Belakangan ini kita mendapatkan sebuah kabar duka dari peracik rasa Indomie, Nunuk Nuraini yang berpulang pada hari Rabu, 27 Januari 2021 kemarin. Berita ini membuat banyak orang bersedih karena jasa beliau dalam menemukan rasa-rasa unik yang cocok bukan hanya untuk lidah orang Indonesia tapi juga warga dunia. Tak bisa dimungkiri hal ini menjadi salah satu faktor penting dalam membuat Indomie lebih menonjol walaupun muncul berbagai pesaing dalam bidang yang sama.
Selain kualitas produk dan rasa itu sendiri, secara pemasaran produk, Indomie juga sangat jago hingga ke kini mendunia. Kamu mungkin penasaran, sama-sama memiliki produk mi kenapa merek Indomie lebih menjadi top of mind ketimbang kompetitornya yang lain? Kita simak yuk beberapa strategi marketing mereka berikut ini!
ADVERTISEMENTS
1. Kelihatannya tagline dan jingle mungkin sepele namun melalui hal ini branding mereka terus-terusan nempel di kepala
Indomie seleraku~
Hayo ngaku, kamu membaca dua kata tersebut dengan bernada kan? Tagline serta jingle dari Indomie memang sering terngiang-ngiang di benak berbagai kalangan. Ternyata pencipta lagunya pun bukan orang sembarangan lo, ia adalah A. Riyanto yang juga menciptakan lagu Bintang Kecil dan lagu-lagu legendaris lainnya. Jingle yang dipakai secara konsisten sejak sekitar tahun 1982 bahkan hingga saat ini mampu membuat merek Indomie jadi lebih akrab di telinga.
ADVERTISEMENTS
2. Salah satu strategi Indomie yang terus bertahan adalah inovasi mereka dalam mengeksplorasi rasa-rasa serta gebrakan yang lainnya
View this post on Instagram
Walaupun rasa yang standar seperti mi goreng, mi kuah rasa ayam bawang, dan mi soto saja sudah menjadi favorit banyak orang namun Indomie terus berinovasi dalam menyajikan rasa yang berbeda. Mereka membuat varian rasa nusantara seperti Coto Makassar, Cakalang, Soto Banjar, Empal Gentong, Mi Kocok Bandung, dan masih banyak yang lain untuk menyesuaikan dengan lidah masing-masing daerah.
Tak hanya itu, ada juga varian premium yang membuat konsumen bisa merasakan rasa mi dengan kualitas tinggi namun dengan harga yang tetap terjangkau. Mereka juga bahkan mendengarkan keluhan konsumen yang mengatakan bahwa makan Indomie satu kurang, dua kebanyakan dengan membuat varian Indomie Jumbo. Inovasi ini yang membuat mereka selalu di depan.
ADVERTISEMENTS
3. Di beberapa daerah mungkin banyak beredar Warmindo atau Warung Indomie yang jadi tempat nongkrong anak kos dengan biaya terjangkau
Selain bentuk kerjasama dengan pengusaha kecil, Warmindo juga menjadi salah satu ajang branding di berbagai daerah. Mereka akan menyediakan spanduk dengan logo khas merah, kuning, hijau mereka, bahkan di meja dan tembok warungnya. Untuk menunya, walaupun tetap ada pilihan yang lain namun Indomie seolah menjadi tuan rumahnya. Warung ini biasanya identik dengan anak kos atau mereka yang ingin nonkgrong dengan biaya yang lebih murah daripada harus ke tempat makan mahal.
ADVERTISEMENTS
4. Indomie juga selalu mencoba untuk relevan dengan melakukan kolaborasi-kolaborasi dengan produk yang lainnya
Kolaborasi antar produk biasanya akan membuat banyak orang penasaran, apalagi jika produknya dekat dengan mereka seperti Indomie. Supaya tetap relevan dan mampu menggait pasar yang lebih luas, tak jarang merek yang satu ini melakukan berbagai kolaborasi, mulai dari sesama produk makanan seperti Chitato hingga produk fesyen seperti sepatu Nike, lipstik, dan distro lokal. Kolaborasi ini hampir selalu mencuri perhatian dan mengundang rasa penasaran.
ADVERTISEMENTS
5. Merek yang satu ini ternyata juga masuk jajaran mi instan paling enak di dunia, mereka tak hanya laris di Indonesia
View this post on Instagram
Indomie pernah menjadi juara pertama mi instan paling enak berdasarkan Los Angeles Times dengan varian Indomie Goreng Jumbo rasa Barbeque Chicken. Merek mi instan ini memang sudah jadi primadona di berbagai negara di luar negeri karena bumbunya yang kuat dan rasanya yang enak.
Awalnya tujuan ekspansi Indomie ke luar negeri sebenarnya untuk menyasar para WNI yang bekerja di sana sehingga tujuannya adalah negara-negara seperti Hong Kong, Taiwan, Singapura, hingga Arab Saudi. Kini, jangkauannya lebih luas lagi bahkan sampai Eropa, Amerika, dan Afrika di mana Indomie jadi makanan kalangan bawah sampai atas. Setelah menetapkan negara ekspansi tersebut, mereka mendirikan pabrik serta regional office. Berbagai campaign dan iklan menarik membuat produk ini jadi andalan di kancah internasional.
Mi instan mungkin seperti makanan yang sederhana namun justru pasar dari makanan ini sangat besar, bahkan keberadaannya sudah seperti bisa disandingkan dengan makanan pokok di berbagai wilayah. Branding yang kuat, kualitas rasa yang nikmat, dan inovasi terus-menerus merupakan kunci dari keberhasilan mereka.