Air adalah sumber daya alam yang paling sering kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mulai dari air untuk mandi, air untuk minum, mencuci pakaian dan masih banyak lagi. Bahkan air juga digunakan dalam proses pembuatan produk kecantikan lo. Karena tingginya penggunaan air, diprediksi dua pertiga populasi dunia akan menghadapi kekurangan air pada tahun 2025.
Untuk mengurangi dampaknya, saat ini merek kecantikan di dunia mulai mengadaptasi waterless beauty. Kira-kira seperti apa ya waterless beauty ini? Buat kamu yang sudah penasaran, yuk simak ulasan lengkapnya!
ADVERTISEMENTS
Penggunaan air pada produk kecantikan adalah sebagai pelarut dan membuat tekstur produk menjadi lebih lembut
Air menjadi salah satu bahan yang paling umum ditemukan dalam produk kecantikan. Pendiri Futurewise Studio, Shanu Walpita mengatakan kepada Vouge bahwa air dikenal sebagai pelarut yang bisa melarutkan bahan aktif berbentuk padat atau gas. Air digunakan sebagai pelarut atau sebagai sarana untuk meningkatkan konsistensi dan daya sebar pada beberapa produk perawatan kulit seperti cleanser, serum, dan parfum. Penambahan air pada formula produk bisa membuat produk kecantikan memiliki tekstur yang lebih lembut dan mudah dibentuk.
Namun, ternyata penggunaan air bisa memengaruhi tubuh dan kelestarian lingkungan sehingga banyak yang mulai mengurangi penggunaan air dan lebih banyak menggunakan bahan-bahan aktif.
ADVERTISEMENTS
Di balik beragam manfaat air untuk produk kecantikan, ternyata hal ini juga berdampak bagi tubuh dan lingkungan lo
Sebagian besar produk kecantikan didesain supaya bisa tahan dalam jangka waktu yang lama dan untuk membuat produk tersebut, air digunakan sebagai pengisi karena murah dan bisa mencegah kontaminasi. CEO merek kecantikan aN-hydra, Susanne Langmuir mengatakan bahwa air juga bisa menjadi tempat berkembangnya kuman. Produk yang menggunakan air cenderung nggak bisa stabil di dalam kemasan tanpa penambahan bahan pengawet yang bisa membunuh bakteri dan mengurangi pertumbuhan mikroba.
Produk yang menggunakan air sebagai pelarut bisa membuat kulit menjadi kering karena air cepat menguap dan membawa kandungan minyak yang baik untuk kulit. Menurut Walpita, dampak yang paling ekstrem bisa menyebabkan timbulnya jerawat dan kulit iritasi. Selain memiliki dampak bagi tubuh, penambahan air ke dalam produk kecantikan juga bisa memengaruhi lingkungan. Produk kecantikan menjadi salah satu industri penyumbang sampah karena ada beberapa produk yang menggunakan kemasan plastik yang sulit didaur ulang dan mencemari saluran air dan laut.
ADVERTISEMENTS
Istilah Waterless Beauty pertama kali dikenalkan oleh Korea Selatan dan mulai diikuti oleh negara Barat pada tahun 2015
Istilah waterless beauty ini pertama kali dipopulerkan oleh Korea Selatan dan mulai diikuti oleh negara Barat pada tahun 2015. Produk waterless beauty bisa diolah menjadi cleansing balm, serum padat, dan juga parfum. Selain itu, waterless beauty juga bisa diterapkan pada produk perawatan rambut dan makeup. Menurut Glendean Rehvan, Direktur In-Trend, waterless beauty hadir untuk meningkatkan potensi produk perawatan kulit supaya memiliki manfaat yang besar untuk kulit.
Saat ini, waterless beauty menjadi wujud dari keinginan untuk menciptakan produk yang bersih dan ramah lingkungan untuk mencapai sustainable fashion.
ADVERTISEMENTS
Saat ini sudah ada beberapa merek kecantikan yang mengaplikasikan waterless beauty ke dalam produknya
Dilansir dari laman Harpers, saat ini sudah ada beberapa merek kecantikan yang mulai mengadaptasi konsep waterless beauty, yaitu Susteau, SBTRCT, Ethique, Vapour Beauty, Ayuna, Axiology, True Skincare, dan Pinch of Colour. Ayuna menggunakan air yang diperoleh langsung dari buah lemon dan anggur. Sedangkan merek kecantikan True Skincare menggunakan ekstrak ganggang rumput laut sebagai pengganti airnya.
Demi menjaga kelestarian alam dan keberlangsungan kehidupan generasi selanjutnya, kita memang harus mulai bijak dalam menggunakan air untuk mewujudkan industri fesyen dan kecantikan yang ramah bagi lingkungan. Semoga info ini bermanfaat, ya!