Banyak orang yang nggak senang dan bahkan marah ketika ada orang yang komplain tentang apa yang dia tulis di media sosial. Alasannya sesederhana ini:
Timeline timeline gue, terserah dong mau diisi apa? Nggak suka, unfollow aja! Kok repot!
Ya sih, media sosial memang tempat kamu bisa mencurahkan segala isi hati dan pikiran tanpa susah payah. Mulai dari menggalau di kala hujan, rajin mention gebetan di kala pedekate, sampai menyampaikan opini terhadap suatu permasalahan bersama. Tapi mulai sekarang, kamu harus mulai berhati-hati berkicau di media sosial. Kan kamu nggak tahu siapa saja yang berkunjung ke sana dan menyelidiki perilakumu?
ADVERTISEMENTS
1. Dunia maya bagaikan hidup kedua. Saat orang ingin tahu tentangmu, tak jarang mereka merujuk ke akun media sosialmu
Coba ingat-ingat lagi, ketika kamu sedang tertarik pada seseorang apa yang pertama kali kamu tuju? Lihat link pertemanannya di Instagramnya? Kepoin timeline Twitternya? Yep, media sosial menjadi salah satu tempat yang kamu tuju kalau sedang mencari tahu tentang seseorang. Selain lebih mudah, juga lebih aman karena bisa kamu lakukan secara diam-diam. Beda dengan kalau kamu bertanya-tanya kepada orang sekitarnya, yang ada kamu justru kamu yang akan ditanya-tanya duluan.
ADVERTISEMENTS
2. Bukan hanya gebetan, tapi juga calon kantor idaman bisa menyelidikimu dari apa-apa yang kamu tulis di timeline-mu
Media sosial bukan hanya menjadi salah satu sarana kamu untuk mencari tahu lebih jauh tentang gebetan atau orang yang kamu suka, tapi juga salah satu cara perusahaan menyeleksi calon karyawannya. Ketika kamu melamar kerja, di tahap tertentu, bukan tidak mungkin tim recruiter mencari akun media sosialmu untuk menilai perangaimu. Dan apa yang bisa mereka dapatkan dari sana, tidak jarang menjadi pertimbangan apakah kamu layak atau tidak.
ADVERTISEMENTS
3. Memang benar bahwa dunia maya dan dunia nyata adalah dua hal yang berbeda. Tapi sebenarnya tidak sulit menebak perilaku dari isi media sosialmu
Memang benar bahwa kepribadian seseorang tidak bisa dilihat sepenuhnya dari aktivitas media sosial. Terkadang sosok yang begitu lucu dan menggemaskan di timeline, ternyata pemalu dan pendiam di dunia nyata. Begitu juga sosok yang populer dan punya pengaruh besar di mesia sosial, ternyata seorang penyendiri di dunia nyata.
Meskipun begitu, tetap saja media sosial bisa memberikan gambaran tentang watakmu sampai 25%-nya. Ada yang begitu terbuka membagikan setiap momen kehidupannya, termasuk kapan dia tidur dan kapan dia ke kamar mandi. Ada juga yang menjadikan media sosialnya sebagai tempat menuangkan ide-ide kritis dan kreatifnya. Kepribadianmu bisa terbaca dari apa yang kamu bagikan ke dunia maya.
ADVERTISEMENTS
4. Ingat, apa yang kamu tulis mencerminkan cara berpikirmu. Jangan mengambil risiko dengan menulis hal-hal yang kelak merugikan
Di media sosial kamu memang bebas menuliskan apapun yang kamu pikirkan. Sial-sialnya, kamu hanya akan dihujat pengguna media sosial lainnya atau diajak twitwar. Tetapi karena media sosial ibarat rumah kedua, hati-hatilah pada apa yang kamu tulis di sana. Kamu yang cenderung mencurahkan setiap emosi yang kamu rasa tanpa disaring dahulu, ini berbahaya.
Bila gebetanmu melihat timelinemu yang penuh dengan kata-kata kasar, yang ada dia mundur duluan. Dan bila tim recruiter kantor yang kamu lamar melihat timelinemu yang isinya soal menghujat segala hal, termasuk mantan kantor yang baru saja kamu tinggalkan, mungkin calon kantor barumu juga pikir-pikir dulu untuk menerima. Bukan berarti kamu akan melakukan hal yang sama dengan mereka bukan? Dan jelas itu bukan hal bagus untuk perusahaan.
ADVERTISEMENTS
5. Bila kamu sudah memasuki dunia kerja, tidak ada salahnya menambah media sosial profesional. Banyak peluang bagus yang mungkin bisa kamu temukan
Media sosial bukan hanya tempat untuk curhat, bergalau, bertemu teman-teman lama dan teman-teman baru, flirting tanpa ketahuan pacar, dan segala aktivitas remeh temeh lainnya. Contohnya Linkedin, di sini kamu akan terhubung dengan orang-orang dari berbagai lingkup kerja. Di sana kamu juga bisa membuat CV digitalmu, menerangkan latar belakang pendidikan serta prestasi-prestasi yang sudah kamu raih. Layaknya Facebook dan media sosial lainnya, kamu juga bisa berkirim pesan di Linkedin. Tidak jarang, kamu akan mendapatkan pesan tentang tawaran pekerjaan, karena perusahaan besar biasanya mencari kandidat untuk posisi-posisi penting melalui media sosial ini.
Karena kamu nggak tahu siapa saja yang kepoin media sosialmu, lebih baik main aman saja. Buatlah timeline-mu menjadi barisan momen yang sedap dibaca mata. Dengan begitu mungkin citramu bisa naik beberapa persen. Terkesan pencitraan? Ya selama yang dicitrakan bagus, tak masalah bukan?