Sama seperti kamu, orang-orang yang sekarang sudah sukses secara finansial memulai perjuangan mereka dari bawah. Pundi-pundi yang mereka hasilkan tidak jatuh begitu saja dari angkasa, namun diperoleh dengan keringat dan kerja keras. Karena sudah bekerja keras, tentu mereka tidak mau begitu saja kehilangan harta yang sudah susah-payah mereka kumpulkan.
Untuk itu, para orang kaya selalu bertindak waspada dengan uang mereka. Di antara berbagai kesalahan yang bisa mereka lakukan, mereka akan memberi perhatian ekstra agar tak melakukan 6 kesalahan di bawah ini. Apa saja 6 kesalahan tersebut? Mengetahuinya bisa jadi bekal buatmu saat mulai mengumpulkan dan menyimpan kekayaanmu. Apakah kamu sudah siap mencari tahu?
ADVERTISEMENTS
1. Malas memeriksa kondisi finansialnya sendiri secara berkala
Meskipun tak semua orang akrab dengan istilah-istilah keuangan, orang kaya tidak pernah ketinggalan dalam memeriksa situasi keuangannya saat ini serta di masa depan. Agar bisa mengontrol aset-asetnya, dia harus selalu paham di mana kakinya berpijak sekarang — apakah di atas bebatuan kokoh atau malah di ujung tanduk kebangkrutan.
Sebagai pemula, langkah pertama untuk mengetahui keadaan kantongmu ialah mencari informasi soal rekening bank-mu. Dari sana, kamu akan melihat berapa banyak yang kamu keluarkan dalam sebulan. Apakah pengeluaranmu justru lebih besar dari pemasukan?
Setelah memeriksa rekeningmu sendiri, kamu akan bisa mengetahui keadaan finansialmu secara rinci. Apakah dalam posisi membaik, stagnan, atau malah memburuk? Dari penilaian itu, kamu pun bisa menentukan langkah-langkah apa yang sebaiknya kamu ambil untuk menambah pundi uangmu.
ADVERTISEMENTS
2. Menghambur-hamburkan uang untuk urusan yang tak perlu
Saat kamu membayangkan gaya hidup kaum jetset, mungkin yang terbayang di kepalamu adalah Jordan Belfort dari film Wolf of Wall Street. Foya-foya, beli ini-itu, selalu mengadakan pesta mahal. Coba lihat sendiri di akhir film bagaimana nasib Jordan.
Walaupun mereka tajir, orang kaya justru tak akan membuang-buang uangnya. Orang kaya zaman sekarang gak hidup semewah yang kamu bayangkan. Justru sebaliknya, mereka hidup dengan gaya yang sederhana. Lihat saja Mark Zuckerberg yang masih mengendarai mobil kota biasa, bukan Lamborghini. Atau Sir Richard Branson yang mendidikasikan dirinya di dunia filantropi. Mereka tak akan menghabiskan uangnya untuk barang atau gaya hidup yang sebenarnya gak mereka butuhkan. Begitulah cara mereka memelihara kekayaan.
ADVERTISEMENTS
3. Tak segera mengatur ulang keuangan setelah menyelenggarakan hajatan besar
Menikah, punya anak, menggarap proyek raksasa, bercerai, atau kematian orang yang disayangi adalah contoh peristiwa besar dan penting yang akan menghampiri hidupmu. Urusan uang mungkin adalah hal yang paling akhir kamu pikirkan ketika sedang dilanda emosi mendalam. Namun bila kamu tak segera memeriksa, mengatur dan menyesuaikan kembali kondisi keuangan — seperti memasukkan nama istri sebagai ahli waris atau mencairkan rekening bersama setelah bercerai, kamu sendiri yang akan menyesal nantinya.
Tiap kali kamu melewati sebuah peristiwa besar dalam hidupmu, luangkan waktu untuk duduk dan berpikir sejenak. Pelajari kondisi keuanganmu, lalu buatlah penyesuaian. Jangan ditunda-tunda, lakukan sekarang juga.
ADVERTISEMENTS
4. Membuang-buang uang untuk bayar denda dan biaya ekstra
Bukankah konyol jika kamu menghabiskan uang untuk membayar denda akibat terlambat memperpanjang STNK, atau melunasi biaya ekstra yang muncul karena kamu merusak sesuatu? Jumlah uang itu bisa saja lho kamu habiskan untuk makan di restoran mewah, membeli pakaian mahal, dan mengumpulkan gawai canggih.
Orang kaya yang cerdik selalu memperhatikan kemana saja uangnya mengalir. Bukan karena pelit, tapi karena mereka teliti. Mereka melindungi kekayaannya dengan menjuahkan diri dari ‘biaya ekstra’ yang sebenarnya bisa dihindari dengan sedikit usaha ekstra.
Orang kaya jarang sekali telat membayar tagihan, dan selalu menghindari penggunaan kartu kredit berbunga tinggi. Mereka selalu membaca surat tagihan dengan cermat, dan memeriksa apakah ada kesalahan dalam tagihan mereka.
ADVERTISEMENTS
5. Terlalu fokus untuk berhemat, dan lupa mencari uang tambahan
Mengencangkan ikat pinggang dan menahan nafsu untuk belanja memang bisa menghemat uangmu. Namun, kamu tidak akan bisa bertambah kaya hanya dengan berhemat saja. Jika ingin strategis, jangan pernah lupakan bagaimana caranya menambah penghasilan kamu setiap bulannya. Berhasil menghemat pengeluaran sebesar Rp. 200 – 300 ribu per bulan itu luar biasa, tapi bukankah akan lebih baik lagi kalau kamu memperoleh 1 juta dari pemasukan ekstra? Dan ketika kamu mulai benar-benar terbiasa dengan strategi ini, kamu gak hanya akan mempertahankan kekayaanmu — namun juga menambah kekayaanmu.
ADVERTISEMENTS
6. Mengorbankan nilai dan kualitas demi barang murahan
Kadang, label harga murah bisa begitu menggoda. Misalnya, kamu memilih membeli sepatu seharga Rp. 50.000 daripada yang berharga Rp. 400.000. Padahal, sepatu berharga Rp. 50.000 pasti tak terjamin kualitas dan ketahanannya. Contoh lain, kamu terus bertahan menggunakan kendaraan tua yang boros bahan bakar, sementara kamu sebenarnya bisa membeli mobil baru yang irit, ramah lingkungan, dan ringan biaya perawatan.
Orang kaya akan cukup cerdas untuk tak tertipu dengan label harga murah, walaupun mereka selalu ingin menekan pengeluaran. Sebabnya, label “paling murah” bukan berarti yang paling berkualitas. Orang kaya mampu mempertimbangkan, apakah barang murah tersebut justru membuatnya mengeluarkan lebih banyak uang dibandingkan jika ia membeli yang mahal sekalian? Nah, jika kali lain kamu berniat membeli barang atau jasa, carilah “best value” — bukan “best price”. Dengan ini, harta yang kamu kumpulkan bisa lebih terpelihara.
Dalam jalanmu ke puncak kesuksesan, pengalaman dan kesalahan-kesalahan di atas wajib kamu hindari. Semoga, usahamu diganjar setimpal suatu hari nanti.