Bagi yang pengen secantik cewek jepang, simak kebiasaan wanita negeri sakura ini!
Di zaman modern yang serba instan ini, kita banyak digiurkan oleh metode-metode penunjang kesehatan atau kecantikan yang membutuhkan cost banyak, bahkan bikin kantong bolong! Nggak banget ya? Mau sehat aja kok harus mahal — padahal sehat itu sejatinya berkaitan dengan pola hidup kita sehari-hari.
Jadi, kalau kalian sudah merasa benar dalam menata pola hidup, kamu tidak perlu kuatir akan penyakit yang bisa datang dan pergi kapan saja. Nah, tidak ada salahnya kalian meniru sembilan kebiasaan wanita Jepang ini dalam mengatur pola hidup ya.. Good Luck!
ADVERTISEMENTS
1. Nggak Seperti Kita, Cewek Jepang Lebih Memilih Minum Teh Hijau Dibanding Minuman Kemasan
Khasiat teh hijau yang sudah sering kita dengar baik dari televisi, koran, majalah, bahkan poster, ternyata hal ini bukan hanya mitos belaka. Minuman khas Jepang yang mengandung banyak antioksidan ini menjadi favorit wanita Jepang untuk menjaga kesehatan dan kecantikan mereka. Katanya sih, teh hijau ini bisa bikin awet muda juga.
Biasanya, wanita Jepang mengkonsumsi teh hijau ini tanpa tambahan apapun, guna memaksimalkan khasiatnya. Namun, buat kita lidah orang Indonesia yang suka manis, kita bisa kok menambahkan sedikit gula, madu alami atau perasan lemon untuk menambah cita rasanya. Sudah siap untuk jadi awet muda?
ADVERTISEMENTS
2. Mereka Nggak Malas Naik Sepeda Atau Jalan Kaki. Naik Kendaraan Bermotor Sebisa Mungkin Dihindari
Jalan kaki atau bersepeda memang menyehatkan. Karena ini menggerakan seluruh bagian otot di tubuh kita. Wanita Jepang juga berpikir demikian, dan karena kebiasaan ini mereka lakukan setiap hari, tanpa disadari, bentuk tubuh merekapun ikut terjaga dan terbentuk, lho! Kalau dipikir-pikir lagi sih, kebiasaan ini juga meminimalisir kandungan polusi udara ya…
ADVERTISEMENTS
3. Kalau Harus Makan Mereka Gak Memilih Gorengan. Malah Favorit Cewek Jepang Itu Makanan yang Dikukus
Mengkonsumsi makanan yang dikukus lebih menyehatkan, kata wanita Jepang. Kenapa? Karena makanan yang dikukus lebih terjaga kandungan nutrisi serta vitaminnya. Ini terbukti jika jarang ada wanita Jepang yang gemuk atau obesitas pada usia-usia produktif, yakni usia 20 tahun-an.
ADVERTISEMENTS
4. Karena Makanannya Sehat, Cewek Jepang Juga Jadi Jarang Ngemil
Seperti pembahasan sebelumnya, bahwa mengkonsumsi makanan yang dikukus itu lebih menyehatkan daripada yang digoreng karena penyerapan nutrisinya lebih sempurna. Inilah alasan mengapa wanita Jepang tidak suka “ngemil” alias makan banyak karena mereka tidak cepat merasa lapar setelah makan berat, seperti semangkuk nasi dan ikan salmon serta sayur-sayuran kukus.
ADVERTISEMENTS
5. Makan Itu Bukan “Balapan.” Cewek Jepang Selalu Menikmati Makanannya Pelan-pelan
Wanita Jepang, terbiasa makan dengan durasi yang agak lama karena mereka melahap makanan dengan pelan. Selain untuk penyerapan nutrisi makanan, ini berkaitan dengan norma kebiasaan dan feminitas di Jepang. Jadi, kurangi yuk kebiasaan makan sampai mengeluarkan suara “ccp..ccp..ccp”.
ADVERTISEMENTS
6. Ketika Hangout, Wanita Jepang Lebih Senang Memesan Seporsi Kecil Sushi, Serta Semangkuk Rumput Laut.
Ini tidak harus kita praktekan ya. He he. Sushi dan sayur rumput laut memang makanan familiar di Jepang, jadi tidak heran jika saat hangout mereka lebih suka memesan makanan tersebut. Well, untuk kita wanita Indonesia, kita bisa meniru esensi lainnya, seperti “pesan makanan porsi kecil saat hangout“. Misalnya, cukup pesan segelas lemon tea sedikit gula dengan sedikit cemilan atau kue kering.
7. Di Jepang, Harga Junkfood Sangat Mahal Dibanding Sayuran Sehat. Wanita Jepang Lebih Memilih Sushi atau Sup Miso Saat Makan Siang.
Saat diburu waktu bekerja atau kuliah, biasanya kita cukup memesan makanan instant untuk mempersingkat waktu, walaupun harganya cukup mahal. Ini tidak berlaku bagi wanita Jepang, mereka lebih memilih hidangan seperti sup miso (seperti bihun putih) atau tumis rumput laut dan ikan salmon sebagai alternatif makan siang.
“Bagaimanapun pola hidup yang kamu jalani, itu pilihan. Tapi ingat, hidup hanya sekali. Bukankah menjadi sehat dan bugar adalah esensi dari hidup yang sesungguhnya?”