Waktu yang dibutuhkan untuk menjadi ahli di suatu bidang | illustration by Hipwee via www.hipwee.com
SoHip, pernahkah kamu mendengar anggapan soal “sesuatu yang dilakukan secara berulang dan terus menerus akan menjadi kebiasaan”? Anggapan ini memang identik dengan pembentukan perilaku seseorang. Namun, jika dikaitkan dengan dunia kerja atau keahlian, apakah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus dalam kurun waktu tertentu akan membuat orang yang melakukannya menjaldi ahli, ya?
Jika mengikuti serial drama Korea Hometown Cha Cha Cha yang sedang populer saat ini, kamu pasti familier dengan tokoh utama laki-lakinya yang bernama Hong Du-sik alias ‘Hong Banjang’. Dia mendapat sebutan sebagai ‘Hong Banjang’ atau Captain Hong karena dia adalah freelancer serba bisa yang selalu bisa diandalkan oleh warga kota Gongjin. Setidaknya ada sekitar 20 keahlian yang dia miliki, mulai dari peselancar, fotografer, barista, nelayan, marketing properti, kurir, montir, desainer interior, penerjemah bahasa Rusia dan sebagainya.
Meski hanya tokoh di dalam serial, tapi keahlian Hong Banjang benar-benar menggambarkan seorang ahli dalam setiap pekerjaan yang dijalaninya. Dia juga punya sertifikat yang artinya pernah mengikuti pelatihan dan keahliannya sudah teruji. Karakter unik ini jadi menggelitik kita untuk bertanya, berapa lama waktu yang dihabiskan Hong Banjang sampai bisa jadi ahli di banyak bidang seperti itu?
Kebanyakan orang biasanya hanya mengejar satu karier atau keahlian sepanjang hidupnya. Ada juga beberapa teori memang mengungkap kalau kita butuh waktu tertentu untuk berlatih atau membiasakan suatu kemampuan hingga bisa dikatakan ahli. Jadi, apakah karakter Hong Banjang yang ahli di berbagai bidang itu realistis?
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Sebuah teori yang disebut aturan 10.000 jam, tentang lama waktu yang harus dihabiskan seseorang supaya bisa dikatakan ahli di bidangnya
Pemain biola sedang berlatih | Credit by Wave Break Media on Freepik
Sebelumnya, apakah kamu pernah mendengar teori 10.000 jam? Teori ini biasanya digaungkan di lingkungan pekerja industri atau bidang lain yang menyerap tenaga kerja nonahli. Perusahaan percaya bahwa pekerja yang melakukan tugas terus menerus selama 10.000 jam, mereka akan menjadi ahli dalam bidang tersebut. Hal ini pula yang digunakan perusahaan untuk memotivasi pekerjanya saat menjalani pelatihan.
Mulanya, teori 10.000 jam dikenalkan oleh Malcoml Gladwell lewat sebuah buku burjudul Outliners (2008). Melansir dari Quartz, Gladwell menuliskan tentang teori efektivitas waktu yang diperlukan seseorang untuk menjadi ahli dalam bidang tertentu. Teori tersebut berdasarkan hasil penelitian
pada tahun 1993 yang mengamati pemain biola terbaik di Akademi Musik Berlin. Rata-rata mereka telah menghabiskan 10.000 jam untuk berlatih biola dari nol, dalam artian tanpa keahlian sebelumnya.
Hasil penelitian tersebut cukup terkenal sehingga menjadi semacam aturan bahwa, apa pun keahliannya misalnya pemain catur, pulukis, penulis dan pemain musik dianggap bisa menjadi seorang ahli jika sudah menghabiskan 10.000 jam untuk berlatih. Apalagi Gladwell juga menyebut Bill Gates bisa sukses dengan Microsoft karena dia sudah belajar program komputer selama 10.000 jam, begitu juga The Beatles dengan permainan musiknya.
Teori tersebut pun dipakai oleh berbagai lembaga pelatihan olahraga di lapangan, meski sebenarnya Gladwell sendiri sudah menegaskan bahwa teori 10.000 jam hanya berlaku pada keahlian intelektual atau keahlian yang lebih menuntut kognitif.
ADVERTISEMENTS
Ternyata teori 10.000 jam tersebut banyak di sanggah karena dinilai tidak realistis. Gladwell hanya membahas waktu, tanpa memperhatikan faktor lain seperti kemampuan kognitif dan kualitas latihan
Latihan melukis dalam waktu yang lama belum tentu jadi ahli | Credit by Way Home Studio | On Freepik
Dalam proses belajar, kadang kita menemui berbagai faktor penunjang pun penghambat. Kadang ada yang bikin semangat, jadi lebih giat, kadang pula ada banyak distraksi yang membuat fokus terpecah. Nah, faktor-faktor seperti ini tampaknya tidak pernah dibahas dalam teori 10.000 jam yang cukup fenomenal saat itu. Banyak penelitian yang mengungkap bahwa faktor seperti kemampuan kognitif dan kualitas latihan sangat memengaruhi lamanya proses belajar seseorang hingga bisa dikatakan ahli.
Melansir dari BBC, seorang peneliti musik mengungkap hasil penelitiannya bahwa pemain biola yang dikatakan ahli ternyata ada yang hanya berlatih selama 5000 jam, ada pula pemain biola yang jauh dari kata ahli padahal sudah berlatih selama lebih dari 11.000 jam. Setelah diteliti lebih dalam bersama ahli psikologi kognitif, ternyata ada faktor bawaan seperti kecerdasan dan motorik, serta motivasi yang memengaruhi kualitas latihan mereka. Padahal menurut Gladwell, latihan terus menerus yang disengaja dapat mengalahkan karakteristik bawaan seperti genetika dan kepribadian.
Teori Gladwell juga disanggah oleh penelitian lain seperti yang dilansir dari Vox, yang mengungkap bahwa perbedaan hasil latihan orang yang ahli dan tidak ahli di suatu biang dipengaruhi oleh faktor genetik, kepribadian, riwayat hidup dan motivasi dalam pencapaian. Meski waktu latihan sama, tapi nyatanya menunjukan hasil yang bisa berbeda. Penyebabnya, biasanya orang yang lebih ahli karena ia lebih bekerja keras dengan motivasi yang kuat dan didukung faktor lainnya. Jadi, tidak hanya lama waktu latihan saja.
ADVERTISEMENTS
Coba deh kita lihat di dunia kerja, berapa lama sih karyawan bisa dianggap ahli atau setidaknya bisa mendapat jenjang karier?
Karyawan dapat promosi jabatan | Credit by Freepik on Freepik
Jika kita merujuk pada pro dan kontra teori waktu yang dibutuhkan seseorang untuk berlatih hingga menjadi ahli, bagaimana ya pada penerapannya di dunia kerja?
Bagi karyawan baru di suatu perusahaan biasanya akan melalui masa probation atau percobaan. Tujuannya untuk mengenalkan si karyawan baru pada job desc, aturan atau budaya perusahaan dan pelatihan keterampilan. Melansir dari HR Notes, probation atau yang lebih dikenal dengan training diatur oleh Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Sementara terkait waktu yang diatur secara hukum tertuang dalam Pasal 60 (1) UU Ketenagakerjaan, di mana disebutkan masa percobaan dilakukan paling lama 3 bulan.
Nah, setelah masa percobaan biasanya karyawan akan mendapat penilaian yang menentukan apakah bisa diangkat jadi karyawan biasa atau belum. Jika performanya kurang baik, mungkin saja masa percobaan akan diperpanjang dengan surat perjanjian kerja. Hal tersebut menunjukkan bahwa di dunia kerja waktu 3 bulan merupakan waktu yang cukup untuk seseorang menjalankan pekerjaan dengan baik, meski mungkin belum dikatakan ahli.
Sementara itu, di dunia kerja terdapat jenjang karier yang memungkinkan karyawan naik jabatan. Biasanya, kenaikan jabatan ini diberikan pada karyawan yang sudah bekerja dalam kurun waktu yang lama dan memiliki prestasi yang baik. Sayangnya, berapa lama kerja tidak bisa jadi patokan pasti karena tiap perusahaan memiliki standar masing-masing. Ada yang 2 tahun, bahkan ada yang lebih dari 5 tahun baru bisa naik jabatan. Selain itu kemampuan karyawan juga menjadi bagian dari pertimbangan utama kenaikan jabatan.
ADVERTISEMENTS
Keahlian dibangun tidak hanya berdasarkan waktu tapi juga dengan ketekunan dan kerja keras, hal ini bisa membuat seseorang menjadi ahli lebih cepat
Waktu yang dibutuhkan untuk jadi ahli | illustration by Hipwee
Kalau kita lihat realita di dunia kerja dan menghubungkannya dengan teori-teori yang ada, maka ada fakta yang cukup menarik untuk menjawab pertanyaan “berapa lama waktu yang dibutuhkan seseorang supaya bisa dikatakan ahli”.
Kendati demikian, faktanya hasil latihan atau proses belajar dari kebiasaan melakukan sesuatu secara terus menerus tergantung dengan berbagai faktor penunjang. Seperti yang diungkap teori 10.000 ribu jam, bahwa waktu rata-rata orang dikatakan ahli jika telah berlatih dalam kurun waktu tersebut. Jika kita ambil rata-rata jam kerja selama 40 jam per minggu, maka 10.000 jam akan dihabiskan selama kurang lebih 5 tahun.
Namun, standar ini hanya berdasarkan waktu saja, artinya seseorang yang menjalani pekerjaan secara terus menerus dengan kemampuan biasa, tanpa faktor bawaan seperti motivasi dan riwayat kehidupan lain yang mendukung. maka akan menghabiskan waktu selama itu supaya jadi ahli. Angka tersebut hanya rata-rata ya, berarti ada kemungkinan lebih dari itu jika ada faktor penghambat misalnya stres kerja.
Sementara itu, jika pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus diikuti dengan kerja keras kemauan belajar yang tinggi dan motivasi baik dari dalam diri dan lingkungan yang kuat, maka seseorang bisa dikatakan ahli dalam waktu 4000 jam atau sekitar 2 tahun jika rata-rata jam kerjanya 40 jam per minggu. Kendati demikian tetap butuh penilaian performa yang mumpuni ya, untuk dikatakan ahli.
Pada intinya, teori waktu tentang kebutuhan seseorang untuk menjadi ahli bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor penunjang. Semakin banyak faktor penunjang, maka seseorang bisa semakin cepat dikatakan ahli dibidangnya. Sementara jika hanya mengandalkan waktu latihan saja, bisa jadi benar-benar butuh 10.000 jam bahkan lebih. Jadi kamu lebih pilih yang mana nih, yang cepat dan berkualitas atau pelan tapi belum tentu pasti?
Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.