Ada banyak jalan menuju Roma. Tapi, ada banyak jalan juga yang akan menyesatkanmu hingga kamu nggak sampai-sampai ke kota itu. Sama halnya ketika kamu memulai bisnis. Ada banyak hal yang harus kamu perhatikan supaya bisnismu berjalan lancar. Sebaliknya, ada juga yang harus kamu cermati supaya kamu terhindar dari kesalahan fatal.
Agar reputasi brand-mu tidak hancur gara-gara hal sepele, wajib hukumnya menghindari kesalahan-kesalahan berikut ini dalam berbisnis.
ADVERTISEMENTS
1. Jangan buru-buru menghabiskan modal jika kamu belum punya tabungan
Zaman sekarang, kamu pasti tergoda memulai usaha karena melihat temanmu yang tiba-tiba terjun ke dunia yang sama. “Modalnya kecil, kok!” katanya. Mungkin benar, modalnya kecil. Yang mungkin lupa dia katakan adalah uangnya di bank jauh lebih banyak dari jumlah yang dia perlukan untuk modal usahanya.
Jadi, jangan buru-buru menghabiskan uang warisan atau suntikan dari investor jika kamu belum punya simpanan dalam jumlah signifikan di bank. Sisihkan sekian persen dari rekeningmu untuk modal usaha. Dengan begitu, ketika situasi memburuk kamu bisa menyelamatkan bisnismu dengan dana pribadi. Kalau memutuskan beralih ke bidang lain pun, kamu ada modal daruratnya. Kamu gak akan gulung tikar dengan tangan hampa.
ADVERTISEMENTS
2. Jangan pernah mengomentari sesuatu ketika emosimu sedang kalut.
Seorang pengusaha bisa kehilangan kepercayaan dari calon investor, mitra kerja, atau pelanggan pentingnya akibat ketidakmampuan menutup mulut. Saat emosi mengalahkan logika, kita bisa berkata kasar dan menyakitkan. Jadi saat kamu menemui situasi yang tidak ideal dalam bisnis, tutup mulutmu rapat-rapat. Jangan memberi komentar sebelum pikiranmu tenang dan emosimu mereda.
ADVERTISEMENTS
3. Jangan pernah mengumbar janji, lalu malas memenuhinya
Jika kamu menjanjikan peningkatan laba tahunan perusahaan pada pemodalmu, tepati janjimu dengan mewujudkan peningkatan itu. Jika kamu menjanjikan pelayanan yang lebih baik, maka layanilah pelangganmu dengan senyum yang lebih lebar dan keikhlasan. Jangan pernah memberi janji yang gak bisa kamu tepati. Kinerja perusahaanmu harus sesuai dengan harapan pelanggan dan pemegang kepentingan. Jika sebaliknya, mereka hanya akan mengecapmu sebagai ‘pengobral janji’.
ADVERTISEMENTS
4. Jangan repot-repot menciptakan pasar jika kamu pada ujungnya gak mampu memasok kebutuhan pasar tersebut
Ada jargon menarik di dunia bisnis: “Jangan mengikuti pasar, tapi ciptakanlah pasar”. Bermain pada ceruk-ceruk pasar memang terlihat menggiurkan, apalagi kalau pelanggan selalu mengalir karena memang cuma usahamu yang mampu memasok kebutuhan mereka.
Jika produkmu benar-benar baru dan punya potensi besar, pastikan kamu bisa memenuhi kebutuhan pasar saat mereka datang kembali untuk produk yang sama. Kesinambungan seperti itulah yang membuat mereka menjadi setia. Kalau kamu nggak yakin bisa menciptakan kesinambungan tersebut, lupakan saja soal ceruk pasar. Pelanggan tidak akan tiba-tiba menjadi setia kalau kamu tak membiasakan mereka memakai produk atau jasamu.
Penting juga untuk segera mematenkan produkmu. Jangan sampai kamu keasyikan memasarkan produk, sampai pasarmu diambil oleh perusahaan bermodal besar yang meniru idemu.
ADVERTISEMENTS
5. Seorang pengusaha bisa gagal kalau mengandalkan tenaga murah untuk mengerjakan tugas yang penting
Ada harga, ada kualitas. Bayangkan seperti apa kualitas kerja seseorang jika dia berusaha tanpa dibayar. Selain itu, bekerja tanpa dibayar bukan berarti mereka tak punya tuntutan. Bisa jadi mereka menginginkan secuil saham, karena merasa telah berkorban banyak untuk kemajuan perusahaanmu. (Pengecualian bagi mahasiswa magang, karena imbalan yang mereka terima sudah ada walau dalam bentuk ilmu dan pengalaman.)
Lain kali, jangan percayakan tugas penting pada karyawan sukarela. Bayar saja mereka untuk mengerjakan tugas-tugas kecil. Beri mereka kompensasi dalam bentuk gaji maupun honor per proyek. Dengan begitu, mereka akan lebih terpacu untuk bekerja lebih giat.
ADVERTISEMENTS
6. Jangan pernah segan untuk mencari sebanyak-banyaknya data dan mengklarifikasi semua informasi
Sekeren apapun investor dan rekanan kamu memberi presentasi, jangan pernah malas untuk mengecek (dan mengecek kembali) semua data yang mereka berikan. Bukannya kamu gak percaya sama mereka namun terlalu mudah percaya bukanlah perilaku bijak dalam dunia usaha. Terutama jika mereka menyatut nama orang atau pabrik yang “katanya” bisa memproduksi produkmu secara masal. Ringankan langkahmu untuk menemui langsung orang yang dimaksud atau mengunjungi pabrik tersebut. Setelah semua clear dan sesuai dengan apa yang disampaikan baru lakukan tanda tangan dan transaksi.
7. Jangan terburu-buru mengekspansi usaha tanpa persiapan matang
Ekspansi di sini artinya menambah jumlah karyawan gara-gara terlalu berani mengiyakan pesanan dalam jumlah besar. Tumbuh terlalu cepat tanpa rencana yang tepat untuk menangani sekian banyak karyawan dan orderan bisa menjadi bencana bagi perusahaanmu. Meskipun kamu punya nyali dan dana yang memadai, kamu harus punya rencana yang matang untuk mengelola orang dan produk sebanyak itu. Belajarlah cara yang halus untuk menolak pesanan besar. Fokuslah pada pesanan partai kecil, sambil pelan-pelan belajar cara mengerjakan pesanan partai besar.
Pengerjaan pesanan besar membutuhkan suntikan dana besar pula. Kamu gak bisa mengandalkan uang muka dari pelanggan semata. Lagipula, pelanggan partai besar adalah pelanggan yang paling rentan menunda pembayaran. Akibatnya, cash flow perusahaanmu bisa kosong walaupun sedang mengolah banyak orderan. Inilah yang dinamakan sindrom “Death by Success“.
8. Kesalahan entrepreneur yang paling umum: Mengutamakan kuantitas daripada kualitas
Entrepreneur muda sering terjebak di antara dikotomi Working hard (berorientasi pada jumlah) dengan Working smart (beroientasi pada hasil). Dalam bisnis, seperti dalam hidup, jangan pernah paksakan dirimu dan perusahaanmu untuk bekerja berdasarkan banyaknya jam yang kalian habiskan di kantor. Percuma 12 jam di kantor kalau kalian gak menghasilkan produk yang berkualitas.
Kualitas seharusnya selalu didahulukan sebelum kuantitas. Mulailah menerapkan cara kerja yang efektif di kantormu, manfaatkan teknologi dan internet, jabarkan prioritas yang perlu dilakukan dan optimalkan cara kerja perusahaanmu secara perlahan-lahan.
9. Jangan pernah malu bertanya, meminta tolong, atau bahkan minta pinjaman pada sesama pengusaha
Entrepreneur muda seringkali punya ego dan harga diri yang tinggi ketika berjumpa teman sesama pengusaha. Padahal dari mereka, kamu bisa berbagi pengalaman, kiat dan meminta saran. Bahkan jika kamu bisa memberi presentasi yang ciamik, mereka gak akan segan memberi kamu pinjaman modal dan sebagainya. Ingat, orang sukses ialah orang yang selalu ingin menularkan kesuksesannya kepada orang lain. Untuk itu ketika kamu mendirikan usaha jangan ragu untuk membentuk dewan penasihat yang terdiri dari 2-3 orang ahli yang berkecimpung dalam bisnis, lebih ideal lagi jika dewan ini punya jaringan luas di dunia usaha.
10. Jangan sekalipun mengandalkan kesepakatan verbal. Selalu tekankan hitam di atas putih.
Selalu cantumkan semua kesepakatan di atas kertas secepat mungkin setelah kamu menemukan kata sepakat, jangan pernah ditunda. Meskipun orang yang bikin perjanjian denganmu adalah orang yang kamu kenal dan percaya, selalu bikin semuanya kontrak, MoU dan sebagainya di atas kertas. Jangan lupa bikin salinannya, lalu simpan di tempat yang aman. Jika ada butir kesepakatan yang berubah, segera informasikan seluruh pihak yang terlibat.
Orang-orang datang dan pergi. Kamu tidak bisa mengharapkan setiap kepala mengingat semua detil perjanjian kalian. Kenyataannya, kebanyakan orang hanya akan mengingat perjanjian yang menguntungkan mereka.
Untuk menjadi pengusaha memang butuh nyali yang besar, selain kemampuan dan sumber daya. Karena pribadimu sudah berani, gak perlu takut dengan kesalahan-kesalahan di atas. Jadikan itu sumber ilmu yang paling berguna untuk menghadapi tantanganmu berikutnya.