Curriculum Vitae atau CV adalah syarat penting yang harus kamu miliki di dunia kerja. Dengan CV, recruiter perusahaan yang kamu lamar bisa menentukan pertimbangan untuk menerimamu. Mereka bisa melihat secara garis besar kepribadianmu, apa yang selama ini kamu lakukan, dan apa yang mungkin bisa kamu lakukan kedepannya, dalam sekali baca satu atau dua lembar kertas CV-mu itu. Selanjutnya, mereka akan memutuskan apakah mereka ingin tahu lebih lanjut tentang dirimu atau tidak.
Kamu yang sedang dag dig dug menunggu panggilan wawancara, mungkin sering bertanya-tanya. Sudah puluhan sampai belasan CV dan application letter kamu sebar ke berbagai lowongan, kenapa belum ada yang mengundang interviu juga? Hal ini terjadi karena dua hal. Pertama, kamu memang tidak memenuhi kualifikasi yang dicari. Kedua, kamu membuat blunder dalam CVmu sehingga membuat mereka hilang minat mengenalmu.
Karena CV berbeda dengan media sosial, apalagi isian biodata di buku diary anak SD, kalau kamu ingin berhenti menunggu panggilan wawancara, mulai saat ini, buang hal-hal ini dari CV-mu.
ADVERTISEMENTS
1. Informasi personal cukup nama, nomor telepon, alamat email saja. Jangan repot-repot menambahkan security number, status pernikahan, ataupun agama
Data pertama yang harus ada dalam CV-mu tentunya data personal. Yang meliputi, nama lengkap, alamat email, dan nomor telepon. Sudah cukup itu saja. Tidak perlu kamu tambahkan tempat tanggal lahir, status pernikahan, agama, ataupun security number. Bukannya memberikan keuntungan, data-data seperti itu justru memberikan peluang pihak perusahaan untuk memperlakukanmu dengan rasis. Karena itu, di dunia internasional, informasi-informasi tadi tergolong ilegal, yang artinya, perusahaan tidak boleh menanyakan hal-hal personal semacam itu.
ADVERTISEMENTS
2. Jangan repot-repot juga menambahkan berat badan, hobi, makanan dan minuman favorit. Karena sesungguhnya tidak ada yang peduli itu semua
Mungkin kamu merasa, semakin lengkap informasi yang kamu berikan, peluangmu untuk diterima semakin banyak. Semakin banyak yang mereka tahu tentangmu, semakin mereka tertarik untuk memberimu pekerjaan. Kenyataannya, ini tidak benar. Informasi seperti berat badan dan hobi serta ketertarikanmu terhadap bidang-bidang tertentu tidak perlu kamu masukkan. Pertama, ketertarikanmu pada bidang tertentu mungkin sudah terbaca dari riwayat kerja atau organisasimu. Sedang hobi dan berat badan, yah, kenyataannya tidak ada yang mau tahu tentang itu.
ADVERTISEMENTS
3. Meskipun kamu sangat peduli pada perkembangan politik negeri ini, lebih bijak bila kamu tidak menaruh pandangan politikmu dalam resume kerja
Sebagai anak muda yang kritis, kamu tahu pasti pentingnya kepedulian pemuda terhadap perkembangan negeri. Mulai dari isu-isu sosial hingga politik, kamu harus menunjukkan suara dan posisi yang jelas. Baiklah, untuk ideologi dan pandangan politikmu itu memang sangat menarik. Tapi bila kamu sedang membuat CV, Â kamu tidak perlu memasukkan hal itu dalamnya. Pertama, kecuali kamu melamar sebagai kader partai politik, ingat bahwa kamu sedang mencari pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan politik. Kedua, pandangan politik dan ideologi yang kamu anut, tidak menunjukkan kualitas ataupun kualifikasi yang kamu punya.
ADVERTISEMENTS
4. Doa-doa yang kamu panjatkan tentang posisi yang kamu inginkan cukup kamu saja yang tahu. Pembaca CVmu tidak perlu itu
Ketika kamu melamar sebuah pekerjaan, itu sudah sangat jelas menunjukkan bahwa kamu menginginkan pekerjaan itu. Kamu tertarik bergabung dengan perusahaan yang bersangkutan, dan sangat berharap bisa diterima di antara ribuan yang menginginkan posisi yang sama. Masalah apa alasanmu ingin bergabung dengan perusahaan tersebut, kamu bisa menyusunnya nanti ketika interviu. Untuk tahap awal, kamu tidak perlu memasukkan doa-doa dan harapanmu untuk bisa mendapatkan pekerjaan itu, karena pengiriman CV-mu ke sana saja sudah cukup.
ADVERTISEMENTS
5. Detail gaji dan alasan meninggalkan pekerjaan lamamu sebaiknya hanya keluar bila ditanyakan. Bebaskan CV-mu dari hal-hal yang kurang signifikan
Bila kamu sudah pernah bekerja sebelumnya, mungkin kamu akan mendapatkan pertanyaan mengapa kamu meninggalkan pekerjaan lamamu ketika tahap interviu nanti. Tapi pada tahap CV, kamu tidak perlu memasukkan alasanmu resign dari kantor sebelumnya. Posisi yang kamu tempati, hal-hal yang kamu lakukan, serta prestasi yang kamu capai saja sudah cukup. Selain alasan resign, detail gaji juga tidak perlu. Bila kamu sudah mendapatkan gaji yang tinggi sebelumnya, bisa-bisa perusahaan itu keder karena bisa membayangkan berapa gaji yang kamu inginkan nanti.
ADVERTISEMENTS
6. Referensi memang akan membuatmu terlihat menyakinkan, tapi sebaiknya jangan. Kecuali bila memang diminta
Referensi adalah contact person yang bisa dimintai testimoni ataupun konfirmasi mengenai dirimu. Yang bisa menjadi referensi bisa atasanmu di kantor sebelumnya, atau bisa juga dosenmu semasa kuliah. Memang sih, dengan adanya kontak referensi, CV-mu terlihat menyakinkan. Karena kamu siap memberi bukti bahwa apa yang kamu tulis benar. Namun kecuali perusahaan tempatmu melamar kerja menyaratkanmu untuk melampirkan kontak referensi, informasi ini nggak begitu banyak menolongmu. Kecuali kamu merasa benar-benar tidak masalah mereka menghubungi nomor referensi yang kamu cantumkan, dan kamu yakin pada apa yang akan disampaikan oleh nomor referensimu, tidak perlu dicantumkan.
7. Supaya kamu dianggap serius, jangan menggunakan alamat email yang kurang pantas. Reputasi bisa hancur dalam sekejap!
Untuk membuat akun di Facebook atau login di berbagai website, boleh saja kamu menggunakan email semacam lonelygurl@gmail.com atau iampervertguy@yahoo.com. Kamu bisa membuat citra diri yang sok misterius, ataupun unyu. Tapi kalau menyangkut dunia kerja dan CV, jangan sekali-kali memakai alamat email yang kurang pantas begitu. Kamu bisa dianggap tidak professional dan tidak layak. Bila untuk urusan lamaran kerja, pakai email dengan nama lengkapmu saja.
8. Media sosial yang kurang relevan juga sebaiknya jangan. Kamu mau curhatanmu di sana dikepoin atasan?
Mengulang poin satu, untuk CV kamu hanya perlu mencantumkan informasi pribdi berupa nomor telepon dan email yang bisa dihubungi. Kalau kamu punya akun media sosial mulai dari Facebook, Friendster, Path, Twitter, Migme, sampai Snapchat, tidak perlu kamu cantumkan di CV. Selain membuang-buang tempat (sudah tahu kan bahwa sebaiknya maksimal CV hanya 2 halaman?), kamu juga tidak perlu memberikan kesempatan recruiter untuk kepoin akun-akun medsosmu. Padahal selama ini akun medsosmu menjadi tempatmu menggalau dan berkeluh kesah. Duh.
Karena CV berhubungan dengan tingkat profesionalitas dan dunia kerja, berhentilah menaruh hal-hal yang kurang relevan di sana. Pandai-pandailah mengatur informasi. Buatlah recruiter bisa menangkap dengan mudah prestasi apa saja yang sudah kamu punya, sekaligus di saat yang sama, jangan berikan semua informasinya. Buatlah mereka penasaran. Ingat ya, mencari kerja itu sebelas dua belas dengan mencari pacar! Hehe