Adanya media sosial saat ini memberikan keuntungan tersendiri bagi pelaku usaha, melalui berbagai platform sosial media nyatanya membuat kamu jadi mudah untuk melakukan pemasaran produk atau jasa bisnis dengan lebih efisien, mudah dan murah. Berdasarkan laporan Hootsuite (We are Social), di Indonesia sendiri penggunanya sudah lebih dari 160 juta orang pada 2020, rata-rata digunakan selama 3 jam 26 menit per hari.
Tentu bakal sayang banget kalau keuntungan tersebut nggak diterapkan dalam bisnis yang kamu rintis. Media sosial bukan hanya untuk sekadar unggah foto diri kamu atau momen berharga saja, tapi berpotensi raup cuan jika tahu trik dan penggunaannya. Nah, untuk kamu yang saat ini sedang gencarnya melakukan promosi lewat media sosial, yuk kenali pantangan yang harus dihindari biar brand bisnis kamu nggak dipandang buruk dan bisa menggaet konsumen lebih luas lagi.
ADVERTISEMENTS
1. Jangan pernah pakai foto produk milik orang lain jika kamu bukan bagian dari reseller-nya, usahakan untuk potret produk kamu sendiri agar terhindar dari hukuman hak cipta
Nggak dipungkiri kalau tampilan produk jadi salah satu daya tarik untuk memikat pelanggan ke bisnis online shop kamu. Dibutuhkan foto produk yang jelas, profesional dan tentunya sesuai dengan barang yang dijual. Namun, nggak jarang nih ditemukan kasus pencurian foto oleh beberapa oknum online shop akibatnya bebera konsumen kapok untuk beli di tempatmu lagi.
Untuk itu perlu jadi seller yang jujur dan foto sendiri produk yang dijual, di samping menghindari hak cipta kamu juga bisa tahu apa yang paling menonjol dari barang yang dijual. Adapun pencurian foto untuk tindakan komersial dapat dikenakan sanksi pidana berdasarkan pasal 113 ayat (3) UU Hak Cipta.
ADVERTISEMENTS
2. Etika berjualan di sosmed sebisa mungkin hindari spamming yang menyebabkan orang bersangkutan merasa terganggu dan risih
Biasanya kita sering temui komentar promosi secara terus menerus di kolom Instagram atau Twitter yang sedang hangat pembicarannya. Terutama para artis dengan pengikut puluhan ribu atau jutaan, beberapa artis di Indonesia bahkan sampai meminta untuk dihargai dengan cara jangan spamming.
Mungkin satu atau dua masih bisa ditoleransi namun jika sampai ratusan kamu kirimkan info jualan di kolom komentar tentu bisa mengganggu si pemilik akun. Untuk itu sebaiknya hindari spamming biar usahamu nggak dicap buruk, alih-alih memperoleh perhatian, pelanggan justru bisa saja mereport akunmu biar nggak aktif lagi. Nggak mau kan?
ADVERTISEMENTS
3. Yuk kurangi untuk menandai akun secara acak kalau yang bersangkutan bukan bagian dari figur partner bisnismu. Malah jadi nyebelin lo
Hal ini juga sering dilakukan oleh pemilik bisnis online shop dengan tujuan foto produk bisa dijangkau lebih luas oleh banyak orang. Namun belakangan, fitur Instagram sendiri sudah dilengkapi dengan opsi untuk nggak bisa dimention atau mentag apabila bukan teman atau orang yang diikuti. Hal itu juga sejalan dengan privasi seseorang dalam bermedia sosial.
Jika kegiatan mentag secara acak terus menerus kamu lakukan, bisa saja lo akun yang terkait jadi terganggu dan berujung online shop kamu diblokir. Nah untuk mengantisispasi hal ini coba beralih ke cara lain, seperti memanfaatkan fitur Facebook ads, Instagram ads atau dengan teknik endorsement.
ADVERTISEMENTS
4. Nggak mencantumkan detail produk dengan jelas, barang yang datang bahkan tak sesuai dengan foto pada tampilan media sosial
Kalau barang sampai nggak sesuai dengan tampilan itu sih namanya sudah pembohongan publik ya, sebisa mungkin hindari yang seperti ini biar minim kritik dari pelanggan. Biasanya kita seringkali melihat akun yang nggak mencantumkan produk dengan detail atau menyebunyikan harga untuk ditanyakan langsung via DM.
Sebenarnya nggak sepenuhnya salah sih, namun kecenderungan masyarakat Indonesia yang praktis mendorong membuat cara seperti itu kemungkinan besar berakhir ditinggalkan. Melansir dari Harian Metro Malaysia menetapkan aturan denda bagi penjual yang tidak mencantumkan spesifikasi secara lengkap termasuk harga. Bukan nggak mungkin lo, kebijakan seperti itu bisa diterapkan di Indonesia ke depannya.
ADVERTISEMENTS
5. Mengirimkan pesan singkat secara terus menerus, bukan hanya di media sosial namun di platform jual beli sekalipun
Pelaku bisnis banyak memanfaatkan broadcast message atau pengiriman pesan massal untuk menawarkan produk dan jasa. Namun seringkali fitur ini justru disalahgunakan, kamu jadi mengirim pesan secara terus menerus tanpa kenal waktu dan berakhir menggangu privasi si penerima. Ada baiknya, kamu perlu mengatur jadwal pengiriman pesan promo, misalnya hanya pada saat produk terbaru hingga momen diskon tertentu.
ADVERTISEMENTS
6. Be human dan responsif, pastikan kamu paham betul kemauan pelanggan hingga tahu kondisi saat melakukan promosi
Usahakan menjadi seller yang tahu kondisi saat mempromosikan sesuatu, misal kamu ingin menginformasikan produk lewat unggahan seseorang figur publik yang sudah terkenal. Sebisa mungkin ketahui topiknya terlebih dahulu, misal tokoh tersebut sedang menyampaikan kabar duka, maka bukan hal yang etis jika tiba-tiba kamu menyodorkan promosi secara bertubi-tubi. Buat brand kamu lebih berkelas dengan strategi marketing lain seperti membuat konten sendiri di Tiktok atau Live Instagram yang sudah kian memudahkan.
Selain itu kamu juga harus responsif kepada pembeli, jangan sampai mereka meninggalkan daganganmu karena pelayanannya yang lama. Untuk itu dibutuhkan totalitas menjalankan strategi ini, termasuk merespon testimoni, pesan, ulasan baik maupun negatif. Jadilah seller yang legowo menerima kritikan sebagai motivasi untuk memberikan yang terbaik.
Itulah hal yang perlu kamu perhatikan menggunakan sosial media untuk berjualan, nama brand aman etika bermedia sosial pun diterapkan. Semoga bisa bantu kasih insight baru untuk strategi marketing kamu di media sosial ya!