Masa pandemi ini kita melakukan banyak pergantian dari satu hal ke hal lainnya, misalnya dari offline ke online. Walaupun kelihatannya yang berubah cuma kata off ke on, ternyata ada buanyak sekali penyesuaian-penyesuaian yang harus dilakukan. Hal ini akhirnya memengaruhi lini bisnis di mana ada yang harus gulung tikar karena tak ada peminat atau justru mengalami peningkatan penjualan karena trend yang terbaru.
Supaya tetap bertahan, akhirnya perusahaan-perusahaan mencari cara untuk beradaptasi mengikuti kebutuhan pasar dan memaksimalkan layanan mereka. Beberapa di antaranya sukses dengan strategi tersebut sampai saat ini. Kita simak yuk apa saja perusahaan tersebut!
ADVERTISEMENTS
1. Zoom menjadi salah satu aplikasi yang mungkin paling sering disebut selama pandemi oleh beberapa kalangan, nyatanya pengguna mereka memang naik tajam
Dilansir dari BBC, selama 3 bulan sampai 30 April 2020, penjualan Zoom naik sampai 169% dan mengalami puncak pengguna sampai lebih dari 300 juta orang per harinya. Mungkin banyak yang beranggapan bahwa aplikasi ini hoki karena memiliki timing yang pas di mana banyak orang yang perlu komunikasi secara efektif dan ‘kebetulan’ mereka memiliki produk untuk memenuhinya. Padahal, mereka juga terus berinovasi dalam memaksimalkan pengalaman konsumen dan menyusun strategi supaya permintaan yang makin banyak bisa dipenuhi lo. Mereka meningkatkan infrastruktur hingga mencari tenaga kerja baru untuk memenuhi permintaan yang tinggi.
ADVERTISEMENTS
2. Tak disangka-sangka, Tesla justru mengalami lonjakan penjualan ketika pandemi yang bahkan membawa pendirinya jadi orang terkaya
View this post on Instagram
Mungkin banyak yang menyangka bahwa menjualan alat transportasi pribadi akan menurun karena adanya lockdown, tapi ternyata hal ini tak terjadi pada Tesla. Sepanjang 2020, perusahaan ini sudah mengirim sebanyak 499.550 kendaraan dari total target 500.000 kendaraan. Jumlah ini naik sampai lebih dari sepertiga dari tahun 2019. Awalnya perusahaan ini juga terdampak pandemi, mereka bahkan menutup pabrik utama di California namun kemudian membangun pabrik baru di Shanghai yang menjadi salah satu kunci keberhasilan mereka. Bahkan nilai saham Tesla menlonjak hingga membuat Elon Musk jadi orang terkaya nomor 1 di dunia.
ADVERTISEMENTS
3. Sebagai salah satu marketplace terbesar, Amazon juga mengalami kenaikan keuntungan selama pandemi ini
Selama pandemi ini kebanyakan orang mungkin lebih memilih untuk berbelanja online daripada harus ke toko. Untuk itulah, Amazon menjadi salah satu perusahaan yang bertahan di kala ini karena meningkatnya permintaan akan alat pelindung seperti masker hingga obat-obatan. Akan tetapi, hal ini sempat membuat mereka kewalahan. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, mereka sampai manambah ribuan karyawan baru dengan kenaikan gaji serta pelatihan dan menambah pula banyak gudang. Sayangnya, dengan kondisi bekerja di gudang ditakutkan karyawan jadi lebih rawan terpapar virus.
ADVERTISEMENTS
4. Perusahaan Nestle cepat beradaptasi dengan kebiasaan baru para konsumen yang membuat penjualan tetap laris manis meski di tengah-tengah masa pandemi
View this post on Instagram
Dengan adanya virus Covid-19, kini banyak orang yang makin peduli dengan kesehatan mereka sehingga pola konsumsi makanan pun lebih diperhatikan. Hal ini dilihat sebagai peluang oleh Nestle sehingga mereka menjual produk kesehatan, tak hanya itu makanan hewan dan kopi jadi produk yang laris selama pandemi ini. Makanan plant-based juga menjadi produk yang diandalkan yang meningkat sebanyak 40% selama semester pertama tahun 2020.
ADVERTISEMENTS
5. Brand fesyen Uniqlo juga menjadi salah satu yang ‘selamat’ dari masa pandemi ini berkat inovasi yang mereka lakukan
Selama pandemi, tepatnya dari Maret sampai Desember 2020 lalu, Uniqlo mengalami pelonjakan penjualan hingga 114%. Mereka juga menggelontorkan dana investasi untuk mengembangkan sistem penjualan yang dilakukan secara online. Perusahaan Fast Retailing yang merupakan pemilik brand Uniqlo akhirnya membangun gudang kedua di Jepang sebagai basis pengiriman produk. Uniknya gudang yang dimiliki memiliki sitem digital di berbagai lini mulai dari penerimaan sampai penyortiran menggunakan sensor hingga robot. Tak hanya itu, mereka juga menjual masker dengan teknologi AIRism dengan teknologi sirkulasi udara.
Pandemi ini membuat kita belajar bahwa jika ingin bisnis kita bertahan maka adaptasi pun perlu dilakukan dalam waktu yang cepat namun juga tetap penuh dengan perhitungan. Apalagi jika ada peluang-peluang di depan mata yang sebenarnya bisa dipakai sebagai kesempatan, asal jangan sampai merugikan pihak lain ya.