Logo adalah sebuat identitas paling menyolok dari sebuah perusahaan. Tanpa perlu berpanjang lebar menyatakan sesuatu dengan kalimat, mereka sudah bisa menyampaikannya dengan gambar atau tulisan sederhana. Kalau dulu logo dibuat dengan gambar rumit dan mentereng, jika diperhatikan kini logo-logo itu malah bertransformasi jadi lebih simpel dan minimalis. Bukan hanya logo dari brand baru yang dibuat sedemikian rupa, brand yang sudah punya logo pun rela melakukan rebranding untuk mengganti logonya.
Kamu mungkin masih ingat kasus Instagram atau BUMN yang membuat heboh karena logo barunya dirasa terlalu sederhana dibanding logo sebelumnya. Ternyata perubahan ini tak dilakukan tanpa pertimbangan lo, tapi konsep “less is more” pada logo makin populer karena beberapa alasan berikut ini~
ADVERTISEMENTS
1. Logo bukan hanya ditaruh untuk ditempel di kemasan produk saja, tapi juga di mana-mana sehingga logo minimalis lebih fleksibel
Jika dulu logo hanya ditempel di kemasan produk saja, kini logo tersebut juga digunakan untuk di website, konten media sosial, watermark, dan banyak media lainnya. Logo yang terlalu rumit kadang kurang cocok untuk ditaruh di media tertentu sedangkan logo yang bersifat minimalis lebih luwes menyesuaikan dengan berbagai media. Saat digunakan di tempat yang kecil seperti profile picture berbagai media sosial pun biasanya logo yang minimalis akan lebih jelas daripada logo dengan detail yang membuatnya tak terlihat.
ADVERTISEMENTS
2. Audience biasanya hanya memiliki waktu untuk memperhatikan sesuatu secara singkat sehingga logo minimalis yang menarik lebih cepat diingat
Logo yang lebih rumit biasanya memiliki detail yang banyak dan filosofis sehingga butuh waktu untuk memahaminya dan memasukkan ke memori. Akan tetapi, makin ke sini ternyata jangka waktu orang bisa fokus terhadap suatu hal hanya sebentar saja. Untuk itu logo yang dibuat biasanya logo yang minimalis tapi tetap yang menarik perhatian para audience sehingga lebih cepat masuk ke otak.
ADVERTISEMENTS
3. Jangan dikira logo yang minimalis jauh dari kesan estetika, justru logo seperti ini dipilih juga karena alasan ‘enak dilihat’
Ketika melihat terlalu banyak sesuatu di suatu tempat, seberguna apapun biasanya ruangan tersebut akan terkesan penuh dan kotor sehingga kurang enak dipandang. Logo pun demikian, jika terlalu rumit maka rasanya terlalu penuh, sedangkan logo minimalis yang hanya berisi hal esensial akan terlihat bersih dan sedap dipandang. Ruang yang lebih banyak tersisa akan membuatnya terlihat lebih rapi.
ADVERTISEMENTS
4. Alih-alih warna-warni, pemilihan satu warna saja untuk logo juga memberikan identitas tersendiri kepada brand
“Tumben pakai baju oren, mau jadi BA Sh**e ya?”
Mungkin tanpa sadar kamu sering mengatakannya. Oleh sebab itulah, makin banyak yang hanya memilih satu warna saja untuk logonya, atau maksimal dua warna dengan putih. Pemilihan warna dengan jumlah minimum ini akan membantu para audience mengasosiasikannya dengan brand milikmu seperti contoh yang disebutkan pada percakapan.
ADVERTISEMENTS
5. Konsep minimalis bukan berarti perusahaan tidak kreatif, justru tingkat kreativitas tinggi dibutuhkan untuk membuat logo yang enak dilihat
Logo yang minimalis justru memerlukan kreativitas tingkat tinggi supaya bisa menaruh berbagai pesan yang ingin disampaikan perusahaan namun dengan tampilan yang lebih sederhana. Pilihan warna yang menyolok, tipografi yang jelas, dan visual yang menyegarkan akan membuat logomu lebih menarik perhatian. Pun kamu tetap bisa kok menaruh cerita di baliknya walaupun tak ada gambar-gambar rumit di belakangnya. Misalnya logo swoosh dari Nike yang melambangkan gerakan dan kecepatan.
Logo minimalis diprediksi akan bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama untuk ke depannya, makanya banyak brand besar yang rela membayar mahal untuk logo baru mereka dan memperkenalkan kembali ke masyarakat. Nah, setelah tahu alasannya, kamu juga mulai bisa mempertimbangkan logo minimalis nih untuk bisnismu.