Jo Malone, saat mendengar nama yang satu ini maka kamu mungkin langsung ingat dengan wangi-wangian. Parfum dengan merek yang satu ini memang sangat terkenal dan mendunia, bahkan jadi makin meluas di berbagai kalangan karena banyak yang sampai bikin versi KW-nya. Akan tetapi, pernahkah kamu merasa penasaran? Sebenarnya Jo Malone ini sekadar merek saja atau nama orang? Kalau memang iya ada orangnya, lalu sosoknya seperti apa?
Mungkin satu kata yang bisa menggambarkannya adalah kata sifat passionate. Ia sangat tertarik terhadap wangi-wangian hingga sukses dengan bidang ini sampai sekarang. Siapa sangka, awalnya ternyata bisnis ini berawal dari dapur di rumah saja lo. Simak yuk cerita selengkapnya!
ADVERTISEMENTS
Ternyata Jo Malone remaja diketahui memiliki gangguan berupa disleksia yang pada masa itu masih sering disalahpahami
Ketika usianya masih 15 tahun, salah seorang guru Jo memberi tahu bahwa ia tak bisa menjadi apa-apa karena memiliki gangguan tersebut. Akhirnya Jo dikeluarkan dari sekolah, tapi dalam dirinya ia memiliki keinginan untuk membuktikan bahwa apa yang dikatakan oleh gurunya merupakan sesuatu yang salah. Kini, ia benar-benar membuktikan hal ini sebagai seorang yang sangat terkenal di bidang wangi-wangian.
Passion-nya terhadap bidang ini sudah ia rasakan sejak usianya masih sangat muda di mana ia memiliki kemampuan merasakan bau yang sangat tajam. Ketika itu, Jo sedang membantu ibunya menyampurkan krim dan pewangi untuk klinik skincare milik ibunya. Ia tak bisa membaca label yang ada di kemasan, namun mampu mengingat semua bahan dengan menyimpan baunya dalam memori.
ADVERTISEMENTS
Jo Malone kemudian memulai eksperimennya dengan wangi-wangian dari dapur rumahnya dengan peralatan seadanya
Ia mulai mencampurkan berbagai bahan di meja dapur rumahnya pada tahun 1983 dan memulai merek Jo Malone London. Kala itu, ia menggunakan peralatan berupa empat teko plastik dan dua panci hingga menciptakan sebuah produk krim kulit yang dibeli oleh 12 klien pertamanya. Jo juga menemukan perpaduan bau yang disebut Lime Basil and Mandarin yang kemudian ditaruh pada mapnya.
Dilansir dari Forbes, ia mengaku bahwa wangi-wangian bukan hanya membanjirinya dengan ide-ide tapi juga membuatnya merasa komplet serta meningkatkan kreativas. Dalam bukunya, untuk menunjukkan bagaimana ia sangat bersemangat akan hal ini,
Aku bisa mencium bau dalam warna dan memori, aku juga bisa mendengarkan nada ketika menyulap wewangian.
ADVERTISEMENTS
Merek yang dimiliki sempat dijual ke Perusahaan Estee Lauder di mana Jo ditunjuk sebagai seorang Creative Director, namun ia keluar dan membuat Jo Loves
View this post on Instagram
5 tahun setelah membuka toko pertamanya di London pada 1994, Jo justru menjual merek yang ia miliki ke perusahaan Estee Lauder dan bertahan di sana sebagai seorang Creative Director sampai tahun 2006. Pada tahun tersebut, ia memutuskan untuk keluar namun sesuai kontrak, ia harus menunggu 5 tahun untuk tidak mengeluarkan parfum atau skincare baru. Akhirnya tahun 2011, dorongan yang kuat dalam dirinya akan bidang ini membawanya untuk kembali membangun mereknya sendiri dengan nama Jo Loves dengan produk parfum, sabun mandi, perawatan tubuh, dan lilin aromaterapi yang juga tak kalah sukses. Dalam sebuah wawancara ia menunjukkan bahwa ia merasa kembali ke dapurnya ntuk mencampur bau-bauan selama berjam-jam dan mengendus hasil kombinasi yang sudah ia ciptakan.
Jo Malone membuktikan bahwa guru yang meremehkannya sudah salah menduga. Setiap orang memiliki keahlian dan bidang yang diminati masing-masing. Akan tetapi, jika ingin sukses dengan passion yang dimiliki, kerja keras dan kesungguh-sungguhan tak boleh ditinggalkan.