Panduan menjadi freelance surveyor | Illustration by Hipwee
Menjelang akhir masa kuliah, rutinitas belajar di kelas mulai berkurang dan biasanya digantikan dengan kesibukan menggarap skripsi. Nah, nggak sedikit mahasiswa yang memanfaatkan masa ini untuk menjajal aktivitas baru yang mendatangkan cuan. Lumayan juga hasilnya untuk tambahan uang jajan sebulan.
Salah satu pekerjaan sampingan yang bisa dilakukan oleh hampir semua orang adalah menjadi surveyor. Apakah SoHip pernah mendengar pekerjaan ini? Sebenarnya, pekerjaan surveyor udah ada sejak lama, tapi sayangnya belum banyak orang yang tahu. Kebanyakan peluang pekerjaan ini terbuka lewat koneksi pertemanan. Makanya, masih segelintir orang yang menekuninya. Namun, makin ke sini makin banyak platform yang menawarkan pekerjaan ini kok .
Terbilang pekerjaan sampingan yang nggak membutuhkan banyak persyaratan, makanya surveyor bisa dijalani oleh semua orang asalkan tahu cara dan trik mengatasi tantangannya. Beberapa pelaku side job sebagai surveyor ini membagikan pengalaman sekaligus langkah praktisnya. Apa aja yang dilakukan? Berapa banyak nominal yang didapat? Syarat dan tantangannya apa aja?
Ini dia ulasan lengkapnya, SoHip. Yuk, simak!
ADVERTISEMENTS
Tanggung jawab yang diemban oleh seorang surveyor terlihat mudah, tapi penuh tantangan. Jangan disepelekan, ya
Saat Winda (25 tahun) dan Fitron (24 tahun) membeberkan pekerjaannya sebagai surveyor, ada satu kata yang terlintas, yakni “mudah”. Sederhananya, kamu datang ke daerah atau lokasi yang sudah ditentukan. Selanjutnya, kamu akan mengambil data secara langsung dengan wawancara atau angket. Setelah terkumpul, kamu tinggal menyetorkan datanya ke lembaga survey. Jadi, ada tiga kata kunci utama yang menjelaskan cakupan pekerjaan ini, yaitu turun lapangan, mengambil data, dan mengumpulkan data.
“Udah ada kode partisipannya siapa aja, usia berapa, jenis kelamin, dan lokasinya pun udah ditentukan,” tambah Winda.
Walaupun terlihat gampang, pekerjaan ini membutuhkan kekuatan fisik dan mental, SoHip. Pengambilan data di lapangan sering kali membutuhkan keluwesan surveyor untuk menghadapi perubahan atau tantangan yang bisa jadi muncul nggak terduga. Bertemu dengan orang baru dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, misalnya. Kamu dituntut untuk pandai menempatkan dan membawakan diri agar warga setempat menerimamu dengan terbuka.
Tugas freelance surveyor | Illustration by Hipwee
ADVERTISEMENTS
Jika ditimbang-timbang nih, kerja sampingan sebagai surveyor cukup worthy untuk dijalani. Emang dapat berapa, sih?
Meski cukup menantang karena menguras energi, pekerjaan ini sangat layak dijalani bagi Winda maupun Fitron. Sama-sama memulai pekerjaan freelance surveyor di bangku kuliah, keduanya mendapatkan suntikan tambahan uang sebulan. Nominalnya pun terbilang banyak untuk standar hidup mahasiswa.
Dalam satu kali periode turun lapangan, menurut Winda, ia bisa mendapatkan bayaran sekitar 700 ribu sampai 1 juta lebih. Upah ini udah termasuk bayaran untuk pengambilan data, uang transportasi, dan uang akomodasi. Biasanya, semakin jauh tempat yang akan dikunjungi, maka semakin banyak uang yang akan diberikan.
Dengan upah itu, dulu Winda bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagai mahasiswa di perantauan. Dia nggak mengandalkan kiriman orang tua sebagai satu-satunya pemasukan sebulan.
ADVERTISEMENTS
Ada sisi manis dan pahit pekerjaan freelance surveyor. Inilah risiko pekerjaan yang mengharuskanmu turun lapangan~
Selain kisaran upah yang cukup menjanjikan, pekerjaan ini ternyata membantu Winda dan Fitrin untuk mengasah soft skill tertentu. Gara-gara pekerjaan ini, Winda bisa mengeksplorasi diri ketika berpindah dari lokasi pengambilan data yang satu ke lokasi yang lain. Hasilnya, dia makin mahir menghadapi dan menyikapi banyak orang dengan beragam karakter dan budaya tertentu.
“Jadinya, itu membantuku untuk mengamati situasi atau orang terlebih dahulu sebelum bertindak dan kebiasaan ini terbawa sampai sekarang,” tuturnya.
Sementara itu, Fitron memiliki pandangan yang agak berbeda. Pekerjaan ini cukup menyenangkan baginya karena banyak pengalaman baru yang ditemukan ketika turun lapangan.
Sama seperti pekerjaan lain, profesi sebagai freelance surveyor tentu memiliki sisi nggak enaknya yang jadi tantangan. Tuntutan yang mengharuskan para surveyor datang ke daerah baru dan asing membuat Fitron sempat beberapa kali nyasar. Tantangan lain yang menyusahkan, yaitu bila ada narasumber yang sulit dicari atau ditemui.
Apa yang dialami Fitron ternyata dirasakan juga oleh Winda. Lantaran biasanya ditugaskan untuk mengambil satu data partisipan dan satu wilayah kecamatan, Winda kesulitan menjangkau lokasinya, terutama bila akses kendaraan umum belum banyak di wilayah tersebut. Risikonya cukup besar, apalagi mengingat saat itu Winda nggak punya kendaraan pribadi.
Selain itu, datang ke lokasi pengambilan data seorang diri juga cukup riskan, apalagi dia sama sekali nggak pernah datang ke sana dan tahu kondisi sebelumnya. Hal inilah yang sering kali bikin Winda was-was.
Skill yang dibutuhkan freelance surveyor | Illustration by Hipwee
ADVERTISEMENTS
Ini dia langkah praktis mendapatkan pekerjaan sebagai freelance surveyor
Baik Fitron maupun Winda sebenarnya mendapatkan pekerjaan ini melalui jaringan pertemanan. Tahun 2018, keduanya mendapatkan tawaran dari teman yang lebih dulu terjun sebagai freelance surveyor. Singkatnya, jaringan pertemanan sangat berperan besar sehingga mereka bisa mendapatkan pekerjaan sampingan ini.
Namun, buat kamu yang pengin merintis karier sebagai freelance surveyor, kamu nggak perlu berkecil hati. Soalnya, mulai bermunculan platfrom yang menawarkan pekerjaan serupa, seperti Appen. Kamu bisa mendaftar secara online dengan bermodalkan kuota internet dan laptop aja.
Perhatikan beberapa hal ini agar bisa mendapatkan pekerjaan sebagai freelance surveyor:
Tingkatkan kemampuan komunikasi untuk menggali data
Jika kamu serius akan menekuni pekerjaan, kemampuan komunikasi menjadi hal mutlak yang perlu diasah. Pasalnya, kamu harus turun lapangan ke daerah-daerah tertentu di Indonesia untuk menggali informasi dari narasumber atau partisipan.
Kamu harus lihai membahasakan pertanyaan wawancara yang biasanya ilmiah dan kaku menjadi lebih sederhana sehingga mudah dipahami warga setempat. Kemampuan komunikasi diperlukan untuk menghindari jawaban-jawaban “tidak tahu” atau “dirahasiakan”. Jadi, pintar-pintarlah menggali data dari partisipan.
Kuasai bahasa daerah
Penguasaan bahasa daerah tertentu juga akan sangat membantumu menjalani pekerjaan ini. Kemungkinan besar kamu akan ditempatkan ke daerah kabupaten. Jika mengerti bahasa daerah setempat, kamu akan semakin mudah menjalin kedekatan dengan warganya sebelum mengambil data.
Pandai beradaptasi
Selain kemampuan berbahasa daerah, kemampuan adaptasi juga nggak kalah penting. Kamu harus bisa menjalin hubungan dengan orang sekitar, seperti petugas desa ketika ingin meminta izin mengambil data di daerah itu. Ketika berada di daerah asing, kemampuan ini sangat dibutuhkan agar kamu bisa diterima di lingkungan tersebut.
Pesan Winda, jika ingin menjalani pekerjaan ini, ada baiknya kamu nggak mengandalkannya sebagai satu-satunya pendapatan. Proyek survei nggak selalu ada setiap bulan. Kamu perlu menempatkan pekerjaan ini sebagai sampingan aja sehingga kamu nggak bergantung sepenuhnya.
Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.