Kiat mudah jadi freelance fotografer | Illustration by Hipwee
Sepertinya, ada aja pikiran-pikiran yang justru menghalangi niat seseorang untuk menjadi freelance fotografer. Salah satu pertimbangn besar yang menjadi ganjalan adalah pikiran bahwa seorang fotografer harus punya kamera mahal dengan spesifikasi juara biar hasil jepretan bagus. Nggak sedikit juga orang yang akhirnya menyerah sebelum memulai jadi seorang fotografer gara-gara merasa nggak punya skill fotografi yang mumpuni.
Sebenarnya sih, pertimbangan-pertimbangan tersebut bisa menjadi pendorong supaya kita mengasah diri sekaligus mempersiapkan betul-betul sebelum menekuni side job ini. Sayangnya, pertimbangan itu kadang malah jadi batu sandungan yang bikin niat dan tekad kita runtuh duluan.
Agak mirisnya lagi, pada kenyataannya, menjadi freelance fotografer nggak sesulit dugaan kita selama ini. Dengan ongkos yang relatif kecil dan alat seadanya, kita udah bisa menjalani kerja sampingan ini dengan cukup profesional. Buktinya, Panggah Pambudi bisa menjadi freelance fotografer walau awalnya hanya punya dana pas-pasan dan kamera pinjaman. Meski berangkat dari modal yang minim, Panggah bisa bertahan menjadi freelance fotografer yang hitungannya cukup dikenal di Yogyakarta.
Gimana caranya menjadi freelance fotografer kalau aku nggak punya kamera sama sekali?
Gimana memulai kerjaan ini kalau aku nggak paham fotografi?
Bingung nih, aku harus memulai dari mana untuk menjadi freelance fotografi?
Tenang, SoHip. Panggah Pambudi dengan senang hati membeberkan cara praktisnya untuk menjadi freelance fotografer. Dari pengalamannya, kamu bisa mengantongi kiat mudahnya yang udah terbukti.
ADVERTISEMENTS
Yuk, kenali kerjaan sampingan freelance fotografer, cara kerja, dan siapa aja yang potensial pakai jasa ini
Sosok freelance fotografer | Illustration by Hipwee
Secara garis besar, kerjaan freelance fotografer nggak jauh beda dengan kerjaan fulltime fotografer, tapi ada beberapa hal yang jadi catatan. Dalam proses produksi foto, freelance fotografer cenderung menyerahkan hasil potretannya secara langsung ke klien. Jadi, nggak ada proses mengedit foto terlebih dulu. Sebaliknya, bila menjadi fulltime fotografer, kamu punya tanggung jawab untuk mengedit setelah memotret.
“Selama pengalamanku menjadi freelance fotografer, setelah memotret, aku tinggal memberikan file-file hasil dokumentasi. Jadi, dokumen berisi foto langsung ditransfer aja, aku nggak perlu ngedit,” terang Panggah saat dihubungi Hipwee Premium via sambungan telepon.
Nah, ngomongin klien, Panggah biasanya menerima proyek memotret dari individu maupun dari lembaga, instansi, atau perusahaan. Jika yang menawari pekerjaan adalah indivudu, rata-rata berhubungan dengan dokumentasi pernikahan. Sementara itu, perusahaan menggunakan jasanya untuk keperluan beragam acara, mulai dari dokumentasi outing, meeting, atau gathering karyawan. Ada juga hotel yang butuh jasa freelance fotografer untuk mendokumentasikan program kerja atau bahan promosi aja. Nggak jarang, Panggah juga mendapatkan proyek berupa dokumentasi untuk buku tahunan atau kalender.
Dari pengalaman Panggah, kamu udah punya bayangan, kan, siapa aja pihak yang bakal kamu ajak ‘PDKT’ agar mereka tertarik dengan jasa fotografimu?
ADVERTISEMENTS
Alasan ini yang bikin Panggah betah jadi freelance fotografer Bukan cuma gara-gara upah ternyata
Meski udah punya pekerjaan tetap yang mapan, Panggah tetap menjalani kerja sampingan sebagai freelance fotografer. Ada dua hal yang bikin dia jatuh hati dengan pekerjaan ini. Pertama, Panggah mendapatkan upah yang bisa dikatakan cukup untuk tambahan penghasilan. Untuk dokumentasi cara pernikahan dalam satu hari, dia bisa mengumpulkan uang sekitar Rp300.000-Rp400.000. Bila proyeknya membutuhkan waktu tiga harian, dia bisa mendapatkan upah sekitar 1-2 juta rupiah. Nominal yang nggak sedikit, ya.
Namun, upah bukan satu-satunya alasan Panggah menyukai kerjaan sampingan ini. Faktor kedua, pekerjaan sampingan ini memungkinkannya bertemu dengan orang yang memiliki ilmu dan wawasan yang lebih luas dibandingkan dia. Banyak perspektif baru yang didapatkannya.
Kendati demikian, sama seperti pekerjaan pada umumnya, menjadi freelance fotografer sebenarnya juga punya sisi nggak enaknya, tapi itu nggak membuat Panggah merasa berhenti menekuninya. Kini Panggah justru kebingungan harus mengalihkan stres dan penat ke mana sebab dunia fotografi yang tadinya cuma hobi, sekarang udah nggak bisa jadi tempatnya mencari penghiburan. Inilah dilema ketika hobi berubah jadi profesi~
Cara menjadi freelance fotografer | Illustration by Hipwee
ADVERTISEMENTS
Kiat menjadi freelance fotografer ala Panggah. Awalnya cuma berbekal kamera pinjaman aja
Bisa disebut nggak sengaja menjadi fotografer, Panggah menjajal profesi ini gara-gara seorang kawan meminjaminya kamera. Dari momen itulah, Panggah merasa fotografi adalah sesuatu yang asyik. Ketertarikan itu menjadi hobi yang ternyata ditekuninya dengan serius. Kemudian, pelan-pelan dia mengumpulkan banyak karya untuk dijadikan portofolio.
Lebih lanjut, Panggah mengungkapkan langkah-langkah menjadi freelance fotografer. Ini dia tips ala Panggah.
Wajib nih, membuat portofolio
Menurut Panggah, portofolio menjadi pegangan awal seorang fotografer sebelum menawarkan jasanya. Dengan portofolio, kamu bisa menyakinkan calon klien sehingga mereka tertarik menggunakan jasamu. Panggah sendiri sengaja mengambil proyek dokumentasi wedding atau buku tahunan sebelum menjadi freelancer. Tujuannya untuk menambah portofolio dulu.
“Jadi, paling penting menyiapkan portofolio. Meskipun peralatan memotret secanggih apa pun, kalau nggak punya portofolio, agak susah untuk menyakinkan klien,” tuturnya.
Cari toko sewa alat fotografi
Kalau kamu punya dana minim dan nggak ada bekal kamera sama sekali, ada baiknya sewa kamera untuk belajar fotografi secara mandiri. Sekarang banyak toko penyewaan kamera yang lengkap. Bukan cuma menyewakan kamera, tapi juga peralatan lain seperti lighting yang dibutuhkan untuk pemotretan.
Soal kamera yang disewa, kamu nggak perlu terlalu berpatokan harus seperti fotografer profesional. Misalnya, ketika fotografer pada umumnya menggunakan merek A dengan harga sewa yang cukup mahal, kamu bisa memilih kamera entry level di bawah merek tersebut yang harga sewanya terjangkau. Kisaran harganya sekitar 100 ribu per 24 jam. Jika menyewa sekalian dengan lighting, kemungkinan bujetnya nggak sampai 300 ribu.
Dengan kamera sewaan, kamu bisa belajar memotret. Kalau udah ada tawaran side job, meski dengan gadget atau bujet nge-pas, kamu sebenarnya bisa menyewa alat untuk sementara waktu.
Ada yang lebih penting ketimbang skill
Selama terjun sebagai freelance fotografer, Panggah merasa belum menemukan skill spesifik yang harus dikuasai. Kepekaan malah menjadi sesuatu yang harus segera diasah sehingga kamu bisa memahami angle yang tepat dalam memotret. Kepekaan ini berhubungan dengan jam terbang, semakin sering memotret, kamu semakin lihai memilih angle, menentukan jarak kamera dan objek, dan sebagainya.
Siapkan mental, tenaga, dan kreativitas
Jika udah benar-benar yakin dengan pekerjaan sampingan, kamu harus menyiapkan mental yang tahan banting. Kamu nggak bisa punya mental pemalu jika ingin menjadi fotografer. Contohnya nih, ada momen di atas panggung yang mengharuskanmu untuk beranjak ke depan demi mendapatkan hasil foto yang dikehendaki, maka kamu harus berani.
Selain itu, tenaga juga perlu disiapkan sebaik mungkin karena yang namanya kegiatan fotografer cukup menguras energi. Satu lagi yang harus diperhatikan adalah mengasah kreativitas.
Jaga konsistensi
Beberapa pekerja side job ini akhirnya pindah ke lain ‘hati’ karena merasa freelance fotografer nggak mendatangkan banyak cuan. Lantaran menganggap pekerjaan sampingan seperti pekerjaan tetap, mereka merasa nggak puas sehingga beralih membuka rumah produksi fotografi sendiri. Padahal konsistensi menjadi kunci jika kamu ingin menjalani kerja sampingan ini.
“Di daerahku sekarang, freelance fotografer makin sedikit, tapi rumah produksi makin menjamur. Sementara itu, pekerjaan ini memang sampingan, jadi sebaiknya nggak dipandang sebagai pekerjaan utama yang bisa diandalkan dengan upah yang besar seperti pekerjaan tetap,” pesan Panggah.
Itu dia tips praktis dari Panggah. SoHip udah siap menjadi freelance fotografer?
Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.