Crazy Rich Surabayan berhasil beberapa kali mencuri perhatian karena terkenal sebagai seseorang dari keluarga konglomerat yang tak tanggung-tanggung dalam mengeluarkan uang saat membuat acara maupun berbagi-bagi. Ya gimana lagi, sudah dikeluarkan sebegitu banyak saja kekayaan mereka tetap nggak habis-habis! Biasanya sih keluarga seperti ini sudah kaya tujuh turunan, tapi ternyata ada juga lo yang masa kecilnya justru penuh dengan kepahitan hingga tak mampu sekadar untuk melanjutkan pendidikan.
Ia adalah Delta Hesti yang merupakan seorang lulusan SD dan melewati banyak sekali hal sampai akhirnya meraih kesuksesannya sebagai seorang Crazy Rich Surabayan seperti sekarang. Kita simak yuk kisah sukses serta tips memulai bisnisnya!
ADVERTISEMENTS
Karena tak memiliki cukup uang, akhirnya setelah lulus SD, Hesti hanya mampu melanjutkan hingga kelas 1 SMP dan keluar setelahnya
Hesti hanya berangkat sekolah sampai tingkat SD dengan beasiswa, setelahnya ia melanjutkan ke SMP namun hanya berhasil bertahan hingga semester pertama karena tak memiliki biaya. Ayahnya merupakan seorang pemulung dan ia sendiri mengamen untuk memenuhi kebutuhan. Akhirnya ia menjadi anak putus sekolah yang mau tak mau menerima tawaran pekerjaan apa saja yang datang demi melanjutkan hidup bersama keluarganya yang kekurangan.
ADVERTISEMENTS
Dengan usianya yang masih sangat muda, pilihan pekerjaannya menjadi lebih terbatas namun ia tetap memanfaatkan kesempatan yang datang
Usia Delta saat itu masih 12 tahun, karena belum memiliki KTP akhirnya ia menerima pekerjaan dengan bayaran yang rendah termasuk menjadi cleaning service di Dinas Pendidikan dan membuat handicraft di sebuah yayasan dengan bayaran Rp300.000,00. Ia bekerja di bawah bayang-bayang utang orang tuanya yang mencapai ratusan juta rupiah. Bahkan sang adik juga sempat bekerja sebagai pembantu di Manado lo. Adiknya merantau bersama sang ibu, sementara ayah merantau ke Papua. Ia sendiri tak ingin kembali menjadi pembantu dan memilih untuk tetap bertahan di Surabaya.
ADVERTISEMENTS
Ia menyadari potensi yang dimiliki hingga memutuskan untuk tetap tinggal dan memulai bisnisnya sendiri
Pernah memiliki pengalaman jadi pembantu pula, Hesti tak ingin ikut sang ibu dan adik yang menjadi pembantu. Ia memilih tetap berada di Surabaya karena ia percaya bahwa dia bisa mengubah nasibnya. Dilansir dari CNCB, ia fokus memulai bisnisnya dengan berjualan barang-barang seperti baju, tas dan sepatu bekas yang dipasarkan dengan cara online namun belum fokus karena nyambi kerja yang lain. Akhirnya, ia malah kena PHK namun justru bisa fokus dengan sang pacar untuk mengelola bisnisnya ini. Ia sukses menjalankan bisnisnya karena tahun 2011 masih jarang adanya olshop. Kini Hesti memiliki berbagai macam usaha di beberapa bidang seperti interior, makanan, fashion, bahkan event!
ADVERTISEMENTS
Memulai usaha dengan keadaan serba kekurangan bukanlah hal yang mudah, tak ada jalan pintas menuju kesuksesannya saat ini
Dilansir dari Detik, menurut Hesti, kesuksesan butuh sebuah proses panjang. Ia mengatakan bahwa wajib hukumnya untuk selalu belajar dan mau menerima kesalahan. Hesti memulai untuk belajar dari suaminya sendiri yang waktu itu masih berstatus pacar. Ia juga mengalami berbagai kesalahan seperti sering ditipu yang setelah dipelajari ternyata kesalahan sistemnya sendiri. Banyak pembeli yang mengirimkan bukti pembayaran palsu padahal barangnya sudah ia kirim. Akhirnya dari sana Hesti belajar untuk memperbaiki sistemnya. Satu lagi yang menurutnya penting adalah menguasai teknologi, karena dari situ pula awalnya ia menjadi sukses saat yang lain belum cukup melek dalam melihat peluang ini. Yang tak kalah penting, jangan lupa juga untuk selalu berbagi seperti Hesti.
Tidak ada seorang pun yang ingin lahir di keluarga miskin, akan tetapi seiring berjalannya waktu ada kemungkinan yang bisa dilakukan untuk mengubah nasib. Salah satunya cerita Hesti si lulusan SD yang kini sukses diberikan label Crazy Rich Surabayan. Semoga kamu yang membaca ini bisa terus semangat dan terinspirasi ya!