Kesuksesan, inovasi, hingga memberikan dampak kepada sekitar bukan hanya bisa dilakukan dan diraih oleh orang dewasa saja. Nyatanya, hal ini bisa saja tak mengenal usia. Buktinya majalah Time baru saja mengumumkan Kid of The Year untuk pertama kali sekaligus menjadikan sang penyandang gelar menjadi model di cover majalah tersebut. Gitanjali Rao yang berusia 15 tahun berhasil menyabet gelar ini di antara 5.000 finalis yang berusia antara 8 sampai 16 tahun yang memberikan dampak positif kepada sekitarnya.
Walaupun usianya masih tergolong sangat muda, namun Gitanjali telah berhasil menciptakan beberapa penemuan hebat dan mampu menginspirasi orang seusianya untuk mewujudkan mimpi mereka. Untuk mengetahui lebih banyak tentang gadis yang satu ini, simak yuk ceritanya dilansir dari wawancara dengan Time dan sumber lainnya!
ADVERTISEMENTS
Gitanjali ternyata sejak muda sudah menunjukkan kecerdasannya, bahkan ia sudah membuat buku sendiri semasa menjadi siswa
Gadis ini lahir di Denver, Colorado pada tahun 2005 dan mulai menujukkan minat bidang sains ketika ia sekolah di Highlands Ranch High School, Colorado dengan kurikulum STEM. Selain menjadi seorang siswa ia juga menuliskan bukunya sendiri yang berjudul Baby Brother Wonders pada tahun 2015. Tahun 2017, ia sudah berklaborasi dengan sorang ilmuwan untuk mengembangkan alat pendeteksi kandungan timah dalam air. Karena hal itu, ia berhasil memenangkan America’s Top Young Scientist dan mendapatkan tempat untuk meraih Forbes 30 under 30. Tahun-tahun berikutnya, ia kembali meraih berbagai penghargaan khususnya dalam bidang sains.
ADVERTISEMENTS
Gitanjali mengaku bahwa ia tak begitu ngeh kapan persisnya berminat terhadap sains, tapi ia memiliki mimpi dan berpikir mampu mewujudkannya melalui ilmu ini
Ketika ditanya oleh Angelina Jolie saat mewawancarainya untuk majalah Time perihal kapan persisnya ia menyadari passion terhadap sains, Gitanjali menjawab bahwa ia tak memiliki kapan ‘aha’ momen tersebut. Ia hanya yakin bahwa tujuannya setiap hari adalah membuat orang lain tersenyum. Kemudian ketika ia berada di kelas 2 atau 3 ia mulai berpikir bagaimana cara untuk menggunakan sains dan teknologi untuk membuat perubahan sosial. Di usianya yang masih 10 tahun ketika ia akan membuat pendeteksi timah, ia sudah memiliki pikiran bahwa hal semacam ini akan berada di tangan generasinya sesegera mungkin. Makanya ia memiliki prinsip bahwa jika tak ada orang lain yang akan mengerjakannya, maka dia sendiri yang akan melakukan.
Ia mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan dengan membuat sebuah aplikasi bernama Kindly yang mampu mendeteksi cyberbullying yang terjadi pada remaja menggunakan teknologi AI. Tak hanya melalui teknologi, Gitanjali juga menginspirasi banyak remaja khususnya perempuan melalui dirinya sendiri. Menurutnya semua orang bisa menjadi seorang ilmuwan apapun gendernya, warna kulitnya, dan berapapun usianya. Ia ingin membawa pesan ke seluruh dunia bahwa jika ia bisa melakukannya maka orang lain pun demikian.
ADVERTISEMENTS
Demi mewujudkan mimpinya yaitu menginspirasi anak muda yang lain, Gitanjali juga membuat innovation sessions
Ia berkaca dari pengalamannya mengenai apa saja yang sudah berhasil ia lakukan dan berniat membaginya kepada orang lain.
Ia menemukan metode atau proses untuk melakukan semuanya yaitu observasi, brainstorming, riset, membangun, dan mengkomunikasikan.
Sesi ini dimulai dengan presentasi dan rencana pembelajaran yang simpel kemudian ditambah dengan laboratorium dan pertandingan hingga akhirnya kini ia sudah mampu bekerja sama dengan sekolah pinggiran, para perempuan di organisasi STEM, museum dari seluruh dunia, dan organisasi yang lebih besar seperti grup Shanghai Youth Science and Technology dan Royal Academy of Engineering di London untuk menjalankan workshop inovasi.
Wah, ternyata walaupun usianya masih 15 tahun, Gitanjali sudah mampu meraih berbagai mimpinya untuk berguna bagi orang lain hingga mampu mengubah dunia. Tak heran kalau akhirnya dia bisa menjadi sosok Kid of The Year di balik cover majalah Time. Keren!