“Masih muda, jangan pelit-pelit sama diri sendiri. Kalau ada rezeki lebih ya manjain diri. Buat apa punya duit kalau nggak bisa kita nikmati?”
Iya sih, punya uang dan rezeki memang buat dinikmati. Sudah kerja sampai malam tiap hari, masa nggak sekali-sekali menyenangkan diri? Tapi jangan kelewatan! Di usia ini, kamu masih perlu “pelit” ke diri sendiri. Jangan hedon, hidup sesederhana mungkin, hemat sebisa mungkin.
Ini memang usia yang menyenangkan karena akhirnya kamu bisa punya uang sendiri. Tapi andai kamu sadar, biaya hidup juga semakin lama semakin tinggi. Pelit pada diri sendiri saat ini, adalah tanda bahwa kamu sayang dengan masa depanmu nanti.
ADVERTISEMENTS
1. Kamu tahu kalau keinginanmu nggak akan pernah habis. Semakin kamu turuti, semakin banyak yang ingin kamu beli
Keinginan berbeda dengan kebutuhan. Kebutuhan adalah hal-hal yang kalau nggak ada, kamu nggak akan bisa hidup. Misalnya makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Sedangkan keinginan, adalah hal-hal yang ingin kita dapatkan meskipun sebenarnya kita nggak butuh-butuh banget. Misalnya, kamu lihat tas yang bagus waktu jalan-jalan di mall. Meskipun kamu sudah punya banyak tas, kamu impulsif ingin membelinya.
Nggak apa-apalah, mumpung lagi diskon ini. Duit kan bisa dicari.
Ada saatnya kita begitu menginginkan ini dan itu. Sisi borosmu membisikkan bahwa ‘nggak apa-apa memanjakan diri sesekali’. Tapi jika kamu menuruti keinginanmu untuk membeli tas diskon itu, bukan berarti kamu akan berhenti menginginkan tas-tas yang lain. Setiap kamu menuruti satu keinginan, keinginan lain akan muncul. Sudah kodratnya bahwa manusia tidak pernah puas dan selalu menginginkan yang lebih. Keinginanmu tidak akan ada habisnya. Inilah kenapa, sifat “pelit” bisa sangat berguna.
Dengan pelit pada diri sendiri, kamu bisa mengatur keinginanmu. Bukan keinginanmu yang mengatur hidupmu.
ADVERTISEMENTS
2. Pelit pada diri sendiri juga melatih kedisiplinan. Untuk mendapat yang lebih baik kamu selalu harus bersabar
“Eh ada kafe baru yang jualan mie rebus ala restoran! Katanya sih enak. Pengin nyobain deh malam ini…eh tapi jatah makan hari ini Cuma cukup buat beli nasi telor di warteg. Duh… apa pakai tabungan aja? Ah… nggak deh. Hari ini makan di warteg aja!”
Hidup boros pastinya bukan keinginanmu. Kamu juga mau punya banyak tabungan dan di masa depan nggak akan kekurangan uang. Karena itulah, sejak muda kamu berusaha mengatur keuanganmu sendiri. Kamu sudah menerapkan berbagai teori budgeting ini dan itu. Tapi entah kenapa, pengaturan keuangan yang kamu lakukan nggak pernah berjalan sesuai keinginan. Selalu saja ada dana yang bocor, dan ending-endingnya, uang yang harusnya kamu tabung ikut ludes.
Inilah kenapa mulai sekarang kamu harus mulai pelit kepada dirimu sendiri. Memperhitungkan semua yang kamu keluarkan untuk dirimu sendiri akan membantumu untuk lebih disiplin. Kamu harus kejam pada dirimu sendiri dengan menolak saat kamu menginginkan sesuatu yang nggak penting-penting banget. Dengan bersikap pelit pada dirimu sendiri, kamu akan terlatih untuk disiplin. Coba deh pelit pada diri sendiri sebulan ini. Dengan begitu, budget bulananmu nggak akan bocor lagi.
ADVERTISEMENTS
3. Lebih penting nabung daripada terlalu sering hidup hedon. Makan enak hanya untuk sementara, tabungan bisa untuk masa depan
Godaan untuk meng-hedon memang selalu ada. Apalagi kalau kamu memang punya dana. Pikirmu, ya sudahlah nggak apa-apa. Toh kamu juga berhak bahagia. Tapi mulai hari ini coba pikirkan lagi. Saat kamu bersenang-senang dengan memborong baju-baju bermerk di mall, atau saat kamu berfoya-foya dengan makan-makanan enak dan mahal di restoran, kesenanganmu hanya sesaat bukan? Sementara itu, hidupmu masih panjang (dan akhir bulan saat gajian masih lama).
Kamu tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok, atau lusa, atau bulan depan. Apakah itu masih bersarti sayang jika kamu mengorbankan hidupmu di masa depan untuk kesenangan yang hanya ‘sehari’? Menabung jelas lebih penting daripada terlalu sering meng-hedon. Menabung adalah caramu menyayangi masa depanmu sendiri.
ADVERTISEMENTS
4. Dengan terbiasa hidup sederhana, kamu jadi pribadi yang tahan nelangsa. Bisa menghadapi apapun ke depannya
Saat kamu kejam kepada dirimu sendiri, dengan menolak segala keinginan yang nggak penting, rasanya memang nelangsa. Untuk mengurangi pengeluaran, biaya makan pun kamu batasi maksimal Rp30.000 per hari. Kalau masih lapar, ya minum air putih banyak-banyak. Kebiasaan hidup ‘menderita’ ini memang terasa ngenes kalau kamu bayangkan. Tapi sebenarnya kamu sedang melatih dirimu sendiri untuk menghadapi segala situasi.
Terbiasa hidup kurang dan menderita, serta banyak keinginan ini itu yang nggak tercapai karena kamu terlalu ‘pelit’ untuk mengeluarkan uang untuk hal-hal yang esensial, akan membuatmu menjadi pribadi yang kuat. Kamu juga nggak mudah menyerah dan bekerja lebih giat agar nanti keinginan-keinginanmu itu bisa tercapai tanpa mengorbankan hal-hal lainnya. Walaupun begitu, saat uangmu sudah banyak, biasanya kamu jadi nggak pingin-pingin lagi.
ADVERTISEMENTS
5. Jika yang biasa saja sudah cukup memenuhi kebutuhanmu, kenapa harus bermewah-mewah? Mensyukuri keberhasilan bisa dilakukan dengan tidak membuang-buang uang
“Tong, ini makanan kok dibuang-buang sih?”
“Oh, iya. Itu gue beli cuma pengin aja. Eh ternyata nggak enak.”
Selama ini mungkin kamu menganggap untuk menghargai kerja kerasmu selama ini, maka kamu membiarkan dirimu sedikit bersenang-senang. Karena itu, nggak ada salahnya menuruti setiap keinginanmu yang masih terjangkau. Tetapi membeli apapun yang kamu inginkan, dan pada akhirnya barang atau makanan itu malah mubadzir jelas bukan salah satu bentuk mensyukuri apa yang telah kamu dapatkan.
Menghemat pengeluaran dan memperhitungkan segalanya agar tidak ada yang terbuang justru menjadi bentuk penghargaan terhadap kerja kerasmu selama ini. Mencari uang jelas susah. Sayang banget kan kalau hanya kamu buang-buang?
ADVERTISEMENTS
6. Sekarang mungkin kamu punya dana. Tapi jika nanti sumber danamu terbatas, dan kamu terlanjur terbiasa memanjakan diri sendiri bagaimana?
Karena kita tidak tahu apa yang menunggu kita di depan, jangan berasumsi bahwa sumber danamu selamanya. Meski kita selalu mengharapkan yang baik-baik, bukan berarti kamu harus abai dengan kemungkinan buruk yang mungkin saja datang. Bukankan semua orang tahu bahwa hidup itu seperti roda yang berputar. Ada kalanya di atas, dan sering juga di bawah. Kalau kamu terbiasa memanjakan dirimu sendiri dengan menuruti semua kemauan, dan suatu saat nanti kamu sedang di kondisi sulit, bagaimana? Penderitaanmu akan semakin berlipat-lipat.
Jika kamu terbiasa pelit pada dirimu sendiri, meski sebenarnya kamu punya dana, dengan sendirinya kamu sudah menempa dirimu untuk lebih kuat. Hidup sederhana dan sedikit kurang serta keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi bukan masalah lagi. Kamu akan tetap semangat, dan bekerja keras untuk memperbaiki keadaan.
7. Penting! Pelit ke diri sendiri bikin kamu lebih mudah untuk nggak pelit ke orang lain
Selalu pelit kepada diri sendiri, tidak berarti kamu pelit juga kepada orang lain. Justru kamu akan lebih peka dan rasa empatimu akan terbentuk dengan sendirinya, seiring kebiasaanmu yang tidak membiarkan dirimu larut dalam kemewahan. Karena kamu tahu rasanya hidup kekurangan, kamu jadi nggak segan-segan membantu orang-orang yang membutuhkan.
8. Sekarang mungkin kamu menderita karena serba kurang. Tapi suatu saat nanti, kamu akan merasa beruntung karena bersikap pelit pada diri sendiri
Ibarat padepokan silat, saat ini hidupmu sedang dalam masa penggodokan. Kamu harus bisa menempa dirimu sendiri untuk menjadi sosok yang kuat dan siap dengan segala kejadian. Mungkin saat ini kamu sedikit menderita dan nggak bisa keren-kerenan gawai atau fashion dengan teman-temanmu yang lain. Tapi yakin saja bahwa ini adalah persiapanmu menyambut masa depan. Suatu saat nanti kamu akan bersyukur: ah, ternyata kebiasaan pelit ke diri sendiri memang bikin untung.
Bersikap pelit pada diri sendiri bukan berarti kamu kejam dan nggak mencintai diri. Justru sebaliknya: kamu paham bahwa sifat anti-hedon harus dibiasakan dari sekarang juga. Demi masa depan yang sebaik-baiknya!