8 Pertanyaan yang ‘Haram’ Terlontar Saat Interview Kerja. Ya, Kalau Kamu Masih Ingin Diterima, Sih

Mendapatkan pekerjaan yang diinginkan memang butuh sedikit banyak perjuangan. Ada beberapa tahapan yang harus kamu lalui, mulai dari mengirim surat lamaran dan CV, psikotestinterview dan juga medical check up. Meski nggak semua perusahaan menyaratkan calon pegawainya melalui beberapa tahapan tersebut, soal interview pekerjaan adalah yang paling wajib untuk dilalui.

Kebanyakan orang menganggap wawancara kerja sebagai momok. Wajar sih, karena kita akan berhadapan langsung dengan calon atasan kita nanti. Belum lagi, kita nggak akan tahu pertanyaan macam apa yang akan dilontarkan. Dan tentunya, segala bahasa tubuh dan gerak-gerik kita juga akan dinilai. Jadi, antara ucapan dan juga penampilan, semua harusah perfect!

Namun sayangnya, karena tidak tahu dan tidak berusaha untuk mencari tahu, ada beberapa orang yang menanyakan beberapa hal yang sebenarnya kurang tepat untuk ditanyakan saat wawancara kerja berlangsung. Nah, untukmu yang memang sedang dalam tahap mencari pekerjaan, Hipwee Sukses kasih kamu 8 hal yang dilarang untuk ditanyakan saat sedang wawancara pekerjaan. Simak baik-baik ya!

ADVERTISEMENTS

1. “Gajinya berapa ya kalau ada di posisi ini?”

Gaji saya berapa ya?

Gaji saya berapa ya? via business.onehowto.com

Walaupun memang penasaran dengan gaji yang didapat jika kamu menempati posisi yang sedang ditawarkan, pertanyaan semacam ini memberi kesan bahwa kamu bekerja hanya mengejar uang saja. Alih-alih mendapatkan jawaban yang diinginkan, interviewer(orang yang mewawancara) justru akan bertanya balik berapa gaji yang kamu inginkan? Bukannya nggak boleh tanya gaji. Hanya saja masalah gaji bisa dibicarakan pada saat kamu sudah memegang surat kontrak untuk ditanda tangani atau ketika kamu memang sudah dinyatakan lolos seleksi. Kalau sabar menungu, malah kamu bisa mendapatkan informasi yang lebih seperti tunjangan kesehatan, kompensasi, dan lain sebagainya.

ADVERTISEMENTS

2. “Apa sih yang dilakukan oleh perusahaan ini?”

Perusahaan ini ngapain aja, sih?

Perusahaan ini ngapain aja, sih? via www.fmsinvestments.co.za

Dengan mendaftarkan diri ke sebuah perusahaan, tentunya kamu sudah berusaha untuk mencari tahu perusahaan tersebut bergerak di bidang apa, mengerjakan apa saja dan bagaimana sistem bekerjanya. Dengan melontarkan pertanyaan tersebut sama saja kamu menjatuhkan kredibilitasmu di hadapan interviewer. Mereka menyangsikan keseriusanmu dalam memasukan lamaran ke dalam perusahaannya.

ADVERTISEMENTS

3. “Kira-kira, kapan saya dapat mengambil waktu cuti saya?”

Cutinya kapan ya?

Cutinya kapan ya? via www.infigic.com

Cuti merupakan hak semua karyawan. Tapi, please deh jangan ditanyakan saat sedang wawancara kerja. Belum juga pasti lolos, kamu sudah bertanya kapan waktu cuti bisa diambil. Perusahaan bisa mengira kamu bukan pekerja keras dan hanya akan menanti waktu libur saat hari kerja.

ADVERTISEMENTS

4. “Apakah saya mendapatkan ruangan sendiri?”

Apa saya punya ruangan sendiri?

Apa saya punya ruangan sendiri? via nyminecraft.proboards.com

Pertanyaan macam ini menunjukkan ke-eksklusifan diri sebagai pelamar pekerjaan. Kamu meninggalkan kesan bahwa tidak dapat bekerja jika ruangan tidak disendirikan, dan sangat individualis.

ADVERTISEMENTS

5. Berapa lama waktu istirahat yang bisa saya dapatkan?”

Lama nggak waktu istirahatnya?

Lama nggak waktu istirahatnya? via www.altersecurite.org

Mengenai jam kerja, semuanya pasti akan dijabarkan jika kamu bisa mendapatkan pekerjaan ini. Sepertinya kurang pantas jika masih dalam tahap interview, kamu sudah menanyakan mengenai waktu istirahat yang didapatkan. Interviewer bisa saja menilaimu sebagai pekerja yang kurang tangguh dan sebentar-sebentar inginnya istirahat.

ADVERTISEMENTS

6. Semua pertanyaan yang dimulai dengan “Mengapa?”

why oh why?

why oh why? via socialpronow.com

Pertanyaan yang diawali dengan kata mengapa menjadi sebuah pertanyaan yang menuduh dan terkesan si penanya kurang setuju terhadap sesuatu yang sedang dibicarakan. Hal ini bisa membuatmu dinilai sebagai ancaman dan juga public enemy.

7. “Berapa lama saya harus bekerja sebelum akhirnya saya mendapatkan promosi?”

Sampai kapan saya bisa dapat promosi?

Sampai kapan saya bisa dapat promosi? via bisnis.liputan6.com

Promosi bisa didapatkan jika kinerjamu dinilai bagus oleh perusahaan. Maka, pertanyaan berapa lama waktu yang dihabiskan untuk bisa mendapatkan promosi jabatan sepertinya kurang tepat jika dilontarkan saat wawancara berlangsung. Tunjukkan saja kinerja terbaikmu, jika dinilai bagus, jabatan yang lebih tinggi pastinya akan menanti untuk kamu lakoni.

8.  “Apakah saya bisa bekerja dari rumah?”

Boleh kerja dari rumah, nggak?

Boleh kerja dari rumah, nggak? via www.huffingtonpost.com

Lagi-lagi mengenai waktu bekerja seperti ini bisa kamu dapatkan informasinya saat kamu mendapatkan posisi ini. Saat akan menandatangani kontrak, semua hal mengenai waktu bekerja dapat kamu peroleh disitu informasinya.

Wawancara kerja merupakan momen untukmu ‘berjualan diri’. Jangan sampai kamu coreng dengan pertanyaan-pertanyaan kurang tepat yang membuat interviewer mencoretmu dari list calon karyawan yang lolos ke tahap selanjutnya. Untukmu yang sedang mencari pekerjaan, semoga artikel ini bermanfaat ya!

Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

a young mother of two