Artikel Hipwee ini dipersembahkan oleh #MakeTime Campaign The Wall Street Journal. Untuk sesuatu yang dicinta, kamu pasti meluangkan waktu tanpa diminta
Membaca masih sering kita tempatkan sebagai kebutuhan tingkat tiga dalam kehidupan sehari-hari. Setelah memelototi gadget, main bersama teman, pacaran, dan sedang merasa bosan — baru deh kegiatan yang satu ini kita lakukan. Kalau sedang ada kesibukan lain, jangan harap tumpukan bacaan akan diprioritaskan.
Padahal cerita berbeda datang dari orang-orang yang sudah menggenggam kesuksesan di bidangnya. Tidak seperti kita yang sering merasa kekurangan waktu — mereka justru menyempatkan waktu untuk membaca demi menambah ilmu.
Kalau orang sesukses mereka saja bisa meluangkan waktu, kamu gak malu cuma sibuk pacaran dan memelototi gadgetmu?
ADVERTISEMENTS
1. Di Tengah Kesibukannya, Bill McDermott, CEO SAP Corporation Selalu Menyempatkan Waktu Untuk Membaca Halaman Utama The Wall Street Journal Setiap Hari
“Profesor saya di Business School selalu berkata: Setiap hari, lakukanlah kebaikan besar untuk dirimu dengan membaca halaman depan The Wall Street Journal sebelum memulai hari.”
Bill, CEO SAP Corporation — sebuah perusahaan yang menfasilitasi pengusaha Eropa dalam menciptakan software costumer relations yang apik tetap melakoni saran mantan Profesornya hingga hari ini. Di tengah kesibukannya, headline dan artikel kolom bisnis dan teknologi Wall Street Journal tidak pernah luput Bill baca setiap hari.
Bagi Bill, membaca setiap hari bukan sekadar memberinya informasi — tapi juga memantik keingintahuannya terhadap berbagai hal menarik yang terjadi di sekelilingnya. Rasa ingin tahu yang besar ini kemudian jadi bahan bakar Bill untuk terus menggali ide baru bagi raksasa bisnis yang sekarang dipimpinnya.
“Yang terpenting bagi saya adalah intellectual curiosity. Kalau kamu tidak tertarik secara intelektual untuk mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan bisnismu, saya meragukan kesungguhanmu untuk sukses di bidang itu.”
ADVERTISEMENTS
2. Tablo Epik High, Cintanya Terhadap Kata Tercermin dalam Pilihan Jurusan dan Lagu-lagunya
“How I’ve been? You’ve the victor of this pageantry.
But only trophy you deserve, catasthrope.
I’d rather we’ll be dead to each other, no eulogies said to each other.”
Potongan lirik di atas diambil dari lagu Eyes, Nose, Lips yang ditulis sendiri oleh Tablo. Berbeda dengan banyak penyanyi Korea yang tidak percaya diri dengan kemampuan Bahasa Inggrisnya, Tablo justru banyak menulis lirik berbahasa Inggris yang unik dan enak didengar.
Kemampuan Tablo menulis lirik Bahasa Inggris tidak bisa dilepaskan dari kegemarannya membaca dan menciptakan puisi semasa kecil. Saat sudah jadi pria dewasa muda Tablo memutuskan mengambil Jurusan Sastra Inggris dan Creative Writing di Stanford University demi mengembangkan kemampuannya.
Kegemaran Tablo membaca puisi sangat terlihat dari pilihan kata yang unik dan berima dalam liriknya. Tak tanggung-tanggung bahkan pada tahun 2010 Tablo juga merilis buku Pieces of You yang berisi kumpulan cerita pendek yang ditulisnya. Guru musik Tablo semasa kecil bahkan menyampaikan pujiannya terhadap gaya bahasa yang Tablo gunakan,
“Kalau musik rap selama ini dianggap sebagai bentuk komunisme — lirik lagumu sudah membawa gelombang demokrasi di dalamnya.”
ADVERTISEMENTS
3. Emma Watson, Hermione di Kehidupan Nyata yang Memilih Bersenang-senang dengan Membaca
Emma Watson is indeed born as a role model. Cewek yang dikenal karena perannya sebagai Hermione di film Harry Potter ini tidak hanya cantik fisiknya saja, prestasi akademis dan daya kritisnya sudah diamini oleh dunia. Emma diterima di Brown University, salah satu kampus Ivy League bergengsi di Amerika Serikat dan berhasil lulus dengan nilai sangat memuaskan. Speech Emma Watson dalam HeforShe Campaign di PBB mengundang komentar positif dari seluruh dunia
Transformasi Emma dari Hermione kecil film Harry Potter menjadi gadis kritis yang peka terhadap lingkungan sekitarnya tidak bisa dilepaskan dari kegemarannya membaca. Di Hollywood Emma dikenal sebagai salah satu selebritis kutu buku yang selalu membawa buku bacaan ke manapun ia pergi. Dalam sebuah wawancara Emma bercerita apa yang menjadikannya amat suka membaca,
“Ini kedengaran sangat geeky. Tapi saat aku tidak bekerja dalam sebuah produksi film, membaca jadi kegiatan relaksasi yang sangat aku suka. Literatur, adalah tempatku bisa melarikan diri dari semua kepenatan yang ada. Bahkan kalau kamu bertanya buku apa yang ada di sisi tempat tidurku sekarang, aku sudah tidak lagi bisa menjawab — karena tumpukannya sudah sangat tinggi!”
ADVERTISEMENTS
4. Waktu Kita Sibuk Selfie dan Pacaran, Maudy Ayunda Justru Menenggelamkan Diri Dalam Buku Bacaan
“Wah, keren ya Maudy bisa kuliah di Oxford?”
Hehe. Dia kalau ada waktu luang baca, sih. Nggak kayak kita yang setiap ada waktu istirahat goler-goler sambil mantengin Path doang.
Ikon artis cewek cerdas yang satu ini harus diakui mempesona bukan hanya karena wajah imutnya. Sorot matanya terlihat tajam dan tegas. Fakta bahwa dia diterima di Oxford University juga jadi bukti kalau bukan sekadar muka cantiknya yang membuatnya menarik.
Sejak umur 3 tahun Maudy sudah bisa dan gemar membaca. Bahkan saat kecil, tamu yang mampir ke rumah Maudy selalu menemukannya di sudut rumah sembari sibuk dengan buku bacaannya. Selepas dewasa, kegemaran membaca Maudy juga terus berlanjut. Menghabiskan waktu berjam-jam di toko buku gemar Maudy lakoni di sela-sela waktu luangnya.
Saat ditanya dalam sebuah wawancara kenapa ia selalu meluangkan waktu untuk membaca Maudy menjawab,
“Buku itu bikin kita lebih open minded. Perspektif kita jadi lebih luas, karena setiap penulis pasti punya hal yang ia yakini. Dengan membaca buku sebenarnya kita sedang diyakinkan oleh banyak orang pada saat bersamaan. Saat kamu banyak baca buku, kamu akan jadi orang yang lebih mudah menerima sesuatu yang baru.”
ADVERTISEMENTS
5. Zhang Xin, Miliuner Wanita Asal China Mengakui Membaca Jadi Setapak Awal Dalam Langkahnya Menuju Kesuksesan
Zhang Xin, CEO Soho China yang diberi predikat sebagai wanita terkaya di China dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal mengatakan bahwa hingga hari ini, ia selalu menyisihkan waktu untuk update informasi di setiap pagi.
“Setiap pagi saya bangun, mengecek ramalan cuaca hari itu, kemudian membaca Wall Street Journal untuk menambah informasi. Menyenangkan rasanya membaca berita bisnis yang bahkan tidak berhubungan langsung dengan bisnis saya — seperti e-commerce dan apa yang terjadi di Sillicon Valley.”
Wanita sukses yang kekayaannya bahkan melebihi Donal Trump ini mengakui bahwa dengan membaca ia mendapatkan banyak insight yang kemudian bisa ia terapkan dalam bisnisnya. Tanpa kegemaran dan konsistensinya membaca, Zhang Xin mungkin akan jadi gadis China biasa yang tak memiliki kerajaan bisnis di balik punggungnya.
“Saya sangat bersyukur bisa membangun sebanyak ini dengan perusahaan saya. Dan saya merasa, membaca jurnal tetap merupakan cara terbaik untuk mendapatkan informasi. Sebab itu saya merekomendasikan entrepreneur muda untuk membaca Wall Street Journal seperti saya.”
ADVERTISEMENTS
6. Konsistensi Bernard Batubara Memperkaya Bahan Bacaan Membuatnya Jadi Penulis Produktif yang Diperhitungkan
Orang bilang kamu tak akan bisa menulis dengan baik jika tidak mengisi kepala dengan bahan bacaan yang baik pula. Hal ini diamini dan dilakoni oleh Bernard Batubara atau biasa disapa Bara. Penulis novel yang terkenal dengan karya yang puitis dan menyentuh hati.
Pada awal kemunculannya di dunia literatur Indonesia, Bara dianggap sebagai penulis kacangan yang hanya numpang tenar karena predikatnya sebagai selebtweet. Bukunya dikiritik habis-habisan di Goodreads, karir panjangnya sebagai seorang penulis juga dipertanyakan.
Tapi saat ini, Bara termasuk salah satu penulis muda paling produktif di Indonesia. Karyanya terus keluar setiap tahun, pembaca pun mencintai dan membeli karya yang ditelurkanya. Selepas buku pertamanya keluar, Bara tidak tinggal diam. Dia melahap berbagai buku, mulai dari literatur klasik sampai karya penulis kontemporer demi memperkaya diksi.
Kegigihan Bara dalam memperkaya sumber referensi bacaan tercermin dalam karya-karyanya sekarang yang terkesan lebih matang. Bahkan kini Bara dikenal sebagai penulis yang menyebarkan virus gemar membaca ke pembaca setianya, dengan berbagi quotes dan review buku bacan melalui Twitter pribadinya.
7. “Saya tidak punya waktu membaca di tengah kesibukan. Tapi secara sadar saya akan menutup pintu, kemudian menciptakan waktu untuk itu.” — will.i.am
Will, penyanyi; produser; pengusaha dan pencipta lagu ternama mengakui bahwa di tengah kesibukannya ia tidak memiliki waktu untuk berhenti dan membuka halaman buku.
Keharusan photo shoot, bertemu klien, sampai manggung dengan Black Eyed Peas sering membuatnya merasa kehabisan waktu untuk mengikuti informasi yang berputar di sekelilingnya.
Tapi Will memilih menciptakan waktu. Ia akan menutup pintu set shooting sehingga menemukan ruang kosong yang cukup tenang, membuka ipad kemudian mengakses Wall Street Journal demi mendapatkan informasi terbaru.
8. Barrack Obama Saja Sempat Baca Buku. Kamu yang Masih Beralasan, Apakah Memang Sesibuk Itu?
Sejak menempuh pendidikan di Occidental College, California, Obama dikenal sebagai orang yang gemar membaca. Bahkan dalam sebuah akhir pekan pada Desember 2014 lalu Obama memborong 17 buku sekaligus di sebuah toko buku.
Sebagai Presiden Amerika Serikat dengan segala kesibukannya, Obama bahkan ingin menyaingi rekor Franklin De Roosevelt yang membaca 22.000 buku sepanjang hidupnya. Kalau Obama saja meluangkan waktu, kamu gak malu selalu acuh pada bukumu?
Pada akhirnya ini bukan cuma soal waktu. Tapi seberapa gigih niatmu melakoni hal yang kamu cinta, pun sekaligus mengembangkan dirimu.
Gimana, udah cukup malu dengan kebiasaan pacaran atau memelototi gadget tapi tak pernah punya waktu baca buku? Untuk sesuatu yang kamu cinta, even though you don’t have time, you will #MakeTime.