Rutinitas kecantikan termasuk perawatan tubuh merupakan kebutuhan setiap orang untuk menjaga kesehatan dan kebersihan kulit. Rutinitas ini tentunya melibatkan alat dan bahan-bahan tertentu baik dalam produk skincare maupun body care. Meski kebutuhan yang digunakan dalam rutinitas kecantikan aman untuk tubuh, tapi belum tentu aman untuk lingkungan, lo.
Bahkan, ada alat-alat dan bahan tertentu yang sering digunakan dalam rutinitas kecantikan tapi berpotensi merusak lingkungan. Kebanyakan alat dan bahan yang digunakan menimbulkan limbah bekas pakai yang tidak bisa terurai dengan baik. Beberapa produk juga ada yang mengandung bahan yang bisa mengancam ekosistem. Seperti apa rutinitas kecantikan yang bisa merusak lingkungan? Yuk simak penjelasan Hipwee berikut!
ADVERTISEMENTS
1. Menggunakan cotton bud plastik dalam jumlah yang banyak akan menghasilkan sampah plastik yang sulit terurai
Pada rutinitas kecantikan, cotton bud merupakan alat yang cukup penting. Harganya yang murah dan mudah didapat membuat kita sering menggunakannya sembarangan. Padahal, cotton bud berbahan plastik menimbulkan sampah yang sulit terurai dan jarang sekali ada daur ulangnya.
Maka dari itu, penggunaan cotton bud plastik harus diminimalkan, bila perlu beralih ke cotton bud kayu atau jika digunakan untuk membersihkan telinga saja bisa gunakan alat khusus yang bisa dipakai berulang kali dan tidak menimbulkan sampah.
ADVERTISEMENTS
2. Pisau pencukur sekali pakai sangat berbahaya bagi lingkungan, sampahnya sulit terurai dan sulit didaur ulang
Selain cotton bud plastik, pisau pencukur sekali pakai juga sama berbahayanya. Alat ini hanya bertahan satu hingga tiga minggu setelah digunakan dan harus dibuang. Padahal bahannya terbuat dari plastik dan besi yang sulit terusai. Apalagi belum ada daur ulang khusus plastik limbah bekas pisau pencukur.
Jika kamu menggunakan alat ini dalam rutinitas kecantikan, sebaiknya beralih ke cara lain yang lebih ramah lingkungan atau memilih pisau pencukur yang lebih tahan lama.
ADVERTISEMENTS
3. Menggunakan eksfoliator berbahan microbeads yang dapat mengancam kelangsungan hidup hewan air lo 🙁
Microbeads eksfoliator merupakan butiran plastik kecil yang biasanya terdapat dalam produk skincare, seperti scrub dan jenis eksfoliator lainnya. Melansir dari The Conversation, bahan ini tidak bisa larut dalam air dan saking kecil butirannya sehingga tetap bisa lolos lewat penyaringan limbah. Pada akhirnya, microbeads ini bisa mengancam kelangsungan ekosistem air terutama kehidupan hewan-hewan. Jika kamu menggunakan produk yang mengandung microbeads, sebaiknya segera beralih ke bahan lain yang alami dan ramah lingkungan.
ADVERTISEMENTS
4. Sabun cair memiliki jejak karbon tinggi yang bisa mencemari air dan mengurangi kesuburan tanah
Jika kamu tim sabun cair, sebaiknya beralih ke sabun batangan karena sabun cair memiliki limbah yang lebih banyak. Melansir dari Insteading, sabun cair menyebabkan 10x jejak karbon atau limbah karbon sisa pencucian lebih banyak daripada sabun batangan. Jejak karbon ini saat terbuang ke saluran air akan menimbulkan pencemaran yang berbahaya dan jika dibuang ke tanah bisa mengurangi kesuburan. Belum lagi kemasan sabun cair terbuat dari plastik, sementara sabun batang terbuat dari kertas yang sampahnya lebih mudah terurai.
ADVERTISEMENTS
5. Penggunaan sunscreen kimia saat berenang di laut bisa mengancam kelestarian terumbu karang
Sunscreen adalah bagian terpenting dari rutinitas kecantikan karena bisa melindungi kulit dari bahaya sinar matahari, terutama saat beraktivitas di laut. Namun, kandungan sunscreen kimia seperti oxybenzone dan octinoxate ternyata bisa membunuh terumbu karang, lo. Melansir dari Consumer Report, kerusakan terumbu karang secara global akibat paparan oxybenzone dan octinoxate sudah mencapai 6 ribu ton tiap tahun. Jadi, perhatikan dulu kandungan sunscreen yang kamu gunakan sebelum main di laut ya!
Nah, itulah beberapa rutinitas kecantikan yang baik untuk tubuh tapi ternyata bisa merusak lingkungan. Yuk kita berusaha lebih bijak lagi dalam memilih dan menggunakan alat-alat dan produk kecantikan. Semoga kita bisa ekstra cermat memilih bahan dan kandungan dalam produk, serta mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan. Jangan sampai demi kulit sehat dan cantik tapi kamu justru berkontribusi pada limbah yang berbahaya untuk lingkungan, ya!