Apakah monday blues yang dialami banyak orang itu nyata? | Illustration by Hipwee via www.hipwee.com
Pernah dengar istilah “Monday is monster day“? Atau mungkin, kamu juga sering mengalaminya?
Beberapa istilah memang kerap digunakan untuk menggambarkan betapa menakutkannya hari Senin. Bahkan hal tersebut dialami oleh berbagai kalangan, mulai dari pelajar, karyawan hingga ibu rumah tangga sekali pun. Hari Senin rasanya sangat ribet dan melelahkan untuk dihadapi sejak pagi hingga sepanjang hari.
Biasanya orang yang menganggap hari Senin sebagai hal yang menakutkan dan menyebalkan karena mereka sedang mengalami fenomena pasca libur atau yang sering disebut “Monday Blues“. Fenomena ini banyak dialami pekerja yang memiliki pola kerja cepat dan penuh tekanan. Namun, sering juga dialami oleh orang-orang yang punya agenda padat di hari Senin.
Melansir dari Productivity Club, Monday Blues biasanya menyerang saat Minggu malam atau menjelang hari kerja. Gejala yang muncul biasanya mulai dari malas dan cemas, bahkan yang paling parah hingga merasa sakit kepala, perut dan punggung.
Secara psikologis, Monday Blues merupakan kecemasan akibat rasa khawatir untuk menghadapi hari esok. Sebab, biasanya setelah ditinggal libur akhir pekan, pekerjaan jadi menumpuk di hari Senin. Belum lagi jika ditambah target mingguan dan evaluasi minggu sebelumnya. Secara emosional, orang jadi sangat malas menghadapi hari Senin karena sudah merasa nyaman dengan santai di akhir pekan.
Tapi, wajar nggak sih kalau merasakan hal yang demikian? Padahal habis libur harusnya jadi semangat, kan? Atau jangan-jangan, Monday Blues hanya sekadar alasan di balik rasa malas keluar dari zona nyaman ya?
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Menurut penelitian, Monday Blues itu ternyata memang nyata. Bisa menyebabkan stres kerja di awal minggu, kemudian berangsur membaik menjelang akhir pekan dan balik lagi di hari Senin
Rasa malas bekerja di hari Senin | Credit by Andea Piacquadio on Pexels
Pada umumnya perusahan menetapkan sistem 5 hari kerja dan memberikan 2 hari libur di akhir pekan. Harapannya, pekerja bisa istirahat dari rutinitas kerja, mengembalikan energi dan pikiran jadi lebih segar untuk bekerja lagi di hari Senin. Namun, banyak yang mengalami justru sebaliknya. Pekerja mengalami fenomena Monday Blues yang membuat mereka merasa malas dan enggan untuk kembali bekerja.
Awalnya, hal tersebut dianggap isu atau alasan yang dibuat-buat saja.
Bagaimana pun libur akhir pekan dinilai cukup baik untuk meningkatkan semangat kerja. Hingga akhirnya banyak studi yang mendalami fenomena Monday Blues ini. Melansir dari Forbes, sebuah penelitian baru-baru ini dilakukan untuk membandingkan perspektif Moday Blues dan perspektif Senin yang baik setelah akhir pekan. Hasilnya, karyawan yang menjadi subjek penelitian tersebut justru lebih dominan pada perspektif Monday Blues. Mereka kurang menyukai pekerjaan dan mengalami stres kerja yang tinggi di awal minggu.
Ternyata hal tersebut disebabkan karena tumpukan pekerjaan saat ditinggal libur akhir pekan harus dihadapi di hari Senin. Pekerja merasa harus bertahan dengan kondisi stres selama 5 hari ke depan, ditambah target baru yang harus dicapai dan evaluasi kerja mingguan. Uniknya beban tersebut dirasa berangsur berkurang ketika Jumat sore, karena pekerja menganggap penderitaan mereka akan segera usai di akhir pekan. Namun, fenomena ini akan terus berulang setiap kali menjelang hari kerja.
Penelitian lain juga mengungkap bahwa Monday Blues bukan mitos atau alasan belaka, tapi fenomena nyata yang dialami oleh banyak orang. Melansir dari Huffpost, sebuah penelitian global mengungkap setidaknya sebagian karyawan mengalami keterlambatan di hari Senin dan hanya memiliki waktu produktif 3,5 jam sepanjang jam kerja. Hal ini karena mereka mengalami ketidaksiapan untuk menghadapi pekerjaan setelah hari libur.
ADVERTISEMENTS
Apa sih, yang membuat kita bisa mengalami Monday Blues? Bukan soal beban kerjaan aja, lo
Kondisi fisik dan lingkungan kerja juga bisa menyebabkan Monday Blues, lo | Credit by Cottonbro on Pexels
Fenomena Monday Blues yang nyata terjadi memang disebabkan oleh ketidaksiapan mental pekerja untuk menghadapi beban pekerjan di hari Senin. Namun, ada beberapa faktor lain yang mungkin bisa menambah risiko Monday Blues. Melansir dari NDTV, seorang psikolog klinis mengungkap bahwa Monday Blues juga bisa disebabkan karena ketidakpuasan terhadap pekerjaan, ketidakcocokan dengan atasan dan teman kerja, tidak bisa menemukan makna dalam pekerjaan dan anggapan bahwa pekerjaan yang dilakukan mengganggu kepentingan pribadi.
Sementara itu, secara psikologis terdapat beberapa faktor yang memicu seseorang mengalami Monday Blues. Melansir dari Huffpost, berbagai penelitian psikologis mengungkap beberapa hal penyebab Monday Blues, berikut:
Ritme alami tubuh yang kacau, karena biasanya kita membiasakan jadwal tidur yang berubah saat akhir pekan. Secara fisiologis, tubuh akan terasa lemas saat kembali ke rutinitas bangun pagi
Pergeseran emosional yang cukup besar dari kebebasan saat akhir pekan berubah ke rutinitas kewajiban di hari Senin
Ada rasa tidak suka terhadap pekerjaan yang membuat diri kita merasa lebih aman dan nyaman saat menjalani hidup di akhir pekan
Adanya pengaruh budaya yang mengajarkan kita membayangkan hari Senin adalah hari yang melelahkan, bahkan hal ini didapat sejak zaman sekolah
Tidak memiliki keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan atau work-life balance yang rendah
Memiliki kecemasan sosial sehingga merasa enggan untuk menghadapi berbagai interaksi sosial di lingkungan kerja
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Monday Blues tidak hanya menyebabkan pengaruh emosional tapi juga penurunan produktivitas di awal minggu
Monday Blus bikin kerja di hari Senin jadi gambang lelah | Credit by Marcus Aurelius on Pexels
Jika kamu pernah atau bahkan sering mengalami Monday Blues, hal apa yang paling kamu rasakan?
Mungkin, kamu akan mengalami emosi yang kurang stabil seperti mudah kecewa, kesal dan marah saat ada hal yang tidak sesuai dengan ekpektasimu. Sementara secara fisiologis mungkin kamu merasa mudah lelah, mengantuk, lemas bahkan sakit kepala. Hal tersebut ternyata sangat memengaruhi produktivitas terutama di awal minggu.
Melansir dari Livemint, para peneliti dari Lehigh University’s College fo Business mengungkap bahwa Monday Blues mengakibatkan penurunan produktivitas pada pola kerja. Dari data yang ditemukan dalam penelitian tersebut, pekerja lebih sering melakukan kesalahan di awal minggu. Terutama bagi perusahaan yang mengumpulkan pekerjaan di akhir pekan untuk dikerjakan di hari Senin. Apalagi jika ditambah ada evaluasi mingguan yang dilakukan dan hasilnya buruk, otomatis pekerja harus meningkatkan kinerja mereka padahal secara psikologis dan fisik tidak siap.
Beban kerja yang berat, ditambah tuntutan target serta ketidaksiapan mental dan fisik membuat produktivitas hari Senin terlihat sangat buruk. Maka dari itu, banyak peneliti menyarankan perusahaan supaya tidak mengadakan meeting dan evaluasi di hari Senin jika ingin berjalan efektif. Begitu pula bagi pekerja, sebaiknya prioritas pekerjaan yang penting dialihkan selain hari Senin supaya bisa diselesaikan dengan baik.
Biasanya, ritme kerja setelah Senin akan berjalan normal karena kondisi fisik dan psikologis sudah kembali menyesuaikan jam kerja. Bahkan, bisa terjadi peningkatan produktivitas di hari Jumat karena lebih semangat menyelesaikan pekerjaan sebelum akhir pekan.
Monday Blues sebenarnya bisa diatasi, lo. Beberapa orang sukses telah membuktikan jika Senin mereka bisa dijalani dengan baik
Yuk coba hadapi Monday Blues | illustration by Hipwee
Kebanyakan orang memang sulit untuk memikirkan upaya menghadapi hari esok yang buruk ketika berada di zona nyaman. Hal inilah yang sering kita alami ketika libur akhir pekan, merasa enjoy tanpa beban tapi saat Minggu malam menjelang Senin tiba-tiba Monday Blues menimbulkan kecemasan. Ternyata, hal ini tidak dialami oleh pekerja saja, lo. Sekelas pengusaha sukses dan penasihat bisnis juga mengalaminya. Melansir dari Money, beberapa pemimpin perusahaan sukses di The Oracles membagikan pengalaman mereka untuk mengatasi Monday Blues dan menjalani awal pekan lebih baik, berikut beberapa tipsnya:
Pikirkan apa pun yang ingin kamu lakukan dalam hidup dengan bekerja
Sebelum menghadapi Senin yang dirasa akan menjadi hari yang buruk, cobalah pikirkan hal-hal yang ingin kamu capai dengan bekerja. Misalnya gaji yang didapat bisa mebahagiakan orang-orang tercinta dan banyak hal lainnya yang bisa membuatmu semangat di awal pekan.
Buat prioritas pekerjaan di hari Senin
Luangkan waktu di Minggu malam untuk menyiapkan keperluan pekerjaan di hari Senin. Lalu buat prioritas pekerjaan dari yang paling penting dan harus diselesaikan. Jika memungkinkan, simpan pekerjaan yang belum terlalu penting untuk hari berikutnya, supaya beban kerjamu nggak terasa begitu berast di hari Senin.
Buat target pencapaian mingguan
Selain membuat daftar prioritas, kamu juga perlu membuat target pencapaian mingguan. Tetapkan apa saja yang harus kamu capai di minggu depan. Hal ini bisa membuatmu lebih menyiapkan fisik dan mental, serta lebih semangat menjalani hari kerja, terutama Senin.
Buat rutinitas yang menyenangkan untuk menyambut Senin
Hari yang buruk biasanya dimulai sejak bangun tidur. Maka, buatlah harimu menyenangkan sejak kamu membuka mata dan beranjak dari tempat tidur. Misalnya jangan tidur telalu malam supaya tidak bangun kesiangan dan tergesa-gesa. Sempatkan waktu untuk olahraga, meditasi dan sarapan yang baik bersama orang terdekat untuk meningkatkan mood. Intinya buat Senin pagimu menyenangakan tanpa beban!
Fokus pada “magic hour” versi kamu sendiri
Setiap orang biasanya memiliki magic hour atau waktu terbaik untuk produktif tersendiri. Jika mengalami penurunan hasrat untuk bekerja, cobalah fokus memanfaatkan magic hour versi kamu sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang penting di hari Senin.
Nah, meski Monday Blues cukup dianggap wajar dan banyak dialami oleh orang-orang diseluruh dunia, tapi tetap saja fenomena ini sangat mengganggu. Bahkan akibat secara produktivitas bisa menyebabkan banyak kerugian dari sisi pekerja dan perusahaan. Tapi setelah tahu lebih dalam soal Monday Blues, faktor penyebab dan cara mengatasinya, semoga fenomena ini bisa lebih diminimalkan, ya!
Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.