Hai entrepreneur muda Indonesia! Kamu pasti udah tahu dan paham betul manfaat media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, sapai Path sebagai alat promo untuk bisnis yang kamu jalankan. Baik kamu seorang penyedia jasa maupun produsen barang-barang bermutu, media sosial memberi kamu kesempatan untuk bertemu dengan calon konsumen.
Tapi ingat cuma “kesempatan’ lho ya, jika kamu masih memakai cara yang biasa-biasa aja di media sosial jangan harap kamu bisa terhubung dengan mereka. Untuk kamu yang masih baru (dan berpengalaman juga boleh) dalam pemasaran media sosial, trik-trik berikut bisa kamu coba untuk meningkatkan interaksi dengan calon konsumen hingga akhirnya kamu bisa memperoleh pelanggan baru. Penasaran apa aja trik-nya?
ADVERTISEMENTS
1. Coba cari nama bisnismu di kolom “search” atau via Google, lalu tunjukkan empatimu pada pelanggan
Menjalankan pemasaran via media sosial gak mengharuskan kamu nge-tweet atau memposting dengan bahasa yang kaku. Semua orang juga tahu kalau kamu bukan robot, jadi jangan bertindak seperti robot. Kamu harus tetap manusiawi, ramah dan mau mendengarkan keluhan pengguna media sosial. Karena dari keluhan tersebut kamu bisa masuk ke dalam percakapan yang membekas di ingatan mereka. Jangan ragu buat memasukkan kata kunci ke kolom “Search” twitter, karena hari ini semua keluhan dilempar ke Twitter.
Misalnya kalau kamu pengusaha restoran baru (sebut saja @restoMawar) dan mengandalkan media sosial untuk pemasaran, masukkan kata kunci “Pesanan lama” atau “pelayanan jelek” di pencarian twitter, dengan jangkauan pencarian disetel untuk radius dalam kota kamu aja. Ketika kamu menemukan tweet semacam “Aduh makan di @restoAAA gak rekomen banget. Pelayannya jelek, pesanan lama diantar #fail” segera respon keluhan tersebut dengan tweet empati (menggunakan akun twitter resmi resto kamu tentunya) dengan, “Sayang banget lunch kamu jd gak asik, Bob. Semoga hari kamu tetap menyenangkan. Cheers!”
Apakah Bob langsung pindah ke restoran kamu? Kemungkinan nggak. Tapi besok kalau Bob mau makan siang lagi, resto kamu pasti jadi pilihan pertamanya. Lalu ketika Bob check-in lewat Path atau sekedar ‘Like’ Page resto kamu di Facebook, teman-temannya akan melihat dan bertanya apa restorannya enak? Jika pelayanan dan kualitas yang kamu berikan memang oke, Bob pasti merekomendasikan restomu ke teman-temannya. Cara ini juga berlaku kalau kamu menawarkan jasa di media sosial, contohnya jika kamu seorang fotografer, bubuhkan keyword “Cari fotografer” di pencarian kamu.
ADVERTISEMENTS
2. Feedback dari pelanggan itu ada buat direspon. Bukan diabaikan!
Sekitar 60% brand besar yang udah punya nama gak merespon semua keluhan, pertanyaan, saran, dan pujian yang disampaikan pelanggan serta calon pelanggan lewat beragam media sosial yang mereka miliki. Padahal, dari merekalah kamu bisa mengambil kesempatan untuk meraih perhatian mereka yang terabaikan. Sama seperti contoh kasus restoran di atas. Dengan merespon kamu juga menunjukkan usaha untuk membuat pelanggan datang kembali.
Jika pelanggan complain, jangan abaikan dan hapus tweet/komen dari mereka (jika kamu hapus atau abaikan keluhan mereka, kesan yang muncul adalah pelanggan kamu gak penting), gunakan kesempatan itu untuk melihatkan ke publik bahwa kamu beritikad baik menyelesaikan masalah tersebut. Setelah itu baru minta pelanggan tersebut buat berkomunikasi lewat jalur email atau SMS yang lebih pribadi. Ketika kamu merespon, selalu gunakan brand voice yang selama ini selalu kamu pakai, entah itu santai, lucu atau pake sapaan ‘bro’ atau ‘sis’.
Semua pengusaha dan perusahaannya pasti membuat kesalahan, namun masalah bukan terletak pada kesalahan tersebut. Masalah baru muncul ketika kamu gak punya itikad baik bilang “Kami mohon maaf atas…” dan memperbaiki apa yang dikeluhkan pelanggan.
ADVERTISEMENTS
3. Gak usah jualan melulu, bercakaplah dengan pelangganmu
Tell, don’t sell. Sering-sering menggunakan jargon barusan karena pelanggan cenderung kurang simpati dengan brand yang jualan habis-habisan, promo tiap menit tanpa mau mengenal pelanggannya lebih dekat. Kekuatan utama media sosial mucul ketika kamu menggunakannya untuk menceritakan pengalaman pribadi, bukan buat jualan semata.
Ceritakan pengalamanmu yang masih berkaitan dengan bisnis yang kamu jalankan, kalau mau ambil contoh resto diatas, ceritakan pengalamanmu menyantap sajian Tahiland terlezat yang pernah kamu cicipi waktu berkunjung ke negara tersebut. Atau ceritakan bagaimana Nenek kamu menurunkan resp andalannya hingga menginspirasi kamu untuk berbagi nikmatnya resep nenek pada semua orang.
Dengan menceritakan pengalaman pribadi yang menginspirasi kamu menjalankan usaha, pelanggan kamu bakal ikut menceritakan kisahmu ke calon pelanggan baru. Tidak lupa, kamu ajak juga ‘pengikut’ kamu di media sosial untuk menceritakan pengalamannya masing-masing. Buat apa repot-repot mendengar cerita mereka? Karena dari cerita mereka secara gak langsung kamu bisa mendengar apa yang mereka butuhkan.
ADVERTISEMENTS
4. Jangan berinteraksi seperti robot. Jadilah otentik. Bicaralah dengan brand voice-mu sendiri
Jika kamu bisa menjadi dirimu sendiri di Facebook dan Twitter, maka kamu pasti bisa menjadi merek kamu sendiri dalam media sosial. Seperti diungkapkan di atas, semua orang tahu kalau kamu bukan robot, jadi jangan bicara seperti robot meskipun tweet/post kamu sudah dijadwal dengan rapi. Di luar jadwal-jadwal untuk posting, sesekali sapa pengikutmu di media sosial, kamu bisa berbagi cerita atau sekedar bertanya kabar mereka hari ini.
Satu hal yang harus kamu ingat adalah tetap menngunakan brand voice atau gaya bahasa dari produk yang kamu coba pasarkan. Jika dari awal gaya bahasa yang kamu gunakan slenge’an dan sesekali melucu, tetap gunakan gaya bahasa tersebut. Jika kamu gak selalu serius dengan gaya bahasa yang santai, terus pertahankan. Di Indonesia banyak sapaan yang bisa digunakan untuk membangun keeratan dengan pelanggan seperti ‘Gan’, ‘sis’,’om’ dan sebagainya.
Karena ketika kamu menjadi otentik, kamu terlihat ramah dan mudah dirangkul, ketika kamu mudah dirangkul pelanggan gak pernah segan untuk berbisnis sama kamu.
ADVERTISEMENTS
5. Gunakan Facebook semaksimal mungkin untuk beriklan. Dalam pemasaran online Facebook itu dewa!
Facebook adalah mesin raksasa penyimpan data, terlebih lagi data penggunanya di Indonesia yang sangat banyak. Media sosial ini gak hanya user friendly tapi juga bisa meningkatkan penjualan usaha kamu. Alih-alih sembarangan memasang iklan yang gak kamu tahu kebutuhannya apa, di Facebook kamu bisa menargetkan iklan kamu ke pengguna yang ‘tepat’ berdasarkan jenis kelamin, umur, tempat tinggal dan pekerjaannya. Data yang mendalam Facebook memungkinkan kamu untuk memilih target iklan kamu. Hal yang lebih keren daripada mencapai jutaan orang di Facebook adalah mencapai 1000 calon pelanggan potensial, menemukan 100 orang yang tepat dan mendapatkan orang-orang yang membutuhkan produk/jasa kamu.
Keuntungan lain dari beriklan di Facebook adalah kamu bisa merasakan dahsyatnya kekuatan Word-of-mouth. Kamu tinggal di generasi yang selalu ingin berbagi dan berkomentar. Jika apa yang kamu punya beneran bagus, pengguna Facebook gak segan merekomendasi usahamu ke pengguna Facebook lain. Selain itu kamu bisa menargetkan iklan pada teman-teman pengguna facebook yang udah ‘Like’ Page kamu, ketika mereka lihat iklan kamu, mereka akan yakin buat ‘Like’ karena ada nama temannya terpampang di sana.
ADVERTISEMENTS
6. Boleh bagi diskon sesekali. Tapi lebih penting, kamu membagikan informasi menarik buat pengikutmu di media sosial
Membagikan diskon 10% itu wajar, namanya juga promo. Memberi 50% berarti kamu merendahkan sendiri nilai produk dan jasa yang kamu tawarkan. Ngasih diskon 100% alias ngasih gratisan terus-menerus bikin kamu punya pelanggan ‘loyal’ hingga kamu bangkrut. Alih-alih membagikan diskon maupn produk yang bisa menurunkan nilai dan brand kamu, mending kamu pertimbangkan membagikan info-info menarik lewat media sosial.
Berbagi tips, berita, tutorial dan komentar terhadap suatu isu di media sosial gak akan bikin perusahaan kamu bangkrut. Malah kebiasaan posting informasi bermanfaat bikin pelanggan kamu terbiasa datang kembali untuk mencari ilmu yang berguna. Selain membahas berita dan tips kamu juga bisa berbagi informasi bagaiman unit bisnis kamu berjalan, proses kreatif yang kamu lakukan dan hingga ke proses produksinya. Asal kamu tahu batasannya, berbagi di media sosial gak akan bikin kamu jadi miskin.
7. Mulai sekarang, sering-seringlah berterimakasih di media sosial
Dalam post media sosial melalui akun bisnis kamu, selalu luangkan waktu untuk mengucapkan “terima kasih” atau “terima kasih kembali” kepada pelanggan atau rekanan yang menyampaikan feedback-nya. Sama seperti informasi, berterimakasih gak akan membuat kamu miskin malah mempererat hubungan kamu dengan pelanggan maupun calon pelanggan. Mereka merasa diperhatikan dan dihargai oleh toko online yang baru saja dia kunjungi.
Menurut DonorsChoose.org, donatur yang diberi ucapan terima kasih setelah memberi sumbangan punya kemungkinan 38% untuk menyumbang lagi. Coba bayangkan kalau kamu menerapakan kebiasaan berterimakasih ke dalam nilai-nilai perusahaan kamu sejak dini. Biasakan juga untuk menyelipkan “Makasih” meskipun kamu lagi merespon pelanggan yang lagi marah. Semoga saja itu bisa memperbaiki mood pelanggan kamu.
Media sosial memiliki potensi sebagai alat pemasaran yang apik, namun kekuatan utama media sosial bukanlah untuk jualan. Gunakan media sosial untuk menarik simpati pelanggan dan memperoleh perhatian calon pelanggan. Gunakan media sosial buat berbagi hal yang bermanfaat pada mereka. Dengan begitu mereka gak akan ragu untuk datang kembali berbisnis dengan unit usaha kamu.