Belakangan ini video TikTok tentang seorang karyawan toko donat yang membuang sisa-sisa donat yang tidak terjual jadi viral. Masalahnya donat yang dibuang tersebut masih tampak bagus, lezat, dan masih bisa dimakan. Sayangnya, mereka sengaja melakukannya karena adanya peraturan dari pemilik toko yang melarang untuk membagikannya ke orang lain bahkan yang membutuhkan. Seorang karyawan bernama Bryan Johnston yang nggak tahan membuang ratusan donat tersebut akhirnya memutuskan untuk menyumbangkannya kepada para tunawisma. Tahu apa yang terjadi? Ia berakhir dengan dipecat.
Pihak perusahaan melalui pesan di media sosial mengaku bahwa urusan penanganan makanan sisa sebenarnya diserahkan kepada pihak pemilik franchise toko. Mereka juga mengatakan bahwa mereka mendukung para franchisee untuk terlibat dengan pemberdayaan masyarakat sekitar. Lalu, sebenarnya kenapa sih toko dan restoran memilih untuk membuang makanan daripada mendonasikannya? Berikut beberapa alasannya.
ADVERTISEMENTS
1. Alasan kesehatan menjadi yang utama untuk membuang makanan sisa dari restoran, takutnya malah bikin orang yang mengonsumsi jadi sakit
@bryanjohnston_every night … 312 donuts + munchkins 😢@dunkin♬ In This House – Marcus Vinicius Alfaro Nascimento
Makanan sisa ada yang nggak bisa bertahan terlalu lama, bahkan bisa jadi bukan hanya gizinya saja yang berkurang tapi beberapa bahan bisa juga berubah jadi makanan yang mengandung racun setelah didiamkan selama beberapa waktu. Bahan tersebut seperti bayam, kentang, kacang merah, dll. Pihak restoran takut jika makanan diberikan kepada orang lain maka akan ada kemungkinan terjadinya keracunan dan gangguan kesehatan yang pada akhirnya juga akan mencoreng nama baik brand. Belum lagi jika harus ada proses hukum apabila pihak terkait memutuskan untuk menggugat restoran.
ADVERTISEMENTS
2. Ternyata ada juga lo karyawan yang ketika diperkenankan membawa pulang makanan sisa malah menjualnya dengan harga yang murah
Salah satu pihak yang terlihat paling mungkin bisa membawa makanan pulang adalah karyawan karena mereka yang tahu apa saja yang tersisa dan mereka pula yang akan bertanggung jawab mengurusnya. Makanya daripada dibuang mungkin banyak yang berpikir bahwa sebaiknya dibawa oleh karyawan saja. Akan tetapi, ada risiko yang mungkin dihadapi dari hal ini yaitu jika karyawan menjual kembali makanan yang dibawanya dengan harga yang lebih murah.
Akhirnya, konsumen memilih untuk menunggu penjualan dari karyawan saja daripada beli langsung ke toko dengan harga yang lebih mahal. Bukan hanya itu, jika yang dibawa pulang masih berbentuk bahan masakan yang kualitasnya sudah menurun dan karyawan nekat menggunakannya untuk diolah menjadi masakan yang ‘baru’ maka akan ada kemungkinan makanan yang diciptakan akan membahayakan mereka yang memakannya.
ADVERTISEMENTS
3. Walau kelihatannya hanya tinggal memberikan kepada mereka yang membutuhkan tapi ternyata perlu biaya tambahan untuk melakukannya
Untuk bisa sampai ke tangan orang-orang yang membutuhkan makanan tentu perlu adanya orang yang mau mengantarkan, sehingga butuh tambahan uang lembur untuk mereka yang melakukan dan biaya transportasi. Belum lagi makanan yang dibagikan juga harus ditaruh di tempat yang aman sehingga perlu adanya biaya untuk pengemasan. Tak hanya itu, ternyata restoran juga harus membayar pajak makanan yang biasanya dibebankan kepada konsumen yang membeli. Makanya, banyak yang berpikir bahwa membuangnya akan lebih praktis. Hmm.
ADVERTISEMENTS
4. Alih-alih diberikan kepada manusia, ada juga pihak restoran yang memilih untuk mengolah makanan sisa jadi pakan ternak
Ternyata ada juga pihak restoran yang bekerja sama dengan pengolah sisa makanan untuk dijadikan pakan ternak seperti sapi atau bahkan ikan. Untuk pakan ternak saja masih ada proses yang harus dilakukan supaya hewan-hewan yang memakannya tak keracunan. Makanya, hal ini lebih dipilih oleh beberapa restoran daripada memberikannya kepada manusia.
Meskipun dengan berbagai alasan tersebut, rasanya tetap sayang untuk membuang makanan yang kadang masih layak untuk dikonsumsi. Sehingga, alih-alih membuangnya begitu saja, ada baiknya pihak restoran bertanggung jawab dengan membuat SOP terkait pemanfaatan sisa makanan. Bahkan mungkin bisa bekerja sama dengan lembaga yang memang khusus mengurus sisa makanan sehingga selain menangani bahan tersebut, bisa juga memberikan manfaat untuk sekitar.