Sudah sepatutnya kita menyadari bahwa nggak semua orang berkompeten untuk menduduki jabatan yang tengah dicari perusahaan yang membuka lowongan kerja. Ada saja hal yang terkadang mengganjal perjalanan mulus seseorang untuk bisa lolos dalam sebuah perekrutan. Perusahaan pun pastinya nggak ingin sekadar menerima pelamar tanpa melihat latar belakang serta bakat yang dimilikinya. Apalagi jika karakter yang dimiliki juga terkesan nggak mendukung potensi karirnya untuk berkembang. Seperti yang kita ketahui, beberapa pelamar kerap memberikan informasi yang nggak sesuai dengan kenyataan aslinya.
Nah, untuk mengantisipasi hal ini, para perekrut alias Human Recources Development (HRD) melakukan klarifikasi terkait keaslian informasi para pelamar kerja dengan berbagai hal. Biar kamu lebih berhati-hati, simak apa saja yang dikepoin para HRD saat mengecek berkas lamaranmu berikut.
ADVERTISEMENTS
1. HRD akan menghubungi mantan atasan atau rekan kerja di perusahaanmu dulu untuk menanyakan kemampuanmu dalam bekerja
Jika kamu memiliki pengalaman bekerja sebelumnya, dan kebetulan memberikan kontak orang yang kamu jadikan referensi, maka ini akan menjadi ladang klarifikasi untuk perekrut. HRD akan menghubungi mantan atasan atau pun rekan kerjamu di perusahaan yang dulu. Mereka ingin tahu informasi terkait dengan sejarah kerja, performa dan profesionalismemu selama bekerja di perusahaan lama. Biasanya, HRD sudah menyiapkan sejumlah pertanyaan untuk orang-orang yang ada di daftar referensi yang kamu cantumkan. HRD nggak hanya mau mendengar hal baik tentang kandidat, mereka pun akan meneliti dan menggali lebih dalam lagi. Tentunya, HRD ingin mengetahui apakan mantan atasan terdahulu mengakui kinerjamu atau nggak.
ADVERTISEMENTS
2. Nggak hanya menyoal kinerja, HRD juga akan menanyakan tentang perilakumu di kantor yang lama
Untuk mencari informasi yang mendalam tentang kandidat, perekrut akan mengecek bagaimana hubunganmu dengan orang yang akan memberikan referensi. Apakah orang tersebut merupakan atasanmu langsung?
Hal ini dilakukan karena HRD ingin tahu bagaimana cara membina karyawan sepertimu. HRD pun ingin mengumpulkan informasi lainnya, seperti dukungan apa saja yang dibutuhkan agar kamu bisa bekerja dengan optimal. Selain itu, HRD juga mencari tahu bagaimana kemajuan dan perkembanganmu selama bekerja di perusahaan lama. Perekrut ingin mempelajari semua informasi mengenai kandidat lebih jauh dan memastikan bahwa kamu adalah pribadi yang benar-benar sesuai dengan pekerjaan yang ditawarkan.
ADVERTISEMENTS
3. Saat HRD menemukan keganjilan pada saat interview, mereka akan mengkrosceknya langsung dengan orang yang kamu cantumkan sebagai referensi
Sementara itu, selama proses wawancara, pasti ada sejumlah keganjilan yang dirasakan oleh HRD, misalnya kandidat bukan orang yang tegas atau sepertinya kandidat adalah orang yang pemalas. Untuk membuktikan sejumlah keganjilan tersebut, maka lagi-lagi HRD akan menghubungi atasan atau rekan kerjamu di kantor lama. Jika ternyata si referensi ini mengetahui dan mengungkapkan kekuranganmu saat melakukan pekerjaan, maka ini bisa berdampak buruk bagimu.
Untuk itu, pastikan kamu memilih orang yang tepat untuk dicantumkan dalam daftar referensi. Kamu harus minta supaya atasan atau pun rekan kerja mengungkapkan hal yang baik dan menguntungkan untukmu. Jika mereka nggak mau, segera pilih orang lain yang lebih terpercaya.
ADVERTISEMENTS
4. Bukan nggak mungkin, HRD juga mengecek profil dan timeline di media sosialmu. Karaktermu akan terbaca di sana
Khususnya di perusahaan kreatif, media sosial menjadi penting untuk melihat bagaimana rekam jejak seseorang. Dari media sosial yang dimiliki oleh kandidat, HRD nggak hanya bisa melihat keahlian dan pengamalan dari seseorang. Tapi juga bisa melihat apakah visi yang dimiliki oleh kandidat sejalan dengan perusahaan atau nggak dengan melihat konten yang kamu bagikan. Perusahan juga bisa mempertimbangkan apakah passion-mu bagus atau nggak jika berada di posisi yang dilamar. Selain itu, profil yang ada di situs jejaring sosial bisa berisi informasi-informasi yang sifatnya umum dan membantu perusahaan memverifikasi beberapa informasi tentangmu, seperti latar belakang keluarga, pendidikan atau lainnya.
Ternyata bukan cuma kamu saja yang bisa kepo, melainkan para perekrut juga. Kepo dalam hal ini maksudnya adalah baik, yakni untuk mengklarifikasi kebenaran informasi yang mereka terima dari pelamar kerja. Ingat, saat perusahaan menghubungi orang-orang yang ada dalam daftar referensi, itu artinya pertanda baik. Kamu nggak perlu khawatir, justru kamu harusnya bernafas lega. Manajer perekrutan sudah hampir siap untuk menerimamu sebagai pegawai. Mereka hanya butuh konfirmasi terakhir saja. Makanya, jangan coba-coba berbohong saat melakukan proses penerimaan kerja, ya.