Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan sampai di detik terakhir sering diidentikkan dengan kebiasaan pemalas. Inspirasi yang datang menderas saat berada di bawah todongan pistol deadline sering juga disebut the power of kepepet, yang artinya kurang lebih ‘apa aja deh asal jadi’. Padahal tidak semua yang menunda pekerjaan adalah orang malas yang tidak punya target hasil sempurna.
Sesungguhnya, mengerjakan pekerjaan di detik terakhir membutuhkan skill khusus yang tidak main-main beratnya. Karena itu, kamu yang suka menunda pekerjaan belum tentu pasti bermasa depan suram. Bisa saja, karena skill-skill yang unik itu, kamu bisa lebih sukses dari yang diperkirakan orang.
ADVERTISEMENTS
1. Menunda yang kurang penting menunjukkan kemampuan memanajemen keperluan. Kamu tahu mana yang harus diprioritaskan
Malas tidak selalu jadi alasan satu-satunya saat kamu memutuskan untuk ‘nanti dulu’. Kamu hanya tahu bahwa pekerjaan itu belum terlalu penting, dan masih banyak hal penting lainnya yang harus didahulukan. Jadi meskipun sebenarnya kamu bisa menyelesaikannya sekarang, kalau memang ada hal lain yang lebih penting, kenapa tidak didahulukan? Itulah yang namanya bisa memprioritaskan kebutuhan.
ADVERTISEMENTS
2. Kemampuan bekerja dengan deadline di depan mata menunjukkan kamu punya mental baja. Bisa bekerja di bawah tekanan apa saja
Banyak orang yang mengaku bahwa ketika bekerja di bawah ancaman deadline, otak bisa bekerja lebih maksimal. Sehingga pekerjaan yang tadinya mandek selama berminggu-minggu bisa selesai selama beberapa jam saja. Bekerja di bawah tekanan adalah hal yang sangat vital. Tentunya kamu ingat ketika sedang interview kerja, orang yang sedang menginterviewmu pasti menanyakan apakah kamu bisa bekerja di bawah tekanan atau tidak. Yang jelas, deadline adalah hal mengerikan yang hanya bisa diatasi oleh mental sekuat baja. Kalau mentalmu tidak kuat, kamu hanya akan panik melihat deadline sudah di depan mata tapi kamu belum melakukan apa-apa.
ADVERTISEMENTS
3. Seorang penunda pekerjaan tahu kapan waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu. Bukan ikut-ikutan, apalagi terpaksa
Selain tahu mana yang harus diprioritaskan, seseorang yang senang menunda pekerjaan juga tahu kapan waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu. Misalnya, saat keluarga sudah mendesakmu untuk mencari pasangan, tapi kamu merasa belum perlu untuk itu. Menunda bukan berarti kamu tidak mau, atau malas mencari jodohmu yang entah tersesat di mana. Tapi itu artinya, saat ini persoalan pasangan bukanlah prioritasmu. Kamu akan tahu kapan waktu yang tepat itu nanti jika sudah tiba saatnya.
ADVERTISEMENTS
4. Kamu menunda pekerjaan karena tidak mau kerja sembarangan. Segalanya dipikirkan dengan saksama, agar hasilnya maksimal
Istilah The Power of Kepepet dekat sekali dengan hal-hal yang diselesaikan secara terburu-buru dan sembarangan. Tidak perlu sempurna, yang penting ada hasil yang bisa disetorkan. Padahal tidak selalu. Misalnya ketika kamu diberikan tugas oleh dosen untuk membuat esai. Menunda sekarang, artinya kamu masih memikirkan ide yang kamu punya secara masak-masak. Berusaha mengoreksinya dari segala sisi, sehingga ketika tiba waktunya harus dieksekusi, idemu sudah mendekati sempurna.
ADVERTISEMENTS
5. Begitu juga dengan menunda keputusan. Karena terkadang terbawa emosi atau perasaan, menunda sampai pikiran jernih perlu dilakukan
Sama halnya dengan keputusan. Emosi manusia yang begitu berwarna, mau tidak mau memengaruhi setiap keputusan yang kamu buat. Terkadang amarah yang membara, membawamu pada keputusan yang kamu sesali kemudian. Karena itu, menunda membuat keputusan bukan berarti malas mengambil aksi ataupun berusaha menghindari masalah. Itu artinya kamu sedang berusaha memikirkan secara masak-masak setiap pertimbangan yang muncul di kepala. Dengan pikiran yang jernih dan bebas bias, tentunya keputusan yang dibuat lebih berkualitas.
ADVERTISEMENTS
6. Selama semua selesai sebelum deadline, tidak ada masalah bukan? Toh, sementara itu kamu bisa mengerjakan hal bermanfaat lainnya
Menunda pekerjaan sampai ke menit terakhir memang identik dengan pekerjaan yang terburu-buru karena dikejar-kejar waktu. Menjadi masalah bila pekerjaan itu akhirnya tidak selesai, sehingga molor dari waktunya dan mengganggu waktu produktifmu yang lainnya. Tapi selama semuanya terselesaikan dan aman terkendali, tidak ada salahnya bukan? Toh, selama tidak mengerjakan itu kamu tetap mengerjakan hal bermanfaat lainnya.
Jenis orang yang suka menunda pekerjaan ada dua. Pertama, orang yang menunda karena memang malas melakukannya. Untuk orang seperti ini, kesuksesan akan sulit menghampiri karena mereka punya terlalu banyak waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak penting, dan menyimpan hal penting sampai ke detik terakhir. Yang kedua adalah orang yang menunda sesuatu untuk untuk alasan-alasan di atas. Orang semacam ini punya keterampilan yang barangkali tidak dimiliki orang lain.
Apa salahnya menunda sebuah pekerjaan? Toh, dalam hidup ini kita memang harus tahu mana yang harus didahulukan.