Selain menikmati konten vlog, pernahkah kamu mendengarkan podcast? Itu lo, rekaman audio yang hasil akhirnya mirip sama siaran radio. Belakangan, podcast dengan beragam konten obrolan yang menarik sudah banyak diakses di Indonesia. Mulai dari konten filsafat yang berat hingga lucu-lucuan yang receh. Meski di Indonesia sendiri pendengar podcast belum seramai para pemirsa video YouTube, tapi ke depan nanti, podcast juga berpeluang booming, melihat bertambahnya content creator yang mulai merambah platform ini dengan ide-ide kreatif mereka.
Nah, buatmu yang ingin menyampaikan sebuah gagasan, nggak ada salahnya untuk menjajal tren podcast ini. Karena banyak alasan untuk mencoba podcast ketimbang vlog.
ADVERTISEMENTS
1. Nggak kayak bikin vlog yang membutuhkan modal besar untuk hal teknis, bikin podcast lebih minimalis dan bisa kamu kerjakan hanya menggunakan smartphone saja
Untuk bisa nge-vlog dengan kualitas bagus, kamu mesti sedia kamera, lensa, lampu, mikrofon dan lain sebagainya, karena yang ingin ditonjolkan adalah visual. Sedang untuk hasil podcast yang lumayan oke, kamu hanya membutuhkan smartphone dan obrolan.
Atau kalau kamu punya earphone bawaan dari smartphone yang ada mikrofonnya juga bagus, biar makin pas tangkapan suaranya. Lagipula kamu juga bisa mengedit suara yang kamu rekam dengan berbagai aplikasi, lalu unggah deh~
2. Mendengarkan podcast bisa di mana saja, nggak seperti vlog yang membutuhkan effort lebih untuk bisa nonton dengan leluasa
Karena konten podcast adalah audio, maka fokus pendengar bisa terjaga hanya untuk mendengarkan saja. Justru karena nggak ada visualnya, kamu jadi bisa lebih fokus mendengarkan dan memainkan theatre of mind-mu.
Serunya lagi, dengerin podcast bisa kamu lakukan berbarengan dengan hal lain. Misalnya, pas lagi nyetir atau kejebak macet saat pulang kantor tapi bosan dengerin playlist sisa galau kemarin. Banyak juga konten yang lucu dan menghibur kok.
3. Kamu bisa bikin konten podcast di mana dan kapan saja. Nggak perlu dandan juga jalan!
Ini sih yang bikin podcast itu menarik. Kamu bisa eksekusi idemu seketika saat kamu kepikiran. Kamu nggak perlu banyak persiapan apalagi dandan. Pun kamu jadi lebih fleksibel mengatur waktu untuk memproduksi konten sehingga nggak ganggu aktivitasmu yang lain.
Kamu hanya cukup untuk jago menarasikan cerita agar lebih mengena ke pendengar. Karena imajinasi pendengar justru terlibatkan, lagi-lagi the power of theater of mind mesti kamu maksimalkan.
4. Janagn salah, jadi podcaster juga bisa terkenal walau hanya bermodal suara
Masih meragukan kalau jadi kreator konten di podcast itu bikin kamu terkenal? Hei, apa kamu lupa sekarang itu zamannya serba media sosial dan serba terkoneksi? Segala apa yang kamu ciptakan, jika memang berkualitas, nggak akan nunggu lama untuk bisa menyebar dari satu repost ke repost lainnya.
Yang terpenting, ciptakan konten yang berkualitas. Seperti apa output-nya nanti, percaya saja deh, karyamu itu bakal menemukan penikmatnya sendiri.
ADVERTISEMENTS
5. Lebih akrab dan personal ketimbang vlog, sehingga pesan yang ingin kamu sampaikan bisa berkesan oleh pendengar
Karena sebagai manusia kita berkomunikasi dengan cara berbicara dan mendengar, maka bisa dibilang media yang paling akrab untuk manusia adalah audio ketimbang visual. Pendengar akan lebih ingat apa yang mereka dengarkan, karena fokus ditujukan sepenuhnya kepada hal itu.
Niscaya kamu bakal ngerasa kalau semua obrolan yang dilakukan si podcaster, melibatkan dan ditujukan hanya kepadamu. Apalagi kalau format podcast-nya kayak ngobrol biasa. Makin betah dan kayak lagi dengar obrolan temen deh~
ADVERTISEMENTS
6. Karena semua orang belum tentu bisa tampil di depan kamera, tapi semua orang nyaris bisa mengungkapkan gagasan
Makanya bikin podcast saja! Kamu akan lebih bisa menyederhanakan gagasan atau apa yang sedang kamu pikirkan lewat ucapan. Semua orang bisa berbicara dan otak mampu bekerja responsif ketika berbicara.
Sebaliknya untuk vlog, nggak semua orang bisa dan berani tampil di depan kamera untuk menyampaikan gagasan mereka. Itulah mengapa podcast lebih menjanjikan untuk kamu jajal ketimbang vlog, apalagi kalau kamu pemalu.
Gimana, udah punya cukup alasan buat memulai menyampaikan pesan lewat podcast? Meski pasar podcast ini nggak sebesar YouTube, tapi berkecimpung di dunia ini menjanjikan buat kamu yang senang ngobrol tapi bingung mencari media apa yang paling mungkin untuk kamu garap.
Siapa tahu habis bikin podcast, kamu jadi berani tampil di depan kamera, atau bahkan di depan umum sebagai pembicara. Keren, kan?