Banyak yang bilang kalau salah satu pertanda datangnya bulan Ramadan adalah ketika mulai muncul iklan Marjan di televisi. Minuman yang satu ini seolah sudah menjadi sajian khas saat bulan puasa beriringan dengan kolak dan kurma. Ada yang ditambahkan air dan es untuk diminum sebagai sirup biasa atau bisa juga digunakan sebagai dasar alias kuah dari sup buah. Rasanya pun sangat beragam yang bisa disesuaikan dengan selera masing-masing.
Kamu mungkin lupa kapan pertama kali iklan Marjan sukses diidentikan dengan bulan Ramadan, tapi ternyata produk yang satu ini sudah eksis sejak puluhan tahun yang lalu lo. Penasaran nggak dengan sejarah dan kisah sukses di baliknya? Kalau iya, simak yuk cerita selengkapnya!
ADVERTISEMENTS
Produk ini merupakan produk asli Indonesia lo, penemunya sama dengan pendiri Hero Supermarket
Dia adalah M. Kurnia, yang mendirikan PT Suba Indah pada tahun 1975 karena niat mulia untuk mengurangi adanya impor makanan dan minuman serta ingin membuka lapangan pekerjaan yang bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja. Untuk membuat sirup ini, akhirnya PT Suba Indah memutuskan untuk bekerja sama dengan sebuah perusahaan asal Denmark yang bernama Co-Ro Food Company setelah gagal bekerja sama dengan perusahaan Nutricia. Tiga tahun kemudian mereka kompak untuk membuat minuman sari buah yang kemudian diberi nama Sanquick sebagai produk pertama.
ADVERTISEMENTS
Perusahaan ini akhirnya makin berkembang hingga mereka mampu membuat beberapa merek lain yang baru termasuk Marjan
Lihat postingan ini di Instagram
Dari sirup Sanquick akhirnya mereka membuat beberapa produk makanan dan minuman baru termasuk sirup Marjan dan sosis Farm House. PT Suba Indah terus berkembang hingga mereka mampu mulai mencatatkan sahamnya ke Bursa Efek Indonesia pada tahun 1991, sayangnya perusahaan ini juga harus keluar dari list pada tahun 2008.
Ternyata di perjalanan perusahan ini ingin fokus menjadi perusahaan pengolahan jagung terbesar di Asia Tenggara. Di bawah kepemimpinan yang sudah berubah dan dipegang oleh keluarga Tjokrosaputro yaitu Benny Tjokrosaputro sebagai komisaris dan Teddy Tjokrosaputro sebagai direksi, akhirnya mereka menyerahkan bisnis produsen makanan dan minuman kepada Lasallefood Indonesia di tahun 2002.
ADVERTISEMENTS
Seperti kita lihat saat ini, Marjan ternyata tetap eksis dan laku dengan metode marketing khas yang mereka gunakan
Saat mengunjungi supermarket kamu mungkin akan melihat deretan botol sirup warna-warni dengan merek yang satu ini. Tak hanya menyediakan rasa melon dan coco pandan seperti kebanyakan yang ditawarkan pesaing, Marjan cukup berani bereksperimen dengan rasa-rasa yang nyeleneh seperti kopi, moka, sampai pisang susu yang membuat konsumen bisa memilih rasa menyesuaikan dengan preferensi masing-masing.
Tak hanya dari segi produk saja, merek ini juga menerapkan teknik seasonal marketing yaitu strategi memasarkan produk di musim-musim tertentu, dalam kasus Marjan yaitu di bulan Ramadan atau mendekati lebaran. Teknik ini sukses bikin orang percaya bahwa bulan Ramadan lebih terasa seperti bulan Ramadan ketika sudah mendengar iklan Marjan.
Mereka sengaja memilih waktu-waktu seperti ini untuk menyesuaikan produk dengan target pasar di mana banyak keluarga atau bahkan penjual yang akan membutuhkan sirup untuk membuat minuman berbuka yang manis. Berkat teknik ini, biasanya produk mereka juga akan mejeng di supermarket dengan penataan menyolok karena menjadi produk paling dicari.
Walau sempat dialihkan ke perusahaan lain namun nyatanya produk Marjan malah bisa makin sukses hingga sekarang dengan branding yang dilakukan. Gimana? Sudah menyiapkan menu buka pakai sirup yang satu ini? 🙂