Ketika kamu memutuskan untuk berkeluarga dan punya anak, mau tidak mau kamu harus punya pertimbangan baru tentang pekerjaan. Pastinya kamu tidak mau anakmu kelak terlantar karena kamu disibukkan dengan pekerjaan di kantor. Sebenarnya kamu bisa saja menjadi seorang wanita karier sekaligus ibu rumah tangga yang hebat. Kuncinya hanya satu, yaitu kamu bisa membagi waktumu untuk pekerjaan dan keluarga.
Hal pertama yang harus kamu lakukan pastinya punya jadwal yang ketat jam berapa kamu harus sudah ada di rumah, agar punya waktu lebih lama bersama anakmu kelak. Tapi kenyataannya tidak semudah itu, tentu. Pekerjaan yang menumpuk kadang membuatmu harus lembur dan pulang malam. Biar kamu tetap bisa maksimal sebagai perempuan karier dan ibu rumah tangga, coba deh terapkan trik-trik ini.
ADVERTISEMENTS
1. Agar pikiranmu jernih, rapikan meja kerjamu sebelum memulai semuanya. Kalau meja berantakan, pikiran ikut ruwet juga bukan?
Sebelum mulai bekerja, ada baiknya kamu membersihkan dan merapikan meja kerjamu terlebih dahulu. Buang semua sampah yang tidak berguna, rapikan berkas-berkas, dan siapkan secangkir kopi atau teh hangat. Dengan meja kerja yang rajin, jelas pikiranmu lebih jernih dan mudah berpikir. Kalau meja kerjamu berantakan, berkas berserakan, ada sampah di mana-mana, pasti pikiranmu akan ikut berantakan juga. Kamu bisa juga membereskan mejamu sore hari sebelum pulang kerja, sehingga ketika pagi hari kamu tiba di kantor, kamu sudah siap 100% untuk mulai bekerja.
ADVERTISEMENTS
2. Daripada Facebook-an atau main game, kamu bisa membuat to-do-list di perjalanan. Agar di kantor nggak bengong mikirin apa yang harus dilakukan
Sebagai ibu rumah tangga, kelak kamu tidak akan punya banyak waktu luang. Saat di rumah, kamu akan sibuk memastikan kebutuhan anak dan suami tercukupi. Karena itu, kamu harus memanfaatkan setiap waktu luang yang kamu punya untuk produktif. Misalnya saat sedang menempuh perjalanan ke kantor dengan bis atau kereta. Daripada sepanjang jalan kamu hanya main game, ngepoin artis, atau Facebook-an, kamu bisa memanfaatkan waktumu untuk membuat to-do-list untuk hari ini. Dengan begitu, saat tiba di kantor, kamu sudah tahu apa saja yang harus dikerjakan.
ADVERTISEMENTS
3. Selagi tubuh dan pikiran masih segar, selesaikan pekerjaan yang paling berat dulu sebelum jam makan siang tiba
Setelah tahu apa saja yang harus kamu selesaikan hari ini, saatnya kamu membuat jadwal yang strict untuk dirimu sendiri. Buatlah daftar prioritas. Dalam waktu 1-2 jam pertama, pergunakan untuk mengerjakan pekerjaan yang paling berat. Bisa juga kamu mendahulukan pekerjaan yang memiliki impact paling banyak untuk pekerjaanmu hari itu. Dengan begitu, saat kondisi tubuhmu masih fit dan segar, pekerjaan yang sulit sudah terselesaikan. Sementara setelah jam makan siang, di mana kondisi tubuhmu sudah tidak se-fit tadi pagi, kamu tinggal mengerjakan sisa-sisanya yang lebih mudah.
ADVERTISEMENTS
4. Agar konsentrasimu tidak mudah terpecah, buatlah jadwalmu sendiri untuk membuka semua pesan dan email yang masuk
Yang membuat sebuah pekerjaan tidak selesai-selesai seringnya bukan karena pekerjaan itu maha sulitnya, melainkan karena banyaknya gangguan yang membuatmu tidak fokus menyelesaikan pekerjaan. Nada notifikasi yang terus-terusan berbunyi dari gadget-mu adalah sumber utamanya. Kapan pekerjaan selesai kalau setiap sepuluh menit sekali kamu membuka gadget untuk membalas pesan? Kamu bisa mengalokasikan waktu tersendiri untuk membalas semua pesan, mulai dari email, chat, dan sms, misalnya sepuluh menit setiap 2 jam sekali. Di luar waktu itu, kamu harus tegar menahan diri untuk tidak buka-buka gadget.
ADVERTISEMENTS
5. Â Ambil waktu istirahat setiap 90 menit. Ingat, kamu manusia, bukan robot yang bisa bekerja selama berjam-jam tanpa istirahat
Meskipun kamu harus produktif agar semua pekerjaan terselesaikan dan bisa pulang jam lima tanpa rasa bersalah, kamu tetap harus istirahat secara rutin ya. Jangan lupa bahwa, sebagai manusia kamu tidak bisa bekerja seharian tanpa istirahat. Kamu bisa menerapkan sistem 90 menit-an. Jadi, setiap 90 menit sekali, kamu berhenti bekerja dan istirahat sebentar. Ke toilet, minum air putih, atau sekadar jalan-jalan untuk mengistirahatkan pikiranmu, itu sudah cukup membantu.
Selain itu, supaya kamu tidak stres, kamu bisa mendengarkan musik-musik favorit selagi bekerja. Dengan begitu, meski tenaga dan pikiranmu diforsir, pikiranmu juga dimanjakan oleh hiburan yang kamu suka.
ADVERTISEMENTS
6. Â Multitasking tidak selamanya mempercepat kinerja. Yang ada justru kualitas kerjamu menurun dan waktu yang kamu punya tidak efektif lagi
Selama ini kamu mungkin percaya bahwa multitasking adalah keahlian langka yang bisa mempercepat kinerja. Sehingga waktu yang kamu punya juga lebih efektif. Padahal itu adalah pemahaman yang salah. Ketika kamu multitasking, justru kualitas kerjamu menurun karena kamu menyambi ini dan itu. Bila kualitas kerjamu menurun, bisa saja hasil pekerjaanmu tidak maksimal dan atasanmu kurang suka. Ujung-ujungnya kamu harus mengerjakan ulang dari awal. Coba hitung, berapa banyak waktu yang kamu sia-siakan? Kerjakan saja satu persatu. Buat timeline yang jelas, kapan kamu harus menyelesaikannya dan berpindah ke pekerjaan yang lain.
7. Â Jangan pernah menunda pekerjaan. Kalau bisa menyelesaikan sekarang, menundanya nanti hanya akan membuang-buang waktumu yang berharga
Selain notifikasi-notifikasi di HP yang bisa mengacaukan konsentrasi, kebiasaan menunda-nunda pekerjaan juga bisa membuat kinerjamu jadi lama. Terkadang dengan alasan pekerjaannya gampang dan bisa selesai dalam waktu lima menit, lantas kamu merasa oke saja mengerjakannya nanti-nanti. Padahal, kalau memang bisa selesai dalam waktu lima menit, kenapa tidak kamu selesaikan sekarang? Sehingga selanjutnya kamu bisa mengerjakan hal lain dengan tenang tanpa beban mengingat untuk mengerjakan hal yang kamu tinggalkan itu.
8. Bila memang tidak urgen, jangan takut untuk menolak perintah atasan jika sudah lewat jam kerja. Karena bekerja memang ada aturannya
Namanya juga bos. Terkadang  dengan tanpa dosa memberikan pekerjaan atau mengajak meeting di detik-detik jam pulang. Bila sudah begini, mau menolak juga tidak enak karena diperintahkan langsung dari atasan. Akibatnya, kamu jadi lembur melulu. Pulang malam, dan sampai di rumah, anakmu sudah tidur lelap. Karena itu, kalau memang tidak urgen dan sudah jam pulang, kamu harus berani menolak tugas atau ajakan meeting dari atasan. Toh, sejak awal jam kerjamu sudah diatur dengan jelas, jadi kamu tidak menyalahi aturan apa-apa.
Dilema untuk menjadi ibu rumah tangga atau perempuan karier memang tidak pernah habis. Menjadi perempuan karier tentu membawa kekhawatiran anakmu kelak akan kurang perhatian. Sementara menjadi ibu rumah tangga penuh waktu terkadang membuatmu merasa kurang leluasa bila perekonomian keluarga hanya bertumpu pada satu kaki saja. Setiap pilihan tentu ada kekurangan dan kelebihan masing-maisng. Tapi tidak apa-apa kok menjadi ibu sambil bekerja. Asalkan kamu pandai membagi waktu! 🙂