Tren entrepreneur sedang hits di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Semangat wirausaha yang jadi motivasi kaum muda untuk berkarya dan memaksimalkan potensinya, membuat banyak orang tertarik membangun bisnis sendiri sejak dini. Banyak banget kaum muda yang sukses jadi pengusaha, kemudian memacu orang-orang lainnya untuk mengikuti jejak mereka.
Pikiran untuk menjadi pengusaha pun mungkin pernah terbersit di benakmu. Namun kamu ragu, karena tidak tahu harus mulai dari mana. Mimpi memang ada, tapi tentu kamu harus menyiapkan visi dan misi yang jelas arahnya. Andai kamu punya kenalan para CEO ternama yang bisa membimbing dan mempersiapkanmu memulai usaha. Ah, jangan khawatir! Kali ini Hipwee akan menjawab rasa penasaranmu lewat cerita curhatan inspiratif dari para CEO startup di Indonesia yang bisa kamu ikuti jejaknya.
ADVERTISEMENTS
1. Marshall Utoyo – Co-founder Fabelio.com: kamu nggak bisa leha-leha kalau mau jadi pengusaha
“Kalo emang lo mau leha-leha, ya cari perusahaan yang mau nerima lo leha-leha!”
Marshall Utoyo via www.ziliun.com
Mungkin kamu berpikir kalau menjadi pengusaha itu bisa hidup santai saja dan duduk manis menerima penghasilan dari jerih payah karyawanmu. Sayangnya, apa yang kamu bayangkan itu justru salah besar. Bagi seorang pengusaha, haram hukumnya jika hanya bermalas-malas ria. Kamu punya tanggung jawab yang besar untuk memastikan perusahaanmu berjalan dengan baik. Tak hanya itu, kesejahteraan karyawan juga berada di pundakmu. Apalagi kalau yang kamu jalankan itu adalah perusahaan rintisan atau startup. Bisa jadi kamu mengerjakan banyak hal, dari mulai pekerjaan manajerial sampai teknis. Jauh dari kata leha-leha.
Karenanya, untuk mewujudkan mimpimu membangun bisnis sendiri, mulai hari ini kuatkan tekad dan mental lebih dulu. Agar ke depannya kamu siap menghadapi segala tantangan yang nantinya akan menghadang.
ADVERTISEMENTS
2. Dari pengalaman Marshall Utoyo, bermitra dengan teman bisa memudahkan langkah saat membangun bisnis
Masih tentang pelajaran yang dikutip dari CEO Fabilio.com – Marshall, yang mengatakan bahwa teman adalah salah satu kunci kesuksesanmu. Ketika kamu merintis sebuah usaha, kamu perlu butuh partner untuk mewujudkan ide-ide brilianmu. Misalnya, kamu ingin punya bisnis aksesoris. Kamu memang punya keahlian mendesain aksesoris tersebut, tapi sayangnya untuk urusan e-commerce kamu masih awam. Nah, di tahap itu kamu butuh teman yang memang udah khatam soal e-commerce.
Coba deh ajak temanmu itu untuk berpartner dengan kamu. Selain lebih cair dalam berkomunikasi, berpartner dengan teman sendiri juga meringankanmu dari segi biaya. Karena sudah teman, siapa tahu biaya-biaya mahal yang tidak perlu bisa ditekan serendah mungkin, bukan? Gimana, sudahkah kamu merekrut teman-temanmu? 🙂
ADVERTISEMENTS
3. Andreas Senjaya – CEO Badr Interactive: jadi pengusaha itu bukan semata memperkaya diri, tapi bagaimana bisa bermanfaat bagi orang lain
“Hidup dengan visi dan value yang kuat itu lebih menarik jika dibandingkan hidup dengan dikendalikan oleh hal-hal materi atau uang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang itu yang lebih penting. Saya mau buktikan bahwa hidup dengan orientasi seperti ini, ternyata bisa sukses.”
Andreas Senjaya via www.ziliun.com
Banyak orang yang tujuannya jadi pengusaha adalah biar bisa cepat kaya. Namun, hal itu berbeda dengan Andreas Senjaya yang berbisnis bukan untuk uang semata. Andreas yang akrab disapa Jay ini punya tujuan lain dalam berbisnis, yakni bisa bermanfaat bagi orang. Jay mendirikan sebuah perusahaan software development yang salah satu produk aplikasi yang didirikan adalah Urban Qurban – aplikasi berkurban secara online. Tujuan dari aplikasi ini adalah untuk memudahkan orang lain untuk berkurban. Prinsip Jay untuk berbisnis dengan value yang kuat tersebut layak banget kamu jadikan panutan.
ADVERTISEMENTS
4. Ivan Sandjaja dari Ciputra Foundation: mau kerja di mana aja, harus punya pola pikir entrepreneur!
Dalam sebuah wawancara, Ivan Sandjaja mengatakan bahwa di mana pun kamu kerja harus jadi entrepreneur. Maksud dari Ivan sebagai Director of Ciputra Incubator & Accelerator adalah siapa pun kamu dan apa pun profesimu, kamu harus menjadi entrepreneur. Sekalipun kamu jadi pegawai kantoran, kamu harus punya jiwa entrepreneurship, supaya skill-mu terus berkembang.
“Sebetulnya entrepreneur itu buat kita bukan semata-mata artinya orang harus punya bisnis itu nggak. Orang mau kerja di pemerintah, mau kerja di yayasan itu semua harus jadi entrepreneur. Karena entrepreneur itu adalah pola pikir. Seorang entrepreneur adalah orang yang terus menerus beraktivitas dan berinovasi.”
Ivan via www.ziliun.com
Jika saat ini kamu ngerasa nggak punya jiwa wirausaha, nggak usah khawatir, jiwa entrepreneurship atau kewirausahaan bisa kok diasah. Caranya adalah dengan terus mencoba dan berkarya di bidang yang kamu geluti saat ini.
ADVERTISEMENTS
5. CEO Traveloka – Ferry Unardi: buatlah sesuatu yang selama ini belum ditawarkan dan yang paling kamu butuhkan!
Ide bisnis bisa kamu dapatkan dari mana saja. Bisa terinspirasi dari yang sudah ada, atau tak sedikit yang muncul dari kegelisahan akan sesuatu yang selama ini kamu butuhkan tapi tak kunjung kamu dapatkan dengan maksimal. Seperti yang dialami oleh Ferry Unardi –CEO Traveloka. Ferry kerap mengalami kesulitan setiap kali ia memesan tiket pesawat. Kesulitan yang dialaminya itu lantas ia ubah menjadi sebuah peluang. Ferry yang kala itu masih kuliah di Harvard lantas memutuskan berhenti demi membangun bisnis di bidang reservasi tiket pesawat.
Sekarang, kamu bisa melihat Traveloka sebagai salah satu startup reservasi online tiket pesawat terbesar di tanah air. Kembali ke awal, semuanya berawal dari kegelisahan yang kemudian diubah menjadi peluang. Nah, kegelisahan apa yang kamu alami saat ini?
ADVERTISEMENTS
6. Kalau mengerjakan sesuatu dengan bahagia, kesuksesan pun bisa diraih tanpa beban, seperti yang dirasakan Arief Widhiyasa – CEO Agate Studio
Arief adalah contoh nyata bahwa sesuatu yang dikerjakan dengan bahagia akan memiliki dampak yang baik. Memutuskan untuk berhenti kuliah dari ITB, Arief bersama dengan teman-temannya membangun startup yang memproduksi game. Agate Studio yang bermarkas di Bandung, lahir dari kecintaan Arief dan kawan-kawan terhadap dunia game. Dengan bisnis ini, mereka fokus menciptakan game mereka sendiri.
Yang paling mengharukan adalah ketika Agate berkembang dari awalnya 16 orang karyawan saja, kini sudah bertambah menjadi 60 orang. Bagi Arief, selama membangun Agate, ia tidak begitu merasakan beban. Yup, setiap momennya ia nikmati.
Berdasarkan curhatan para CEO di atas, ternyata menjadi pengusaha itu kamu harus menyiapkan banyak hal. Nggak hanya modal uang, tapi juga mental. Gimana, berani?