Banyak orang Tionghoa yang sukses dan berhasil mendunia. Katakan saja Jack Ma. Siapa yang nggak kenal dengan si pendiri Alibaba ini? Belum lagi para taipan atau konglomerat lain yang berhasil menguasai bisnis di berbagai lini. Kesuksesan mereka tidak datang begitu saja namun berkat keuletan yang selama ini dipraktikkan. Selain memiliki daya juang yang tinggi, mereka juga memiliki beberapa pegangan hidup lain yang terbukti membuat mereka sukses di berbagai bidang kehidupan termasuk dalam berbisnis.
Prinsip hidup ini bukan hanya perkataan yang mungkin diperdengarkan turun menurun namun mereka juga mempraktikkannya sampai sukses. Nah, apa saja sih prinsip emas tersebut? Kita simak yuk beberapa di antaranya!
ADVERTISEMENTS
1. ‘Makan bubur sebelum sukses, makan nasi setelah sukses’ menjadi sebuah kutipan yang dipegang teguh hingga sekarang
Kalau kita memiliki pepatah ‘Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian’, orang Tionghoa memiliki pepatah terkenal berisi ‘Makan bubur sebelum sukses, makan nasi setelah sukses’ yang memiliki arti mirip-mirip yaitu bersakit-sakit dulu hari ini, menahan segala keinginan terlebih dulu hingga suatu saat sudah sukses baru bisa menikmati hasil dari semua yang telah diperjuangkan tanpa ada beban.
ADVERTISEMENTS
2. Tradisi ‘Guanxi’ juga diterapkan dalam bisnis, intinya adalah mendapatkan koneksi dan menjaga hubungan satu sama lain
Dilansir dari Forbes, Guanxi artinya koneksi di mana ada rasa percaya dan kewajiban yang dilakukan secara mutual oleh masing-masing pihak. Jika koneksi ini berjalan dengan baik maka kedua belah pihak biasanya akan saling membantu satu sama lain, makanya orang dengan banyak Guanxi biasanya bisnisnya akan berada di posisi yang lebih baik daripada mereka yang hanya memiliki sedikit Guanxi. Bentuk koneksi ini bisa diperoleh dari beberapa pertemuan seperti alumni, mantan teman kerja, komunitas tertentu, saudara, dan lain-lain.
ADVERTISEMENTS
3. Masih berhubungan dengan koneksi, orang Tionghoa juga meyakini konsep Wu Lun dari ajaran Confucius
Dilansir dari berbagai sumber, dalam ajaran Confucius, ada 5 jenis hubungan yaitu:
- Hubungan bawahan dan atasan: Loyalitas dan tanggung jawab
- Hubungan orang tua dan anak: Cinta dan kepatuhan
- Hubungan suami dan istri: Kewajiban dan penyerahan diri
- Hubungan senior dan junior: Senioritas
- Hubungan antar teman: Kepercayaan
Dengan konsep dan pembagian interaksi sosial semacam ini, orang-orang Tionghoa akan lebih terbiasa beradaptasi dan bisa menempatkan diri dengan tepat di berbagai hubungan termasuk saat harus berbisnis.
ADVERTISEMENTS
4. Prinsip yang tak kalah penting adalah sikap ekonomis atau berhemat yang tidak hanya diterapkan ketika masih susah saja
Mulai dari saat masih di bawah hingga sudah di atas, orang Tionghoa akan menerapkan sikap berhemat. Mereka cenderung lebih suka menggunakan pembayaran tunai daripada harus menggunakan cicilan atau kredit, sedangkan jika uang belum cukup maka mereka lebih memilih untuk menunda dan menabung dulu. Demi masa depan yang terjamin, uang yang disimpan atau digunakan untuk investasi juga biasanya lebih banyak daripada untuk dikeluarkan.
ADVERTISEMENTS
5. Kebiasaan menabung ini juga sejalan dengan prinsip untuk memikirkan keturunan, malah mereka akan ‘berpikir sampai tiga turunan’
Tidak berhenti di diri sendiri, orang Tionghoa akan cenderung berpikir jauh ke depan supaya keturunan juga akan tetap aman dan terjamin kehidupannya. Makanya, alih-alih berpuas diri terhadap apa yang sudah dicapai maka biasanya orang Tionghoa akan bekerja lebih keras hingga target sudah diperoleh.
Setelah mengetahu berbagai berbagai prinsip yang dipegang tak heran ya jika banyak orang Tionghoa yang sukses di berbagai lini kehidupan terutama di bidang bisnis. Nah, tak ada salahnya lo jika kamu ingin mengadopsi beberapa prinsip tersebut siapa tahu bisa sesukses Jack Ma~