Bergaya stylish dengan padanan sepatu-sepatu—yang mungkin nggak dimiliki banyak orang—sudah menjadi ciri khas seorang Tirta Hudhi. Ia bukanlah selebgram, apalagi cuma poser atau gaya-gayaan, melainkan pemilik Shoes and Care (SAC) yang merupakan pelopor jasa perawatan premium sepatu pertama di Yogyakarta, bahkan pertama di Indonesia yang berbasis media sosial.
Kiprah Tirta di dunia bisnis sudah bukan ecek-ecek lagi. Bermula dari jasa cuci dan rawat sepatu yang dikembangkan dari sepetak kamar kos, kini outlet-nya telah tersebar di kota-kota besar di seluruh Indonesia, beberapa di antaranya ada di luar negeri juga. Bisnis SAC-nya pun nggak hanya fokus ke sepatu, tapi juga merambah ke tas, topi, dan item berbahan kulit lainnya. Nggak cepat puas, Tirta juga melebarkan sayap usahanya dengan membuka distro Communion Management (CMMN), membuat aplikasi titip jual sepatu bekas ‘Tukutu’, supplier buku anak ‘Alva Library’, dan beberapa event maupun pergerakan positif lainnya.
Ditemui tim Hipwee, pengusaha muda yang dikenal dengan sapaan Dokter Tirta ini menyampaikan beberapa pesan yang diperuntukkan bagi anak muda. Sekilas memang terdengar keras dan menohok, tapi kalau dipikir-pikir lagi, kamu bakal bilang, “benar juga sih!”.
ADVERTISEMENTS
1. Kalau kamu sampai salah jurusan saat kuliah, itu salahmu sendiri!
Penting bagi anak muda untuk memasang target sedini mungkin bahkan sejak lulus SMA. Kamu dibebaskan untuk menentukan akan melanjutkan pendidikan ke mana dan memilih jurusan apa, asalkan kamu sudah tahu tujuanmu ke depan ingin jadi apa. Kalau pun orangtua melarang, kamu harus bisa jelaskan dengan alasan yang kuat. Nah, kalau kamu hanya memasang target ‘yang penting kuliah’ demi bisa jaga image atau ngikutin teman-temanmu yang lain, telat sudah. Jadilah kamu salah jurusan, yang mana adalah buah dari kesalahanmu sendiri.
ADVERTISEMENTS
2. Kalau mengurusi diri sendiri saja belum becus, ngapain mengurusi orang lain?
Anak muda zaman sekarang seringkali berbuat baik hanya untuk menarik perhatian orang lain. Padahal hal ini justru adalah sebuah pelecehan terhadap diri sendiri. Mulai sekarang, ubahlah pola pikirmu untuk melakukan segala sesuatu untuk dan demi diri sendiri dulu, termasuk dalam bekerja atau berprestasi. Kalau kamu sudah merasa menghargai dan mencintai diri sendiri dan bersyukur atas pencapaian yang kamu buat, barulah kamu berbuat untuk orang lain, termasuk keluarga. Love yourself first, then love each others.
ADVERTISEMENTS
3. Jangan bekerja menurut passion karena nggak semua hobi itu bisa menghasilkan uang. Tapi bekerjalah di ladang yang memberimu pemasukan
Passion dan idealisme belum tentu bisa menghidupi. Yakin kamu bakal betah kalau penghasilanmu nggak seberapa meski pekerjaanmu sejalan dengan passion-mu? Konsep yang harus diterapkan adalah do what you love and love what you do. Jadi ketika kamu bekerja setengah hati lantaran profesi tersebut bukan passion-mu, tapi menghasilkan, maka kamu harus mencintai pekerjaan itu, paling nggak sampai targetmu tercapai. Bersyukurlah kamu yang bekerja sesuai passion pun juga menghidupi, karena nggak banyak orang yang beruntung sepertimu.
ADVERTISEMENTS
4. Anak muda itu harus jeli menangkap peluang, termasuk berani eksekusi. Risiko pasti ada, yang penting berani memulai
Semua bisnis itu awalnya dari adanya pasar dan kebutuhan. Prinsip ini jelas dilakukan Tirta ketika dirinya tengah merintis SAC dari nol. Dimulai dari hobi mengoleksi dan membersihkan sepatu di kos-kosan yang menarik minat teman-temannya untuk meminta jasa laundry sepatunya. Inilah peluang yang kemudian disambut oleh Tirta tanpa ba-bi-bu dan mulai menyeriusi bisnis jasa perawatan sepatu.
Lewat pengalamannya, Tirta berpesan agar anak muda kudu jeli melihat peluang dan berani mengeksekusinya. Selama ada pasar dan kebutuhan, layanan jasa sederhana apa pun bisa jadi uang. Soal risiko, pasti akan mengikuti dan harus selalu siap untuk menghadapi, jadi yang penting berani maju dulu.
ADVERTISEMENTS
5. Habiskan jatah gagalmu di usia muda, agar nantinya kamu bisa punya pengalaman yang kuat di usia tua
Tirta memaknai kata gagal sebagai proses untuk belajar, bertumbuh, dan berkembang. Dan gagal itu pasti akan dilalui ketika kamu ingin berhasil. Selagi masih muda, kamu akan lebih bernyali dan punya tekad untuk mencoba hal baru. Berbeda dengan ketika usiamu sudah tua, katakanlah ketika sudah kepala tiga, kenekatan-kenekatan itu akan menciut dan kamu akan jadi lebih perhitungan (takut) untuk mencoba hal baru yang kaitannya dengan usaha. Jadi, beruntunglah kalau kamu sudah mengalami banyak kegagalan di usia muda.
ADVERTISEMENTS
6. Penting untuk menerapkan skala prioritas dalam berkarier, mengingat kerjaan apa pun harus dilakukan dengan fokus agar hasilnya memuaskan
Sebagai seorang dokter yang juga berkarier sebagai pengusaha, Tirta mengaku sempat dilema untuk memilih profesi mana yang akan ia jalani. Namun kini, dirinya sudah menetapkan langkah bahwa antara karier yang satu dengan yang lain harus seimbang dan dijalani dengan fokus penuh. Misalnya, tahun ini Tirta fokus mengurusi bisnis karena ia menilai ada banyak peluang yang harus dikejar, namun demikian ia tetap hadir dalam pertemuan kedokterannya jika memang dibutuhkan. Dengan begitu, hal yang difokuskan menuai hasil yang maksimal.
7. Teruslah belajar mumpung masih muda. Ilmu itu nggak cuma ada di bangku kuliah, tapi di mana-mana
Kebanyakan orang akan mengejar gelar semata, asalkan sarjana, maka aman sudah hidupnya. Mereka lupa bahwa banyak sarjana-sarjana lain di luar sana yang siap bersaing, dan tentu saja siap menggeser zona nyamanmu dengan keterampilan yang mereka punya. Di situlah pentingnya belajar. Media belajar itu nggak terbatas kok, apalagi dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini. Semua bisa dipelajari kalau kamu niat. Siapa pun yang punya kemampuan lebih, dialah yang akan berhasil.
8. Nggak usah muluk-muluk ngomongin karya, anak muda harusnya bisa kritis menanggapi isu apa pun yang beredar di dunia maya
Sebelum jauh-jauh membicarakan soal karya, Tirta mengkritik tegas soal penyebaran isu hoaks yang kerap terjadi di dunia maya—yang banyak dilakukan oleh generasi X alias mereka yang sudah nggak layak disebut sebagai anak muda. Fokus utama yang harus dibenahi oleh anak muda zaman sekarang adalah pola pikir yang kritis dalam menanggapi segala isu yang beredar, nggak mudah terprovokasi, dan menyampaikan berita dan benar. Karena generasi millennials inilah yang layak menjalankan roda pemerintahan kelak.
Satu hal yang nggak berubah dari Tirta Hudhi selain pekerja keras dan hobi berbagi adalah berani bercita-cita dan menetapkan target ke depan. Dua tahun lalu ia punya impian untuk berkecimpung dalam MEA dan sudah terwujud dengan dibukanya outlet SAC di Singapura. Kira-kira apa lagi cita-citanya sekarang, ya? Dilansir dari laman medsosnya, ia mengemukakan impian tertingginya pun ketika diwawancarai di salah satu event lokal.
“10-20 tahun lagi, saya bermimpi handle pemerintahan Indonesia tanpa lewat partai dan pure karena kreativitas yang saya buat. Silakan ketawa. 10 tahun lalu juga saya yang diketawain. Sekarang yang ngetawain malah jadi tim saya.”
Untuk mengenal sosok Tirta Hudhi lebih lanjut, kamu bisa simak video wawancara eksklusif di bawah ini: