Tugas kuliah yang menumpuk seringkali bikin pusing karena kebanyakan bentuknya beda dari zaman sekolah, entah jurnal, esai, atau bahkan proposal usaha. Pokoknya semua harus tebal dan penuh dengan praktik. Salah satu yang banyak percobaannya adalah mata kuliah kewirausahaan, memang sih kita mungkin nggak mengambil jurusan bisnis tapi mata kuliah ini sering jadi tambahan. Tak jarang ide-ide yang menarik akan muncul dari sana namun pada akhirnya juga ide ini berakhir jadi tumpukan kertas belaka dan dilupakan begitu saja padahal bisa jadi ada potensi di baliknya.
Potensi ini rupanya dilihat oleh beberapa orang yang cukup jeli melihat peluang. Alih-alih hanya mengejar nilai, mereka juga berhasil mengembangkan ide usahanya menjadi sebuah bisnis yang sukses sampai sekarang. Siapa saja orang-orang tersebut? Simak yuk selengkapnya!
ADVERTISEMENTS
1. Pomade sempat menjadi salah satu keperluan pria yang cukup laris di tahun 2013, Michael Nugroho mengangkatnya di kelas Business Creation
View this post on Instagram
Ide ini juga ia dapat ketika sedang potong rambut di sebuah barbershop di mana ia juga ditawari pomade, namun kala itu harganya dirasa cukup mahal. Akhirnya melalui kelas Business Creation, ia bersama tiga orang rekan mewujudkan ide usaha ini. Dilansir dari sebuah wawancara, ia mengatakan bahwa konsep pomade yang ia buat adalah classic modern dandy style di mana para pria bisa tampil kece dengan harga yang cukup terjangkau. Dari 100 kaleng pertama yang ia buat secara homemade, kini ia mampu memproduksi 30.000 kaleng setiap 3 bulan. Omzetnya bahkan mencapai Rp3,5 miliar dalam satu tahun. Ia juga sudah berpartner dengan barbershop, reseller, dan memiliki distributor resmi.
ADVERTISEMENTS
2. Jika jam dari kayu saja sudah terdengar unik, ternyata Lakanua berhasil sukses dengan bisnis jam tangan dari semen dan batu alam
View this post on Instagram
Sebagai mahasiswa jurusan desain produk, Restu Irwansyah Setyawan mendapatkan tugas tentang eksplorasi material produk. Ia kemudian mengembangkan eksplorasi campuran material seperti semen namun belum memiliki pikiran untuk memilih produk. Kemudian jam kayu ternyata menjadi fashion item yang sempat tren dari tahun 2008 sampai 2012. Akhirnya ia memutuskan untuk membuat jam kayu juga, namun ia mesti berpikir lagi untuk mengembangkan produk hingga akhirnya ia bertemu dengan temannya dan memilih untuk membuat jam tangan dari material semen yang sebelumnya sudah ia kembangkan.
ADVERTISEMENTS
3. Bisnis muslimah wear mungkin sudah menjamur di mana-mana namun Kiciks Muslimah memiliki ciri khasnya sendiri
View this post on Instagram
Mungkin kamu yang senang berpakaian syar’i sudah tak asing dengan label Kiciks Muslimah. Pendirinya bernama Dewi Permata Sari memulai bisnis ini untuk tugas proposal bisnis mata kuliah komunikasi bisnis lo. Ia mengambil ide pakaian syar’i karena selama ini dianggap kurang fashionable sehingga ia ingin membuat desain yang tetap mengikuti zaman. Mengawali dengan modal pinjaman sebesar Rp5 juta, kini Kicik sudah memiliki omzet miliaran dengan pelanggan dari berbagai negara seperti Korea hingga Jepang.
ADVERTISEMENTS
4. Kini bean bag menjadi salah satu keperluan yang rasanya wajib ada di spot nongkrong kekinian, Berry Beanbag dirintis juga karena program kuliah
View this post on Instagram
Ayu Mulianti mengawali bisnis beanbag ini awalnya karena ia dan teman-temannya mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan Dikti. Ia mengajukan proposal bisnis beanbag dan mendapatkan Rp11 juta sebagai modal usaha. Demi formalitas semata akhirnya mereka sekadar posting di media sosial namun ternyata ada konsumen yang mulai tertarik dan akhirnya mereka serius untuk memproduksi produk ini secara masal. Walaupun kini saingannya banyak namun Berry Beanbag ternyata tetap bisa bersaing di kelasnya.
Pintu rezeki ternyata memang banyak yang terbuka asal kita mampu melihat peluang tersebut. Tugas kuliah yang awalnya dikerjakan sebagai formalitas semata saja ternyata juga mampu dijadikan ladang pendapatan yang menjanjikan. Salut!