Kisah Matahari Department Store. Berawal dari Kios Pasar, Berkembang Jadi Primadona di Mal Besar

kisah sukses matahari dept

Sudah beberapa hari kita memasuki bulan Ramadan untuk menuju kemenangan yaitu ketika lebaran datang. Biasanya, untuk menyambutnya banyak orang yang berbelanja sehingga department store yang biasanya biasa-biasa saja akan tampak lebih ramai ketika sedang di bulan-bulan ini. Orang-orang akan berbelanja pakaian dan kebutuhan lain baik untuk diri sendiri, keluarga, atau sanak saudara.

Salah satu yang jadi primadona adalah Matahari Department Store karena pilihannya yang banyak dan biasanya menawarkan berbagai promo. Sayangnya selama pandemi ternyata mereka juga jadi salah satu yang terkena imbas hingga harus menutup sejumlah gerainya. Meskipun demikian, mereka tetap jadi salah satu brand ritel yang sukses di Indonesia. Simak yuk ceritanya hingga mereka bisa sampai seperti sekarang!

ADVERTISEMENTS

Toko ini didirikan oleh seorang bernama Hari Darmawan. Tak langsung besar, ia memulai bisnisnya dari bawah lo

Hari Darmawan lahir dari keluarga yang dulunya memiliki bisnis pertanian namun di usianya yang masih muda keluarganya mengalami kebangkrutan. Oleh sebab itu, sejak masih kecil ia sudah bekerja keras terutama dalam berdagang.  Ceritanya dalam memulai bisnis pakaian bahkan sudah dirintis sejak usianya masih 18 tahun setelah lulus SMA. Ketika itu, ia menikahi seorang perempuan yang memiliki toko kecil serba ada di Pasar Baru dan mendapat tanggung jawab untuk mengelolanya. Sementara istrinya menjahit baju di toko tersebut, ia berjualan pakaian. Benar saja, Hari behasil mengembangkan toko tersebut hingga bisa berekspansi pada tahun 1968.

ADVERTISEMENTS

Hari mendirikan Matahari setelah membeli sebuah toko di pasar yang sama di mana ketika itu sedang jatuh, namanya De Zon

Pada tahun 1972, toko De Zon sedang mengalami krisis keuangan yang membuat Hari memutuskan untuk membeli toko tersebut dan mengubah namanya. De Zon ternyata berarti The Sun, tanpa perlu repot memikirkan namanya  Hari memilih menggunakan nama Bahasa Indonesia dari toko tersebut. Terciptalah Matahari Department Store yang gerai pertamanya dibuka pada tahun 1956. Dari gerai tersebut, akhirnya Matahari bisa sukses berekspansi dengan membuka cabang ke hampir semua kota besar di Indonesia yang mungkin salah satunya kamu temui juga di mal kotamu. Matahari juga diklaim menjadi salah satu perusahaan ritel terbesar di Indonesia lo.

ADVERTISEMENTS

Meskipun sukses jadi perusahaan ritel namun Matahari tetap tak bisa menghindari pandemi yang membuat kondisnya jadi merugi

Kisah Matahari Department Store. Berawal dari Kios Pasar, Berkembang Jadi Primadona di Mal Besar

Gerai matahari/ Credit: Matahari official site via www.matahari.co.id

Selama pandemi ini kita mungkin sudah sering mendengar adanya toko-toko yang terpaksa menutup gerai mereka karena terus mengalami penurunan penjualan. Ternyata hal tersebut bukan hanya dialami oleh toko-toko kecil saja tapi raksasa ritel sekelas Matahari juga termasuk yang sulit untuk bertahan. Dilansir dari CNN , tahun 2020 PT Matahari Department Store terpaksa menutup 25 gerainya dari total 147 gerai yang berada di beberapa wilayah di Indonesia.

Penjualan mereka anjlok sampai 52,3%. Penjualan kotor tahun 2020 hanya mencapai Rp8,59 triliun padahal di tahun 2019 mencapai Rp18,03 triliun sehingga kerugian perusahaan mencapai Rp823 miliar. Mereka juga terus memantau beberapa gerai untuk selanjutnya digunakan untuk mengambil keputusan terbaik.

Walaupun terlihat menggiurkan namun segala risiko dalam bisnis bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Baik ketika mendirikannya, maupun saat harus mempertahankannya akan ada tantangannya sendiri-sendiri.  Ada pula keputusan-keputusan yang harus diambil walaupun mungkin dengan berat untuk mempertahankan sebuah bisnis. Contohnya adalah yang dilakukan oleh Matahari Department Store.

Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

An avid reader and bookshop lover.