Ketika ada produk-produk tertentu yang kita inginkan namun sulit untuk didapatkan karena hanya di luar negeri, rasanya dalam hati ingin sekali meminta mereka untuk buka di Indonesia biar nggak perlu nunggu harus terbang ke sana atau harus pakai jastip yang terasa berat di ongkos. Pasalnya, mungkin banyak yang masih berpikiran bahwa merek luar negeri biasanya memiliki kualitas yang lebih bagus atau memberikan pengalaman yang berbeda dari merek lokal. Nyatanya banyak juga lo perusahaan yang sudah bukan cabang di Indonesia tapi berakhir dengan bangkrut juga.
Mulai dari merek produk kamera sampai franchise restoran cepat saji yang kini ditunggu-tunggu kembali, beberapa perusahaan berikut ini sudah sempat mampir di Indonesia sebelum akhirnya tutup lagi. Apa saja? Simak yuk selengkapnya!
ADVERTISEMENTS
1. Penutupan 7-Eleven sempat menjadi perbincangan hangat di media masa, banyak yang merasa kehilangan memori di sana
View this post on Instagram
Walau terlihat hanya sebuah convenience store biasa namun 7-Eleven yang tutup pada tahun 2017 lalu menyimpan kenangan tersendiri bagi sebagian orang. Bisnis yang masuk Indonesia sejak tahun 2009 ini berasal dari Dallas, Texas, Amerika Serikat. Menurut lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings, semua gerai 7-Eleven ditutup karena kurangnya sumber daya untuk mendanai kegiatan operasional gerai. Selain itu, 7-Eleven juga harus menghadapi persaingan yang kuat dengan restoran cepat saji serta dengan penjual makanan yang lebih konvensional. Belum lagi, luasnya area yang dibutuhkan untuk tempat duduk juga membuat harga sewa cukup tinggi.
ADVERTISEMENTS
2. Selain Grab dan Gojek, kamu mungkin juga sempat familier dengan layanan Uber yang kini yang kalah ‘balapan’ dengan pesaingnya
Kamu mungkin beberapa kali masih melihat orang mengenakan jaket atau helm Uber walaupun kini layanan ini sudah tak terdengar lagi. Setelah beroperasi sejak tahun 2014, Uber harus berhenti beroperasi dari Indonesia pada tahun 2018 dan menjual seluruh bisnisnya bahkan yang ada di kawasan Asia Tenggara ke Grab yang merupakan kompetitornya. Kerugian ini diduga disebabkan oleh strategi bakar duit yang dilakukan secara berlebihan saat sedang membangun pasar.
ADVERTISEMENTS
3. Kini dinanti-nantikan kembali, restoran cepat saji Subway ternyata sempat buka di Indonesia sebelum akhirnya tutup
Beberapa waktu lalu, warganet sempat dihebohkan oleh adanya media sosial Subway Indonesia yang ternyata adalah hoaks. Akun ini jadi heboh karena restoran cepat saji yang satu ini memang sudah ditunggu-tunggu buka di sini. Ternyata, sebelumnya Subway sudah pernah buka di Indonesia tepatnya di Plaza Senayang sejak tahun 1990an lo. Sayangnya ternyata saat itu respons masyarakat kurang bagus sehingga dinilai kurang menguntungkan dan mereka terpaksa menutup gerainya.
ADVERTISEMENTS
4. Setelah selama 8 tahun buka di Indonesia akhirnya Nikon mengibarkan bendera putih juga pada tahun 2020
Nikon merupakan sebuah perusahaan asal Tokyo yang mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 2012 lalu. Sayangnya, pada bulan Oktober 2020 lalu mereka harus menutup usahanya di sini dan menyerahkan seluruh kegiatan sales, marketing, dan service ke PT Alta Nikindo yang merupakan distributor resmi Nikon di Indonesia. Pangsa pasar Nikon ternyata memang mulai tergerus dengan merek yang membuat kamera mirrorless yang kini kian diminati.
ADVERTISEMENTS
5. Pepsi merupakan salah satu merek minuman bersoda yang terkenal di dunia namun ternyata mereka harus menghentikan penjualan di Indonesia
View this post on Instagram
Pepsi sudah masuk ke Indonesia sejak tahun 1996 di bawah PT Pepsi Indobeverages milik Salim Group dan diakuisisi oleh Indofood sejak tahun 2013. Akhirnya, mereka bersepakat untuk tidak melanjutkan kontraknya pada tahun 2019 lalu dengan alasan berakhirnya perjanjian Exclusive Bottling Agreement (EBA) yang sebelumnya disepakati.
ADVERTISEMENTS
6. Walmart juga sempat buka di Indonesia sebelum akhirnya menutup usahanya karena kurang menguntungkan
Merek asal Amerika Serikat yang satu ini cukup terkenal di dunia namun kini tak ada lagi di Indonesia. Dulunya ternyata mereka sempat buka di Supermall Karawaci pada tahun 1990-an namun harus menutup usaha karena daya beli masyarakat yang rendah yang menyebabkan mereka kurang untung, mereka juga harus menghadapi adanya krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998.
Walaupun mungkin cukup populer di luar negeri atau sudah banyak ditunggu-tunggu ternyata membuka cabang usaha di sebuah negara tak semudah yang dibayangkan. Supaya berhasil maka perlu ada strategi marketing yang disesuaikan dan trik-trik lain supaya tetap relevan.