Kerja Full Time sambil Berbisnis: Performa Aman Jadi Karyawan, Dagang pun Laris Manis

Paling tidak sekali dalam perjalanan kariermu mungkin kamu pernah memiliki keinginan untuk menjadi seorang karyawan yang juga memiliki bisnis sendiri. Betul? Atau mungkin saat ini kamu sedang menjalaninya? Jangan-jangan pernah mencoba, tapi malah dua-duanya jadi nggak maksimal gara-gara kurang fokus karena terlalu banyak hal yang harus dipikirkan.

Tenang, hal itu wajar dialami apalagi bagi seorang pemula. Jangankan menjalankan dua peran, menjalani salah satunya aja kadang bikin pening kepala. Namun, nyatanya ada kok orang-orang di luar sana yang berhasil melakukannya, salah satunya adalah Skuat yang bernama Sadewa. Ia bekerja sebagai seorang karyawan penuh waktu di sebuah perusahaan broadcasting, juga menjadi seorang pebisnis yang berjualan sepatu di Sadean Sade. Kedua peran ini mulai ia jalankan dari tahun 2015, lo.

Kira-kira bagaimana cara ia bisa menjalankan kedua perannya dengan baik? Bagaimana ia menjaga work life balance? Simak yuk cerita selengkapnya!

Biar dapat gambaran, punya bisnis sampingan bukan hanya tentang pendapatan yang bertambah aja ya

Kita mungkin selama ini hanya berpikir bahwa memiliki bisnis sampingan artinya memiliki tambahan pendapatan juga, tapi tentu saja ada berbagai tantangan yang harus dihadapi di baliknya. Paling awal tentunya kita harus menyiapkan modal, baik dalam bentuk uang, tenaga, waktu, maupun berbagai hal lainnya. Memang benar semua nggak harus diawali dengan modal yang besar, tapi tetap saja harus disiapkan.

Tantangan terbesar adalah di bagian waktu karena kamu harus membagi diri secara profesional menjadi seorang karyawan dan menjalankan bisnis. Belum lagi jika kamu sudah berkeluarga, tentunya akan ada tanggung jawab tambahan di antaranya.

Tantangan terbesar tentu di waktu ya, harus bisa seimbang antara saat jadi karyawan dan bisnis. Ungkap Sadewa.

Untuk itu penting memilih pekerjaan yang memiliki fleksibilitas atau memberikanmu ruang untuk memiliki kehidupan setelah jam kerja.

Selain waktu, ada banyak hal yang dikorbankan dalam menjalankan usaha sambil menjadi seorang karyawan

Memiliki dua atau tiga peran sekaligus jika sudah berkeluarga membuat seseorang yang sudah berkomitmen menjalankannya harus mengorbankan kehidupan sosial. Kurang lebih rutinitas yang dijalani adalah pagi berangkat kerja, pulang lanjut menggarap bisnis, baru benar-benar pulang ke rumah di malam hari. Waktu untuk bertemu dengan teman-teman atau berkumpul dengan keluarga pun akhirnya berkurang.

Untuk mengatasi hal ini, jika ingin tetap memiliki kehidupan sosial, kamu mungkin bisa melakukannya di kala istirahat. Misalnya, saat jam makan siang kamu bisa makan dengan teman kantor atau membuat janji dengan teman lain untuk makan di luar. Di waktu ini kamu juga bisa melipir ke gym kalau ingin tetap sehat.

Benarkah work life balance hanyalah sebuah mitos? Kalau disiplin melakukan hal ini kamu mungkin bisa kok mendapatkannya

Melakukan pekerjaan yang lebih daripada umumnya bukan hanya akan menggangu kehidupan sosial semata, tapi ternyata akan berpengaruh ke kesehatan juga. Dilansir dari Forbes, menurut sebuah studi yang dilakukan kepada 85.000 orang berusia 43 tahunan, lebih dari 1.000 orang mengalami gangguan jantung. Mereka yang bekerja lebih dari 55 jam dalam seminggu 1,4 kali lebih berisiko daripada yang bekerja kurang dari 55 jam. Makanya, penting untuk tetap memelihara kesehatan diri.

Saat ditanyai work life balance ini, Sadewa menjawab dengan jawaban yang mantap.

Sebagai seorang karyawan biasa, saya menerapkan rumus “datang-ada pekerjaan, kerjakan-waktu pulang, pulang!

ADVERTISEMENTS

Kamu sedang membaca konten eksklusif

Dapatkan free access untuk pengguna baru!

Lanjutkan dengan Akun Hipwee

Kembali

Masuk Akun

Ingat Saya

Lupa Kata Sandi?

Masuk

Menurutnya, urusan kantor harus diselesaikan di kantor, setelahnya dia sangat menghindari untuk membuka chat pekerjaan di luar jam kerja. Alih-alih, ia akan fokus untuk melakukan pekerjaan bisnis sampingannya hingga jam 8 sampai 9 malam. Hal ini harus dilakukan secara disiplin.

Sebagai seorang wirausahawan, work life balance itu yang mengukur kita sendiri, ya, soalnya bisnis itu kadang bisa 24 jam. Yang penting kita harus menikmatinya dan ada pengertian dengan keluarga.

Selain tips tersebut, kamu juga bisa membuat kalender dengan detail berisi to do list untuk dilakukan dalam seminggu yang dipecah menjadi per hari. Nggak apa-apa kok sesekali janjian ngopi dengan teman atau mengerjakan hal lain seperti belanja bulanan, tapi sebaiknya sudah direncanakan sebelumnya, ya.

Hal yang juga nggak kalah penting adalah berani dengan tegas berkata “tidak”. Mungkin ada beberapa kali kejadian atasanmu di kantor menawarkan pekerjaan tambahan, undangan untuk menghadiri acara secara dadakan, atau orang lain meminta bantuan. Pertimbangkan apakah kamu bisa melakukannya tanpa harus stres berkepanjangan dan mengorbankan hal lain yang sudah kamu jadwalkan. Jika aman, silakan dikerjakan. Kalau tidak, sebaiknya mulai belajar tegas untuk berkata tidak ya.

Tips karyawan sambil berbisnis/ Illustration by hipwee

ADVERTISEMENTS

Kala mengerjakan hal ini ada titik saat mau menyerah, temukan motivasi yang kuat untukmu sendiri

Seperti yang mungkin sudah sering kamu dengar, memulai adalah hal yang paling sulit dilakukan. Saat awal menjalankan bisnis bukan nggak mungkin ada perasaan hampir menyerah, seperti yang dirasakan oleh Sadewa. Kunci jika ingin sukses di sini adalah dengan memiliki motivasi dalam bentuk apa pun.

Titik terendah ya saat semua usaha sudah dilakukan tapi hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkan, rasa rasanya jadi malas

Sadewa yang memulai bisnisnya di tahun 2015 mengatakan, satu hal yang membuatnya bisa lanjut berjuang hingga saat ini adalah dengan mengatakan kalimat-kalimat seperti, “Ini baru saja dimulai masa mau menyerah? Emang cukup dengan jadi karyawan saja? Ingat masih ada anak istri yang harus dibahagiakan!”

Dengan cara itu, Sadewa bisa melanjutkan bisnisnya hingga kini.

Nah, kalau kamu juga tertarik untuk memulai usaha saat menjadi seorang karyawan, kamu bisa memulainya sekarang.

Kapan waktu untuk memulai? YA SEKARANG! Nggak usah mikirin macam-macam; untung, rugi, kendala, bla bla bla. Kalau memamg ingin bisnis lakukan sekarang! Konsep bisa dilakukan sambil jalan.

Meskipun begitu, kamu juga perlu mempertimbangkan risikonya, ya, apalagi kalau ada yang mengandalkanmu untuk dipenuhi kebutuhannya. Pesan terakhir dari Sadewa, jangan hanya menjadikan mimpimu untuk memiliki bisnis sebagai sebuah angan-angan semata, tapi juga buktikan dalam bentuk tindakan. Lakukan dengan konsisten. Kalau capai, istirahat.

Jangan lupa istirahat, jangan lupa ibadah, dan selamat bersenang-senang!

Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.