Pemimpin perusahaan dengan harta miliaran dolar selama ini mungkin didominasi oleh laki-laki, namun Whitney Wolfe-Herd yang merupakan pendiri aplikasi Bumble membuktikan bahwa perempuan juga bisa mengisi salah satu daftarnya. Bulan Februari ini menjadi sejarah baru baginya karena bisnis yang ia mulai ini akhirnya melantai di bursa efek Nasdaq yang membuatnya jadi perempuan termuda di dunia yang melakukannya. Perusahaan tersebut memiliki nilai sebesar $13 miliar atau Rp181 triliun.
Walau usianya tergolong masih muda untuk seseorang yang menghasilkan miliaran rupiah, ternyata ia sudah melewati berbagai hal termasuk trauma di masa lalu. Ia terus bangkit hingga mencapai kejayaannya kini di usia yang tergolong muda. Simak yuk kisah inspiratifnya!
ADVERTISEMENTS
Whitney ternyata sudah memiliki banyak pengalaman walaupun ketika itu usianya masih muda
Whitney ternyata merupakan sosok yang memiliki jiwa sosial yang tinggi dan suka bepergian sejak masih muda. Saat usianya masih 20 tahun, ia sudah memulai bisnis pertamanya yaitu menjual tote bag yang terbuat dari bambu untuk menyoroti adanya pencemaran karena limbah minyak yang disebabkan suatu perusahaan. Setelahnya, ia memulai bisnis charitable lain yaitu desain pakaian untuk menaikkan kesadaran tentang perdagangan manusia bahkan ia juga sempat bekerja di sebuah panti jompo di luar negeri. Baru ketika usianya 22 tahun, ia mulai masuk ke bisnis pembuatan aplikasi.
ADVERTISEMENTS
Sebelum memiliki perusahaannya sendiri, ia ternyata menjadi salah seorang yang turut mendirikan Tinder
Ketika berusia 22 tahun, Whitney bergabung dengan Hatch Labs yang merupakan sebuah inkubator bisnis untuk perusahaan start-up. Tak butuh waktu lama, ia berhasil menjadi tim pengembang di aplikasi kencan Tinder bersama Sean Rad dan Chris Gulzynki. Ia diketahui menjadi sosok yang menemukan nama sekaligus logo api di sana dan juga yang memopulerkan aplikasi ini di kalangan mahasiswa. Sayangnya tahun 2014, Whitney mengalami pelecehan yang dilakukan oleh mantan pacarnya yang sekaligus menjadi bosnya yaitu Justin Mateen. Akan tetapi, ia memenangkan persidangan dan mendapatkan uang jaminan $1 juta untuk kasus ini.
ADVERTISEMENTS
Walaupun mengalami masalah tersebut namun akhirnya Whitney bangkit dan mendirikan bisnisnya sendiri
Sebagai sosok wanita yang tangguh, Whitney tak mau lama-lama terpuruk. Ia kemudian mendirikan aplikasinya sendiri yang awalnya sebagai wadah saling menguatkan bagi para perempuan, dua bulan setelah keluar dari Tinder. Akan tetapi, ia kemudian kembali membuat aplikasinya menjadi sarana kencan berupa Bumble setelah bertukar ide dengan temannya. Aplikasi ini ia buat dengan konsep yang berbeda. Whitney ingin membuat Bumble menjadi sebuah aplikasi kencan yang mengubah cara pandang orang untuk berkencan, menemukan teman, dan persepsi tentang pertemuan online menjadi lebih baik.
Selling point unik yang juga ditonjolkan oleh aplikasi ini adalah perempuan yang bisa melakukan pergerakan terlebih dulu tanpa harus menunggu disapa laki-laki. Tak hanya untuk berkencan, ternyata Bumble juga melakukan inovasi dengan fitur bidang bisnis dan networking dengan orang asing untuk menemukan kolaborator bahkan mentor.
ADVERTISEMENTS
Pada tahun 2018 ketika usianya masih 28 tahun, Whitney sudah menjadi sosok miliarder dan masuk Forbes’ 30 Under 30
Today, @Bumble becomes a public company. This is only possible thanks to the more than 1.7 billion first moves made by brave women on our app — and the pioneering women who paved the way for us in the business world. To everyone who made today possible: Thank you. #BumbleIPO 💛🐝 pic.twitter.com/OMLNGNvECB
— Whitney Wolfe Herd (@WhitWolfeHerd) February 11, 2021
Foto Whitney terpampang di sampul majalah Forbes’ 30 Under 30 tahun 2018 yaitu 30 orang sosok berpengaruh di bawah usia 30 tahun. Ia juga disebut sebagai “The Queen Bee of Dating Apps” dengan kekayaan $1 miliar kala itu. Kini, kekayaannya mencapai $1,4 miliar dan diproyeksikan akan semakin meningkat jika performa IPO Bumble berjalan dengan baik. Dilansir dari Insider, aplikasi ini kini memiliki pengguna bulanan sebanyak 42 juta orang dan 2,4 juta yang berbayar.
Whitney menjadi sosok perempuan yang inspiratif karena sebagai pimpinan perusahaan, ia juga memperhatikan kesejahteraan karyawan khususnya para perempuan yang biasanya menerima deskriminasi. Apalagi kini ia juga menjadi seorang ibu dari anaknya yang membuatnya makin jadi sosok yang pengertian. Ia juga membuktikan bahwa perempuan juga bisa kok masuk jajaran orang terkaya dengan produk yang bermanfaat.