ADVERTISEMENTS
4. Karena alam bawah sadar mereka merasa bersalah, pembohong juga cenderung berbicara dengan nada negatif
Pernahkah kamu mematikan HP karena malas dihubungi seseorang? Ketika orang itu bertanya kenapa dia tak bisa menghubungimu, kamu pun berbohong. Karena merasa bersalah, kamu jadi merasa perlu ikut menyampaikan bahwa kamu kesal.
“Sori ya kemarin nggak bisa ditelepon, baterai HP-ku mati. Bateraiku tuh emang boros banget… ngeselin!”
ADVERTISEMENTS
5. Kalimat orang yang berbohong akan berputar-putar, dan dibumbui detail yang sebenarnya kurang penting
Ketika seseorang berkata jujur, dia tak akan kesulitan untuk bicara dengan langsung dan jelas. Sebaliknya, orang yang tak jujur akan ngobrol ngarol-ngidul. Kalimat yang seharusnya sederhana jadi penuh detail yang tak berhubungan dengan inti cerita.
ADVERTISEMENTS
6. Pernah dengar istilah ‘senyum dengan mata’? Nah, seorang pembohong tidak akan tersenyum dengan matanya
Ketika berbohong, lawan bicaramu mungkin akan menyunggingkan senyum agar terlihat lebih meyakinkan. Untuk itu, kamu harus bisa membedakan senyum asli dan senyum palsu.
Seseorang yang benar-benar tersenyum akan tersenyum dengan matanya. Dari pandangannya, kamu bisa melihat usahanya untuk menjadi hangat. Jika matanya dingin, kamu perlu mengecek apakah senyumnya memang tulus. Bedakan juga senyum yang tulus dengan sengiran yang sinis atau merendahkan.
ADVERTISEMENTS
7. Meski cara bicara si pembohong terdengar layak dipercaya, gesturnya menyiratkan keengganan untuk bekerja sama
Mungkin lawan bicaramu adalah pembohong ulung. Dia mampu tersenyum dengan matanya, mengontrol nada bicaranya agar tak terdengar panik, dan mengatur kalimatnya supaya tetap sederhana dan rapi.
Tapi, seorang pembohong tetap akan mengelak ketika kamu mengajaknya bekerja sama. Contoh:
“Sabtu besok ke kampus yuk, bantuin anak-anak bikin paper replika buat fundraising.”
“Jam berapa? Aku Sabtu pagi harus ngajar.”
“Siang-siang kok, sekitar jam 12.”
“Sabtu siang aku harus nemenin Ibu beli batik.”
“Yaudah deh. Malem ini aja temenin aku beli bahan-bahan paper replika, gimana?”
“Hmm… Nanti aku kabarin lagi aja ya?”
Seseorang yang jujur akan selalu bersikap terbuka terhadapmu. Jika memang tidak bisa mengiyakan ajakanmu, mereka akan menawarkan alternatif tanggal. Tentu ini berbeda dengan orang yang memang tidak mau dan menutupinya dengan berbagai alasan.
Semoga setelah membaca ini kamu jadi bisa lebih baik dalam mendeteksi kebohongan. Jangan malah dipakai untuk melatih kemampuan berbohongmu, ya! 😀