Usai menamatkan pendidikan, kamu dan jutaan anak muda lain sewajarnya mencari pekerjaan. Persaingan yang ketat nggak jarang bikin satu sama lain “gontok-gontokan”. Di tengah kompetisi seketat ini, keahlianmu dalam mencari kerja adalah harga mati — kesalahan khas pemula mesti sebisa mungkin kamu hindari. Kalau tidak, kesempatan untuk mendapat pekerjaan yang sudah lama jadi cita-cita bisa hangus begitu saja.
Di artikel ini, Hipwee sudah mendaftar beberapa kesalahan yang umum banget dilakukan pencari kerja pemula. Supaya makin mudah mengamankan karier yang kamu incar, jangan sampai melakukan kesalahan-kesalahan di bawah ini, ya!
ADVERTISEMENTS
1. Pelamar yang buruk mengira IPK akan membuatnya mudah diterima. Perusahaan yang baik gak hanya melihat pelamar dari sisi akademis saja
“Kok aku nggak diterima di perusahaan X sih? Padahal ‘kan aku lulus cum laude, kuliah cuma 3,5 tahun lagi!”
“Hmmm… mungkin kamu nggak diterima karena sombong?”
IPK atau prestasi akademik yang “wow” memang bisa membantumu dalam proses seleksi administrasi. Persyaratan umum IPK minimal 3,00 sudah pasti bisa kamu lewati. Tapi kalau kamu merasa prestasi akademik saja bisa membuatmu mudah mendapat kerja, mungkin sebenarnya kamu nggak sepintar yang kamu kira…
Tahap seleksi pekerjaan nggak cuma seleksi administrasi saja, lho. Ada juga tahap FGD, psikotes, tes kesehatan, dan wawancara. Artinya, kualitasmu secara menyeluruh akan turut menentukan. Transkrip kuliah bukan sertifikat tanah, mereka gak bisa dijadikan jaminan!
ADVERTISEMENTS
2. HRD harus paham kalau kamu nggak asal lamar. Tidak menspesifikkan CV & surat lamaran adalah kesalahan
Petinggi perusahaan atau departemen HRD-nya pasti sudah berpengalaman membaca ribuan CV sebelum dokumenmu sampai di layar komputer mereka. Artinya, mereka sudah bisa menilai karakter pelamar berdasar CV yang dikirimkan. Mereka pun bisa membedakan pelamar yang serius dan pelamar yang asal masukin lamaran.
Gimana mereka bisa tahu seseorang cuma asal ngelamar?
- Cover letter-nya nggak spesifik ditujukan ke perusahaan mereka, tapi ditulis “Untuk Bapak/Ibu HRD” — seperti ditulis untuk dikirimkan ke semua perusahaan yang juga membuka lowongan
- Cover letter-nya hasil copy paste dari internet.
- CV tidak menunjukkan minat di bidang yang membutuhkan. Yang dilamar posisi accounting, eh… CV-nya malah nonjolin minat jurnalisme sama hobi nyanyi
Coba deh tengok saran-saran membuat CV dan cover letter yang sudah pernah Hipwee tulis di sini dan di sini. Kamu nggak bakal menyesal, deh!
ADVERTISEMENTS
3. Masih muda dan gak punya jam terbang tinggi? Gak usah rewel soal gaji!
“Aku ‘kan kuliahnya mahal. Masa’ gajiku cuma segini doang?”
Eh, kecil-kecil udah rewel! Asal tahu saja, fresh graduates minim pengalaman digaji kecil itu biasa. Kalau sudah di atas UMR, perusahaan sudah memberikanmu upah yang adil kok.
Cobalah untuk rendah hati. Sebagai fresh graduate, kamu belumlah punya pengalaman atau insting yang terasah oleh industri di mana perusahaanmu bergerak. Kamu bagaikan kertas kosong dan perusahaanlah yang akan “mengisimu” dengan berbagai ilmu.
Lho, tapi ‘kan aku cerdas, punya potensi, dan cepat belajar?
Nah, makanya ada yang dinamakan jenjang karier. Seiring pengalamanmu bertambah, keahlianmu terasah, perusahaan pelan-pelan akan menaikkan gajimu sesuai dengan skema yang disepakati antara kamu dan atasan. Jadi, jangan khawatir kalau gaji pertamamu “cuma” sekian.
ADVERTISEMENTS
4. Perusahaan akan memantau aktivitas Facebook dan media sosialmu. Jadi mulai sekarang, jangan share yang gak perlu.
Sewaktu wawancara kerja, kamu pasti ingin menampilkan sisimu yang positif-positif saja. Karena itulah, perusahaan ingin tahu kamu orang yang seperti apa di luar wawancara kerja. Memantau aktivitas media sosialmu adalah salah satu strategi mereka.
Jadi mulai sekarang, cobalah untuk tidak share yang gak perlu di media sosialmu. Postingan yang isinya menggerutu, marah-marah, dan menggosipkan orang di-delete aja, apalagi kalau publik bisa membacanya. Salah-salah, pewawancara yang sudah terpikat denganmu jadi bete lho ketika tahu kamu menyebarkan hoax di Facebook…
ADVERTISEMENTS
5. Kesalahan khas pemula adalah bagus di CV aja. Lalu gagal di wawancara karena nggak riset soal perusahaan dan industrinya
Sekarang, sudah banyak panduan membuat CV yang apik dan meyakinkan di internet. Dengan ini kamu bisa dengan mudah membuat CV yang cemerlang dan terstruktur. Tapi, CV yang cemerlang juga harus dibarengi dengan komitmen untuk melatih diri menyiapkan wawancara. Jangan sampai kamu datang wawancara dengan kepala yang kosong. Justru sehari sebelum wawancara, sibukkan dirimu dengan membaca-baca informasi tentang perusahaan tersebut serta industri di mana perusahaan itu berkecimpung.
Apa sih yang perusahaan itu punya, sehingga kamu memilih melamar ke sana alih-alih pemain lain di industri yang sama? Bagaimana perkembangan industri tersebut saat ini dan di masa yang akan datang — serta bagaimana ini bisa selaras dengan pengembangan dirimu sebagai individu? Jangan masuk ke bilik wawancara sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan itu!
ADVERTISEMENTS
6. Jangan terpaku di zona nyamanmu. Tak ada salahnya melamar di bidang lain yang gak kalah seru
“Aku kuliahnya Antropologi. Pas kuliah suka banget makul Antropologi Hukum. Tapi belum ada bukaan di bidang itu… nganggur aja kali ya?”
Duh, jangan nganggur cuma gara-gara nunggu lowongan pekerjaan impian! Cobalah keluar dari zona nyaman: lapangan pekerjaan yang seru ada banyak lho, dan kadang berasal dari bidang yang nggak kamu bayangkan. Cobalah kirim lamaran untuk posisi-posisi yang menantang dan mengasah banyak skill, meski industrinya sangat jauh dari latar belakangmu selama ini. Tapi ingat: kamu benar-benar harus tahu hal positif apa yang bisa kamu dapat dari posisi ini. Kalau tidak, bisa-bisa jatuhnya asal ngelamar, lagi.
Kalau 6 hal di atas bisa kamu hindari, mengunci pekerjaan yang kamu inginkan akan jadi urusan yang lebih gampang. Oh iya, ada lagi nggak kesalahan-kesalahan lain dari pencari kerja pemula yang selama ini sering kamu perhatikan? Bagi-bagi di kolom komentar yuk, supaya kita bisa sama-sama belajar! 🙂