Berbeda dengan zaman dahulu, melamar pekerjaan di zaman sekarang lebih mudah dan praktis. Tak perlu membuat daftar riwayat hidup yang terkesan kuno, kini kamu bisa memanfaatkan pembuatan profil diri sendiri untuk menarik perhatian para perekrut perusahaan.
Tak sedikit dari kita di masa lalu cenderung menampilkan data-data yang sebenarnya tidak relevan dengan pekerjaan yang akan kita lamar atau kemampuan diri kita sendiri. Namun, di masa kini, hanya dengan membuat profil diri dengan menarik, perekrut dari perusahaan pun tak akan sungkan menghubungi setelah melihat profil kita. Hal ini bisa dicapai saat kita memanfaatkan platform LinkedIn.
Meski angka pengguna platform LinkedIn, khususnya di Indonesia, semakin hari semakin bertambah, tak semua pengguna LinkedIn mampu memaksimalkan profil dalam platform ini. Sebagian dari kita juga mungkin masih tak memiliki petunjuk tentang bagaimana cara menarik perhatian para recruiter dari perusahaan hanya dengan sebuah profil. Lalu, bagaimana caranya, ya? Apa yang sebaiknya dilakukan atau justru dihindari? Bagaimana jika masih fresh graduate?
Yuk, simak beberapa rumus berikut ini!
ADVERTISEMENTS
1. Isi profil dengan lengkap dan relevan
Jangan biarkan kolom-kolom di LinkedIn kosong. Pastikan kamu mengisi profil dengan nama yang jelas, pendidikan terakhir yang relevan, dan juga dua posisi pekerjaan sebelumnya. Lalu, kamu juga bisa mengisi minimal tiga keterampilan atau kemampuan diri dan foto profil profesional yang jelas menggambarkan diri.
Meski demikian, sebaiknya kita tak mencantumkan alamat domisili kita terlalu rinci, ya. Sebab, akan rawan penyalahgunaan data.
Tak hanya itu, kamu bisa mengoptimalkan profil kamu dengan menuliskan beberapa kata kunci yang relevan. Ini akan berguna untuk mendorong halaman profilmu ke bagian halaman depan pencarian sehingga mudah dicari oleh para perekrut.
Kamu bisa melihat contoh profil salah satu pengguna LinkedIn berikut ini.
Dalam halaman LinkedIn Ardhi Rosyadi, dia menyebutkan secara rinci melalui kolom-kolom yang ada termasuk kolom “Pendidikan”, kolom “Pengalaman”, dan kolom “Lisensi dan Sertifikat”. Ardhi menuliskan masing-masing kolom dengan minimal tiga informasi penting dan relevan dengan apa yang dia kerjakan saat ini. Trik demikian akan membantu para recruiter untuk mengetahui latar belakang dan konsentrasi serta minatmu di dunia pekerjaan.
Meskipun begitu, bagaimana jika kamu adalah seorang fresh graduate? Tenang, kamu bisa mengisi kolom “Pengalaman” dengan berbagai pengalaman organisasi dan kepanitiaan saat kuliah. Hanya saja, deskripsi masing-masing bisa kamu sesuaikan dengan pekerjaan yang kamu inginkan. Misalnya, kamu bisa, lo, menulis tentang kemampuan komunikasi atau hubungan dengan stakeholder saat berada di kepanitiaan di profilmu. Itu akan sangat mengangkat profilmu, terutama jika kamu ingin mendapatkan pekerjaan di bidang project management.
ADVERTISEMENTS
2. Hindari menggunakan foto berdua sebagai foto profil, ya!
Penggunaan foto profil ternyata sangat memengaruhi penilaian pertama oleh para recruiter. Sebab, melalui foto profil, kamu bisa menunjukkan bagaimana kepribadianmu sendiri. Jika kamu ingin segera direkrut oleh mereka, sebaiknya hindari menggunakan foto profil yang tak profesional dan juga foto berdua dengan orang lain, ya.
Memangnya, bagaimana sih foto yang tidak profesional itu? Jenis-jenis foto itu misalnya foto dengan tone hitam putih, foto diri dari samping atau belakang, foto dengan berbagai edit-an, dan lain-lain. Selain itu, kamu perlu menghindari menggunakan foto berdua dengan orang lain karena itu akan membingungkan recruiter. Foto profesional yang sebaiknya digunakan adalah foto yang menggambarkan diri sendiri secara jelas dengan pose dan pakaian yang profesional.
Foto profil/ Illustration by Hipwee
ADVERTISEMENTS
3. Gunakan headline yang kuat, menarik, dan relevan
Selain foto profil, headline menjadi faktor lainnya yang membuat para recruiter tertarik dengan profilmu. Penting banget bagi kamu untuk mengisi kolom headline dengan menarik dan kuat sesuai dengan profil kamu. Biasanya, bagian ini diisi dengan suatu jenis jabatan atau pekerjaan yang mencirikan kepribadianmu.
Misalnya, kamu adalah seorang penulis lepas dengan pengalaman menulis di berbagai konten perusahaan. Kamu bisa mengisi kolom headline dengan ‘penulis lepas berpengalaman’ atau ‘a freelance content writer’. Tentu kamu bisa berkreasi dengan berbagai kata yang relevan sebagai pembeda dan keunikan dari profilmu.
Source: LinkedIn
Source: LinkedIn
Kedua contoh di atas merupakan contoh headline yang bisa kamu tiru. Mereka menuliskan headline dengan sangat jelas. Pada contoh kedua, Shawn Mandel juga menuliskan beberapa kata yang umum dan mudah ditemukan orang lain di LinkedIn sesuai dengan apa yang saat ini sedang dia kerjakan.
ADVERTISEMENTS
4. Isi kolom keahlian dengan keterampilan yang relevan saat ini
Meskipun kita memiliki banyak keahlian, kita tidak bisa menuliskan semua keahlian tersebut di halaman profil kita karena para recruiter tak akan sanggup membacanya sampai selesai. Oleh sebab itu, kamu perlu menuliskan beberapa keahlian yang memang benar-benar relevan dengan kondisimu saat ini.
Selain itu, kamu juga perlu menuliskan keahlian yang memang dibutuhkan di berbagai pekerjaan saat ini. Namun, sesuaikan pula dengan profil kepribadianmu ya. Oleh karena itu, sebagai seorang profesional, kamu harus lebih pintar untuk mencari tahu apa saja keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan saat ini dan melatih diri untuk itu.
Kamu bisa menuliskan keterampilan yang sangat spesifik dan fungsional atau hard skill. Keterampilan-keterampilan ini akan menjadi pembeda dari para pencari pekerjaan lainnya.
Source: LinkedIn
Dalam halaman LinkedIn dari Ryan Saputra, dia menampilkan tiga keahlian utama yang menggambarkan kepribadiannya. Pastikan pula keahlian yang kamu tuliskan itu relevan dengan pekerjaanmu saat ini. “Digital Marketing, Graphic Design, Management” yang dituliskan Ryan merupakan tiga keahlian yang relevan dengan pekerjaannya saat ini, yaitu sebagai Content Marketing Specialist pada perusahaan Flip.id. Kamu bisa juga menuliskan keahlian-keahlian yang memang cerminan dari pekerjaanmu sekarang.
ADVERTISEMENTS
5. Lengkapi bagian sertifikat di LinkedIn dengan berbagai bootcamp digital
Salah satu hal yang menarik para recruiter adalah pengalamanmu dalam menambah keterampilan baru. Namun, dengan suasana pandemi seperti sekarang ini, tak menutup kemungkinan kita bisa melatih keterampilan baru secara online di rumah dengan mengikuti bootcamp digital.
Salah satu keterampilan yang sedang banyak dibutuhkan di dunia profesional adalah keterampilan digital marketing. Kamu bisa, lo, mengikuti salah satu dari banyak bootcamp tentang digital marketing seperti BelajarLagiHQ di sela-sela kesibukan di pekerjaan utamamu. Tentunya dengan mengikuti bootcamp digital sampai selesai, kamu bisa mendapatkan lisensi dan sertifikat. Lalu, sematkan, deh, sertifikatnya di halaman profil Linkedin-mu!
Source: LinkedIn
Seperti salah satu pengguna LinkedIn yang satu ini, yakni Aditya Hamdani. Setelah menyelesaikan bootcampdigital marketing, dia pun menyematkan sertifikat dari bootcamp tersebut di kolom “Lisensi dan Sertifikasi”. Ini akan memudahkan para recruiter untuk menilaimu dari segi keterampilan yang telah kamu lakukan sebelumnya. Dia juga menyematkan sertifikat lain yang sebelumnya telah dia ikuti. Semakin banyak sertifikat dengan bidang yang sama yang telah kamu dapatkan, maka akan menunjukkan bahwa kamu telah ahli di bidang itu. Hal itu akan menjadi nilai tambah bagimu.
6. Tulis posting-an tentang keahlian atau pekerjaan yang telah selesai kamu lakukan
Untungnya, platform LinkedIn memberikan kesempatan bagi kita untuk berbagi apa pun tentang pekerjaan kita secara profesional melalui sebuah artikel, termasuk tentang pengalamanmu dalam mengerjakan sebuah proyek pekerjaan. Dengan demikian, para recruiter bisa menilai bagaimana kamu dapat menghadapi tantangan, memecahkan masalah, dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Dengan menulis artikel pula, kamu dapat memberikan gambaran tentang keterampilan komunikasi, menulis, dan berpikir kritis yang dapat dinilai oleh para recruiter.
Misalnya, kamu telah selesai menjalani sebuah bootcampdigital. Sembari menyematkan lisensi dan sertifikasi bootcamp tersebut di bagian sertifikasi di halaman profil, kamu juga bisa menulis artikel mengenai proses pelatihan itu berjalan. Dalam artikel, kamu juga bisa menulis tentang apa saja yang dipelajari dan apa saja yang dapat mendukung penambahan keterampilanmu serta bagaimana tantangan dan penyelesaian yang telah kamu lakukan dalam bootcamp digital tersebut.
Selain itu, kamu juga bisa menampilkan hasil penilaian dari bootcamp atau pelatihan apa pun pada artikel yang kamu buat. Dengan menampilkan penilaian ini, pelatihan yang kamu ikuti akan terkesan lebih legit di mata banyak orang. Ini pun bisa menjadi nilai tambah bagi recruiter saat menilaimu. Wah, sebuah trik yang bisa kamu contoh, nih!
Nah, setelah membaca beberapa tips tersebut, apakah profil LinkedIn-mu sudah diatur dengan benar atau masih perlu perbaikan?
Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.
Founder of Belajarlagi who has already trained more than 10.000 people in Critical thinking, Project Management, Startup Building, Personal Development related topics, and technical skill such as Digital Marketing and Web Development.