbulkan kerusakan otak. Beberapa studi menemukan bahwa orang yang seringkali menguap berlebihan mungkin saja memiliki masalah pada otak, salah satunya adalah epilepsi.
Jika kamu sering menguap setidaknya 1-4 kali dalam satu menit, jangan segan untuk cari tahu alasannya dan berkonsultasi dengan dokter, ya!