Nggak dimungkiri, masyarakat era digital punya ketertarikan lebih terhadap konten video. Nggak hanya gandrung sebagai penonton, masyarakat kita juga ikut andil sebagai kreator. Ide-ide kreatif dalam format video yang bisa kamu saksikan di berbagai media sosial, nggak lepas dari peran ponsel yang sudah punya fitur perekaman mutakhir dan mudah digunakan siapa saja.
Tapi dengan fakta bahwa lebih dari 70% masyarakat Indonesia gemar bikin konten video, persaingan pun tak terelakkan. Oleh karenanya, kamu harus menonjol agar konten bikinanmu ditonton banyak orang. Nah, untuk ini dibutuhkan yang namanya promosi. Sekecil apapun usahamu, promosi tetaplah penting. Sutradara Ernest Prakarsa dalam rangkaian ‘Samsung Galaxy Movie Studio 2020’ hasil kerja sama dengan Festival Film Indonesia, berbagi kiat promosi konten video layaknya film untuk bisa kamu praktekkan. Seperti apa? Yuk simak.
ADVERTISEMENTS
Membangun imej dan ciptakan ketertarikan merupakan kunci promosi di media sosial
Dalam konteks promosi konten video, Ernest mengatakan media sosial merupakan salah satu kanal yang paling tepat untuk dimanfaatkan. Yang perlu kamu lakukan adalah membangun image dan ketertarikan sebagai bagian marketing. Caranya? Untuk membangun image, Ernest menyarankan untuk memerhatikan lima aspek unique selling point sebagaimana biasa diterapkan dalam film layar lebar. Meliputi intellectual property, cerita atau isi konten yang bisa ditonjolkan, karakter (biasanya kita lihat pada film-film aksi), lokasi, dan bahkan genre. Dari lima poin tersebut kamu bisa pilih yang mana sekiranya dapat dijadikan image.
“Kadang-kadang genre yang terlalu spesifik juga bisa ikonik. Ghost Writer, salah satu film yang pernah gue produce itu menjual genre horor komedi sebagai imej,” terang Ernest dalam workshop virtual Promosi Sebuah Video Layaknya Sebuah Film via Zoom, Kamis (12/11/2020).
Nah, setelah image berhasil dibangun, Ernest mengatakan perlu menciptakan ketertarikan calon penonton. Dalam konteks sebuah film yang juga bisa ditiru oleh konten video, ia menyampaikan perlu untuk memadukan aktivasi promosi online dengan kegiatan offline. Misalnya, jika kamu bikin film indie, maka bisa melakukan roadshow seperti ke kampus atau sekolah, yang disambung dengan media visit dan menggelar screening atau nobar. Hal ini tentunya dilakukan setelah atau berbarengan dengan aktivasi online.
Untuk aktivasi online di media sosial, Ernest menjelaskan ada banyak konten promo yang bisa digarap. Mulai dari poster dari video yang kamu bikin dengan informasi mengenai pihak-pihak yang terlibat, video teaser, atau bahkan meme mengingat hal ini nyaris terbukti bisa viral.
“Atau juga bisa lewat other creative content. Misalnya bikin kuis, games, atau aktivasi apapun yang berkaitan dengan konten video,” imbuh Ernest.
Untuk ini Ernest mencontohkan dengan promosi yang dilakukan film Imperfect. Untuk film yang dibintangi Jessica Mila ini Ernest mengaku menerapkan promosi dengan “other creative content“, lewat kolaborasi dengan komikus. Isi komiknya memang nggak secara langsung nyinggung cerita film, melainkan mengangkat isu yang dibicarakan yakni insekyuritas.
ADVERTISEMENTS
Followers sedikit nggak masalah, yang penting konten video dan konten promosinya menarik
Lebih lanjut Ernest mengatakan timing promosi juga perlu dipertimbangkan, yang mana sebaiknya dilakukan sebelum konten video tayang. Kendati demikian, pasca konten tayang kamu masih tetap bisa melakukan promo kok. Salah satunya seperti yang dilakukan film Imperfect, dengan menyelenggarakan kontes parodi adegan untuk para penonton.
“Untuk contoh film dengan materi promo yang baik, teman-teman bisa lihat film Wiro Sableng, Bebas, dan NKCTHI,” jelasnya.
Nah, kendati kiat-kiat yang telah djelaskan bisa kamu tiru, Ernest menekankan untuk lebih dahulu fokus bikin konten video yang bagus. Karena sekeras apapun usaha yang kamu lakukan untuk mempromosikan sebuah karya, jika karya tersebut nggak bagus, maka nggak akan berhasil.
“Makanya promo itu harus dilakukan sebelum konten tayang. Karena setelah itu orang (calon penonton) bisa baca atau nonton ulasan, dan ini akan berpengaruh,” tukas Ernest.
Ernest juga mengimbau untuk nggak perlu khawatir jika harus mempromosikan konten video dengan menggunakan medsos yang followers-nya sedikit. Kalau konten promonya memang bagus, sekalipun kamu cuma punya 100 followers, maka konten tersebut bisa menyebar dengan sendirinya.
“At the end of the day, kuncinya konten, kan, ya? Konten viral itu kan nggak ujug-ujug. Kalau followers cuma 100 tapi kontennya bagus, dan semua followers itu share, maka akan membawa impact, tutupnya.
Nah, itu dia kiat-kiat promosi dari Ernest Prakarsa yang kabarnya lagi garap serial Imperfect. Kamu sudah siap untuk garap konten promosi di medsos?