Mulai dari di warung kopi sampai pantri kantor, barangkali kopi Kapal Api akan selalu setia berada di deretan pilihan minuman di sana. Kemasan warna merah dan cokelat yang khas dengan font konsisten yang selalu menyolok di kemasan menjadi daya tarik sendiri yang jarang berubah sejak dulu. Dari segi rasa, Kapal Api juga menawarkan rasa otentik yang tak kalah konsisten dari kemasannya. Hal ini menjadikannya kopi bersahaja yang jadi favorit semua kalangan sekaligus membuatnya melegenda.
Kini kopi ini sudah berusia 100 tahun sejak pertama kali diracik dan masih saja laris manis. Lalu bagaimana bisa kopi Kapal Api mencapai kejayaannya sebegitu lama? Kita simak yuk kisah selengkapnya!
ADVERTISEMENTS
Merek ini berawal dari sosok yang bernama Soedomo Mergonoto yang sempat menjajal berbagai pekerjaan sebelum berjualan kopi
View this post on Instagram
Soedeomo Mergonoto merupakan seorang anak dari Go Soe Let yang merupakan penjual kopi bubuk bermerek Hap Hoo Tjan sejak tahun 1920 di Surabaya bersama dua saudaranya. Kopi ini dijual secara keliling dengan dipanggul dan masih jauh dari kata populer seperi saat ini. Soedomo juga membantu ayahnya berjualan dengan metode tersebut ke pelabuhan maupun keliling kampung yang membuat pelanggannya kebanyakan pelaut dan masyarakat sekitar.
Pendapatan yang kecil karena hanya diproduksi secara rumahan membuat sang ayah meminta Soedomo untuk mendaftar kerja di perusahaan. Benar saja Soedomo menurutinya dan bekerja di sebuah perusahaan vulkanisir ban dengan tugas mengerok ban bekas selama satu tahun. Ia kemudian kembali membantu ayahnya berjualan kopi sambil menjadi kernet bemo.
ADVERTISEMENTS
Usaha kopi Hap Ho Tjan yang dijalankan oleh 3 bersaudara akhirnya harus mengalami perpecahan dan bangkrut
Dengan tiga kepala di dalam satu perusahaan akhirnya terjadi perbedaan pendapat dan berbagai faktor lainnya yang membuat usahanya mengalami keretakan. Akhirnya usaha ini harus tutup dan asetnya dibagi menjadi tiga bagian. Go Soe Let mendapatkan pabrik penggorengan kopi yang membuatnya bisa melanjutkan bisnis kopi yang ia geluti selama ini bersama Soedomo dan anak yang lain bernama Indra Boediono.
Tahun 1979, mereka membangun PT Santos Jaya Abadi menggunakan aset yang dimiliki dan dari sinilah lahir kopi melegenda bernama Kapal Api yang namanya terinspirasi dari kisah mereka berjualan di pelabuhan dan memiliki pelanggan yang kebanyakan pelaut.
ADVERTISEMENTS
Usaha ini ternyata terus berkembang hingga mampu mengekspor tapi ternyata masalah muncul hingga hampir bangkrut lagi
Tidak sampai tujuh tahun perusahaan ini ternyata sudah mampu melakukan ekspor, pertama kali ke Arab Saudi tepatnya pada tahun 1985. Setelahnya ekspor ini terus berkembang hingga ke Hong Kong, Taiwan, dan Malaysia. Ternyata bisnis ini tak mulus begitu saja namun malah menghadapi permasalahan kembali setelah Go Soe Let meninggal dunia pada tahun 1993. Soedomo, Indra, dan beberapa saudaranya sempat mempermasalahkan pembagian warisan. Untungnya permasalahan ini dapat ditangani dan perusahaan tak harus bangkrut seperti sebelumnya.
ADVERTISEMENTS
Setelah melewati permasalahan tersebut PT Santos Jaya Abadi terus berkembang dan memimpin bisnis bidang perkopian
View this post on Instagram
Perusahaan ini terus berkembang setelahnya bahkan kini menjadi coffee roaster terbesar di Asia. Hal ini tak bisa dilepaskan dari strategi pemasaran yang mereka lakukan. Ketika tahun 1970 sampai 1980-an, belum banyak pebisnis yang melakukan iklan melalui media televisi sehingga Soedomo menciptakan iklan dengan menggandeng pelawak bernama Paimo yang saat itu sedang terkenal. Hal inilah yang membuat kopi ini makin terkenal di kalangan nusantara dan bahkan berhasil diekspor.
Tak hanya berhenti di Kapal Api, ternyata PT Santos Jaya Abadi juga membuat produk lain seperti Good Day, Kopi Ya, Kopi ABC, Fresco, dan produk permen seperti Espresso, Bontea Green, Relaxa, dll. Dan jika kamu belum tahu, ternyata gerai kopi Excelso juga milik mereka lo~
Walau menghadapi berbagai kesulitan dan rintangan selama bertahun-tahun tapi pada akhirnya Soedomo mampu menciptakan produk legendaris dan bahkan mengembangkan perusahaan yang akhirnya memproduksi berbagai merek lain yang juga tak kalah jadi favorit dari Kapal Api itu sendiri. Apakah kamu salah satu penggemar setia kopi Kapal Api?