Saat ini makeup sudah jadi bagian penting dari rutinitas sebagian besar cewek di dunia. Makeup juga bisa jadi kegiatan untuk meningkatkan rasa percaya diri karena penampilan kita kelihatan lebih segar dan bersemangat. Tapi, kamu tahu nggak sih kalau dulu wanita sempat dilarang untuk berdandan dan pakai aksesori yang beragam?
Yap, zaman Romawi kuno dulu, kekayaan dan penampilan para wanita dibatasi lo. Kira-kira kenapa ya? Buat kamu yang penasaran, langsung aja simak ulasan Hipwee Style kali ini!
ADVERTISEMENTS
Pakai riasan dan parfum bisa melanggar hukum? Apa sih Lex Oppia itu? Ini jawabannya
Dilansir dari buku Roman Civilization, Lex Oppia adalah sebuah undang-undang yang mengatur tentang kemewahan dan dicetuskan pertama kali oleh Marcus Oppius. Lex Oppia ditetapkan sebagai undang-undang oleh Romawi kuno pada 215 Masehi akibat kekalahan bangsa Roma dalam pertempuran Cannae. Dalam buku Poenulus and Roman Woman, undang-undang Lex Oppia melarang wanita Romawi memiliki lebih dari setengah ons emas, mengenakan pakaian dengan kombinasi banyak warna, serta mengendarai kendaraaan yang ditarik hewan di kota kecuali pada saat hari raya keagamaan.
ADVERTISEMENTS
Kira-kira apa ya alasan Lex Oppia diberlakukan bagi pawa wanita Romawi kuno?
Dilansir dari buku The Cambrigde Ancient History, undang-undang Lex Oppia dirancang dan diberlakukan untuk mengendalikan pengeluaran atau pemborosan karena alasan sosial selama berlangsungnya Perang Punisia. Lex Oppia merupakan rangkaian dari beberapa undang-undang yaitu Lex Fannia dan Lex Didia. Lex Fannia adalah undang-undang yang membatasi pengeluaran makan malam dan jenis makanan yang bisa ditawarkan kepada tamu.
Sedangkan Lex Didia adalah pengaplikasian Lex Fannia di seluruh semenanjung Italia dengan memberlakukan sanksi bagi penyedia dan tamu pada makan malam ilegal. Penggunaan barang-barang mewah secara berlebihan bisa menyebabkan jatuhnya nilai-nilai moral Romawi. Selain itu, terlalu mendewakan kemewahan juga dianggap sebagai pendorong keserakahan dan menjadi faktor utama dalam peningkatan korupsi. Maka dari itu, pemerintah Romawi kuno memberlakukan pembatasan kekayaan dan penampilan wanita supaya nggak boros dan memicu munculnya praktik korupsi.
ADVERTISEMENTS
Romawi berhasil memenangkan perang dan terjadi pro kontra pencabutan undang-undang Lex Oppia
Roma berhasil memenangkan Perang Punisia II dan kekayaan mulai mengalir ke tangan para petinggi Romawi. Kemenangan perang pun membuat gaya hidup masyarakat perlahan berubah dari sederhana menjadi penuh kemewahan. Mereka juga ingin gaya hidup yang lebih nyaman, serta bisa mengakses beragam produk yang lebih bervariasi dan mewah. Berkat kemenangan perang, nggak ada lagi masyarakat yang kesulitan secara keuangan dan nggak ada lagi alasan bagi perempuan untuk membatasi pengeluaran. Akhirnya, tokoh Marcus Fundaricus mengusulkan pencabutan Lex Oppia.
Tenyata nggak semulus itu guys, ada pro dan kontra dalam pencabutan undang-undang Lex Oppia. Kelompok pendukung Lex Oppia berpendapat bahwa undang-undang tersebut bisa menghilangkan rasa malu terhadap kemiskinan karena semuanya berpakaian sama. Sedangkan kelompok pendukung pencabutan Lex Oppia berpendapat bahwa hak para wanita Romawi sudah sering dibatasi bahkan lebih parah daripada pria Romawi. Kenapa wanita harus terus-menerus dibatasi?
ADVERTISEMENTS
Peran wanita Romawi dalam proses pencabutan undang-undang Lex Oppia
Akhirnya para wanita Romawi menunjukkan protes dengan memblokir semua akses jalan kota dan memohon kepada para pria supaya mengizinkan para wanita kembali mengenakan perhiasan. Esok harinya, para wanita kembali turun ke jalan dengan jumlah yang lebih besar dan mengepung kota. Akhirnya, para petinggi yang berselisih menyerah pada tuntutan wanita Romawi dan Lex Oppia resmi dicabut pada tahun 195 Masehi.
Ternyata para wanita zaman dulu nggak bisa berpakaian dan menggunakan aksesori dengan bebas, ya. Salah-salah, justru bisa ditangkap karena ada undang-undangnya~