Seperti yang sama-sama kita ketahui virus Covid-19 ini tak hanya memiliki dampak terhadap kesehatan masyarakat dunia tapi juga berdampak pada banyak bidang yang lain. Mulai dari segala kegiatan yang kini harus dilakukan secara online layaknya pendidikan hingga yang paling parah dampaknya terhadap ekonomi yang kian menurun bahkan pertumbuhannya sampai minus. Berkaitan dengan ekonomi, belakangan ini bahkan mungkin kamu juga sering mendengar kata ‘resesi‘ digaungkan di pemberitaan.
Banyak negara yang sudah mengalami resesi seperti Korea Selatan, Jerman, Singapura, Perancis, Italia, Amerika Serikat dan kini Indonesia juga sudah resmi masuk zona resesi per 5 November 2020 lalu. Sayangnya lagi, gelombang ini ternyata dapat memengaruhi rakyat biasa seperti kita juga. Simak yuk penjelasan selengkapnya!
ADVERTISEMENTS
Walau sering mendengar istilah ini mungkin kamu masih merasa awam dan belum tahu apa makna dari kata resesi
Dilansir dari Forbes, resesi artinya sebuah kondisi di mana terjadi penurunan ekonomi secara signifikan yang terjadi selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Para ahli mendeklarasikan resesi ketika ekonomi nasional mengalami Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, banyak orang yang kehilangan pekerjaan, penjualan menurun, output ekonomi juga menurun di waktu yang lama. Hal ini merupakan kondisi yang sulit untuk dihindari di skala ekonomi nasional.
ADVERTISEMENTS
Selain ciri-ciri yang disebutkan sebelumnya, ada juga beberapa indikator yang terlihat saat resesi mulai terjadi
Dilansir dari The Balance.com, ada beberapa indikator yang bisa digunakan untuk mengetahui apakah suatu negara sudah masuk resesi, antara lain:
- Penurunan PDB dalam dua kuartal berturut-turut
- Penurunan PDB sebanyak 1,5%
- Penurunan kegiatan manufaktur selama periode 6 bulan
- Penurunan pekerjaan non pertanian sebesar 1,5%
- Jumlah lapangan kerja yang menurun hingga 75% selama 6 bulan atau lebih
- Peningkatan angka pengangguran ke level setidaknya 6%
ADVERTISEMENTS
Setelah membaca indikator tersebut mungkin mulai terlihat dampak yang bisa menyasar ke seluruh elemen masyarakat
Dampak dari resesi ini sifatnya domino jadi walaupun awalnya pihak yang di atas yang kena, pada akhirnya pihak-pihak di bawahnya akan ikut terdampak termasuk mungkin kita. Dicontohkan oleh Kompas, misalnya jika investasi anjlok maka lapangan kerja bisa jadi akan banyak yang tutup dan karyawan banyak yang terkena PHK. Produksi yang terus menurun juga akan menyebabkan turunnya PDB nasional. Nantinya hal ini akan berdampak sampai ke kejadian inflasi tak terkendali atau justru deflasi. Kita mungkin nantinya juga akan kesulitan membayar cicilan dan daya beli akan melemah. Bisnis dalam skala kecil pun juga bisa jadi akan gulung tikar.
ADVERTISEMENTS
Resesi sudah digembor-gemborkan, bisa jadi hal ini akan terjadi sebentar lagi di Indonesia. Ada hal yang harus kita siapkan untuk menghadapinya
Dilansir dari Detik, pertumbuhan ekonomi di Indonesia di kuartal II 2020 sudah minus 5,32% dibandingkan tahun sebelumnya. Di kuartal III kondisi juga tetap minus sebesar 3,49&, maka secara resmi Indonesia sudah masuk zona resesi. Masih dari sumber yang sama, ada hal yang harus kita siapkan untuk menghadapi hal ini seperti dana cadangan yang harus disiapkan keluarga sebesar pengeluaran yang dibutuhkan 3 sampai 12 bulan. Jika belum terkumpul maka sebaiknya menyisihkan tabungan sebesar 10-20% gaji hingga mencapai targetnya.
Bahkan ASN yang terbilang aman pun juga disarankan untuk melakukannya. Jika memiliki bisnis, maka rencana ekspansi juga sebaiknya ditunda. Untukmu karyawan perusahaan, pertimbangkan ulang jika ingin pindah pekerjaan atau resign dari kantormu saat ini bekerja.
Resesi menjadi momok yang menakutkan bahkan jika kita bukan pemilik usaha atau hanya karyawan biasa, namun untuk menghadapinya perlu strategi agar bisa terus bertahan. Makanya, ada baiknya untuk sementara ini kurangi pemborosan yang tak perlu dan sisihkan uang untuk dana cadangan. Semangat selalu ya, teman-teman!